Mendudukkan Peran Ibu di Tengah Wabah Corona
Oleh: Qonita Husna Z
Ibu adalah madrasatul ula (madrasah pertama) bagi anak – anaknya. Ungkapan ini mungkin sangat sering kita dengar, namun banyak dari kaum ibu yang mengabaikan ungkapan tersebut, mereka justru melimpahkan tugas – tugas utamanya kepada para pembantu, dengan menjadikan kesibukan di luar rumah sebagai dalih untuk tidak menunaikan kewajiban – kewajiban utamanya, dampaknya yang dapat kita lihat saat ini adalah generasi muda menjadi kurang mandiri dalam segala hal, mereka cenderung menggantungkan semua keperluan – keperluannya kepada orang tua, tidak seperti generasi pemuda Islam yang sifatnya sangat bertolak belakang dengan pemuda saat ini.
Seperti halnya ketika menghadapi pandemi covid -19, pemerintah menjalankan upaya social distancing untuk mengatasi serta menghindari penyebaran pandemi covid -19 ini, dengan meniadakan seluruh aktivitas di luar rumah seperti meliburkan kegiatan belajar- mengajar selama 14 hari (wilayah Jawa Timur ) dan memindahkan proses kegiatan belajar – mengajar yang awalnya di sekolah, saat ini dilaksanakan di rumah melalui daring. Anak – anak yang diberikan tugas menumpuk oleh guru setiap harinya malah dengan santainya memasrahkan seluruh tugas – tugasnya kepada orang tua mereka, sedang mereka malah sibuk dengan dunia game di gawainya. Karena itu, menjadi pengawas bagi anak yang belajar di rumah memiliki tantangan tersendiri bagi kaum ibu. Yakni bagaimana ibu mengarahkan anak – anaknya agar selalu disiplin dengan waktu yang telah ditentukan oleh sekolah, dan disiplin mengerjakan tugas – tugas yang diberikan oleh para guru.
Bagi para ibu yang tidak terbiasa menemani anaknya belajar, seringkali mengeluh akan banyaknya tugas yang diberikan. Keadaan ini ditandai dengan ketidaksiapan kaum ibu dalam membimbing anaknya di rumah, padahal seharusnya para ibu saat ini menjadikan situasi ini sebagai suatu kesempatan emas untuk melaksanakan tugas – tugas mulianya dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada keluarga, karena social distancing yang dijalankan pemerintah ini mengharuskan para guru, murid, staf kantor, pegawai, dan lain sebagainya untuk bekerja, belajar, dan beraktivitas di rumah.
Selain itu, kita juga harus mengupayakan untuk mendekatkan diri kepada anak, seperti berusaha menjadi teman dekatnya, serta melimpahkan seluruh kasih sayang kita kepadanya, pendekatan ini juga merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk proses pembentukan kepribadian anak – anak kita.
Salah satu penyebab ketidaksiapan kaum ibu dalam membimbing anaknya yakni dikarenakan sistem pendidikan dan kesetaraan gender yang berasal dari paham kapitalisme yang kita anut saat ini, sistem tersebut telah memalingkan fungsi keibuan menuju peran pemberdayaan ekonomi
Tentunya sebagai seorang muslimah, kita harus menyadari tanggung jawab kita untuk menjadi seorang ibu yang pandai dalam mendidik anaknya dengan berbagai tsaqofah Islam, serta menanamkan akidah Islam yang lurus kepada anak-anakanya. Agar kelak, mereka menjadi generasi mujahid - mujahidah yang berkepribadian Islam yang bahagia dan selamat dunia akhirat.
1 komentar