PENGULANGAN BUKAN PEMAKSAAN
Oleh : Ustazah Yanti Tanjung
Mengintip kegiatan ibu-ibu tangguh di Home Schooling Mandiri Anak Usia Dini Berbasis Akidah Islam angkatan ke 10 masya Allah sungguh seru dan mengharu biru. Bagaimana ibu-ibu tersebut berikhtiar menstimulus ananda usia rentang 4-6 tahun itu belajar bangun subuh, ternyata tidak mudah dan serba salah.
📸📸 “Anak saya susah bangun subuh, kemudian wudu, rutin sholat, awal pekan masih enjoy, kemudian diakhir-akhir ini, malah menolak dan menangis, saya khawatir ada yang salah dari penyampaian kami, dalam meminta Zubair utk taat.” Keluh seorang ibu.
⚽🥎 Hampir mirip dengan kasus di atas ibu ini lebih kebingungan lagi dalam memproses anaknya, dibeginikan anak nangis dibegitukan juga nangis.
🧭🧭 “Anak saya pun baru subuh pagi ini bu tidak mau sholat, sudah mau bangun dan wudhu trus malah masuk kamar, gak mau masuk tempat sholat. Jadi kami coba rayu, tapi malah nangis. Besar kemungkinan karena mengantuk berat. Tapi sebelumnya mau saja bu untuk sholat. Jadi saya kasih kelonggaran shubuh utk tdk sholat, mesaki masih nangis. saya bingung disuruh sholat nangis, disuruh tidur lagi tambah nangis. Sampai matahari terbit masih nangis.”
🎞🎞 Ada juga ibu yang lebih nyantai menghadapi anak usia dini, menikmati prosesnya persoalan hasil tidak harus sekarang-sekarang yang penting berikhtiar.
🌱🌱 “Anak saya masih blm mau wudhu&sholat ustadzah, tapi tetap saya ajak & sampaikan ttg wajibnya wudhu & sholat meski belum mau. Untuk ritme penyampaian materi masih menyesuaikan dengan kegiatan umi nya.”
🚗🚕 Proses mendidik anak itu tidak bisa sekali jadi, tidak bisa kita banyak berharap sekali treatment anak langsung berubah apalagi anak usia prabaligh membutuhkan uslub berkali-kali untuk mendapatkan hasil dari ikhtiar pendidikan kita. Jika prosesnya benar sesuai dengan konsep dan metode pendidikan Islam maka kepribadian Islam anak akan bisa kita saksikan.
🍉🍉 Pengulangan (tikrar) adalah sebuah proses belajar dan bagian dari proses talaqqiyan fikriyyan.Jika kita ingin ananda dalam berpikirnya, maka pengulangan ini suatu keharusan. Kedalaman berpikir membutuhkan dalam mengindera fakta dan dalam menyerap informasi dan dalam mengaitkat informasi dengan fakta. Agar kedalaman tersebut didapatkan sehingga terbentuk pemahaman maka butuh pengulangan tentu juga membutuhkan variasi uslub, teknisnya jangan itu-itu saja tapi carilah variasi bahasa dan variasi kreatifitas agar pengulangan itu tidak membosankan.
🍊🍋 Mislkan kita ingin ananda bangun subuh tepat waktu, agar pemahaannya terbentuk bisa diawali dengan memberikan materi fiqh tentang shalat, bercerita seorang tokoh ahli ibadah dan rajin ke mesjid shalat subuh, waktu lain ayah mengajak anak laki-lakinya mabit di mesjid, kesempatan lain ananda dimotivasi dengan reward setiap kali bisa menaklukan waktu subuh dsb. Kekayaan strategi inilah yang akan memicu kecerdasan berpikir anak dan mensalehkan jiwanya.
🥯🥯 Ayah bunda tidak perlu terburu-buru dalam hasil, nikmati saja prosesnya, anggap saja ayah bunda sedang menyukseskan proyek besar dimana prosesnya harus sesuai SOP dan jika berhasil yang akan menikmatinya adalah ayah bunda dan umat secara keseluruhan.
🍄🍄 Terkadang kita ingin cepat-cepat melihat hasil,sekali proses saat itu juga harus kelihatan hasilnya akhirnya proses menyalahi hasil dan menyalahi aturan. Bisa jadi saat itu anak terpaksa berubah dan melakukan sesuai perintah namun besoknya tetap dipaksa lagi tanpa tumbuh kesadaran untuk melakukannya sendiri.
🌷🌷 Pemaksaan itu hanya merusak jiwa anak dan membuat anak kesal dan ngedumel tidak sampai pada ihsanul amal (ikhlas dan sesuai syariah). Akhirnya kepribadian Islam anak tak kunjung hadir dalam diri anak.
🥒🥒 Sungguh indah pepatah mengatakan :
قطرة الماء تـثـقب الحجر...
Tetesan air mampu menembus batu...
لا بالعنف...
Bukan dengan kekerasan...
لكن بالتكرار...
Tapi dengan pengulangan...
Wallaahu a'lam bishshawab
________
Sumber : Dunia Parenting
Posting Komentar