Virus Corona Dan Lemahnya Pemerintah Kapitalis
Oleh : Rutin (Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam)
Tentu kita sudah tidak asing dengan virus yang menjadi trending topik kali ini yakni virus corona. Wabah penyakit koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai wabah COVID-19 adalah peristiwa wabah penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19). Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[1] COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019 setelah beberapa orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas dan prosedur perawatan dan vaksin yang diberikan ternyata tidak efektif.
Kemunculan penyakit diduga berhubungan dengan pasar grosir makanan laut Huanan yang menjual hewan hidup.
Kemunculan sebuah virus bukanlah hal pertama kali di belahan dunia ini. "Sebelumnya telah ada Ebola, Zika, SARS, flu burung, flu babi, Antraks, penyakit sapi gila, hingga virus corona. Semua virus mematikan ini diproduksi AS dan Israel untuk memusnahkan orang-orang di dunia." laporan Al- Watan, disadur suara.com dari The Jerussalem Post.
Wabah virus corona (Covid-19) menimbulkan lebih dari 3.000 korban jiwa dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 90 ribu di seluruh dunia.(https://katadata.co.id/amp/berita/2020/03/03/belajar-dari-vietnam-dan-singapura-dalam-penanganan-virus-corona).
Malangnya virus corona ini menjadi penyebab terpendingnya umat muslim untuk bisa melakukan ibadah umroh yang mulia. Bahkan menyebabkan biro travel merugi secara ekonomi. Termasuk di Kabupaten Gresik, salah satunya PT Sutra Tour Hidayah.
Diakui, imbas penghentian layanan umrah ini secara otomatis berpengaruh terhadap penurunan omset. Karena tiket pesawat dan hotel yang sudah dipesan tidak bisa dipergunakan.(https://klikjatim.com/pemberangkatan-jamaah-umrah-di-gresik dijadwal-ulang-biro-travel-tidak-ada-biaya-tambahan/)
Alasan penghentian sementara layanan ibadah umrah karena untuk meminimalisir penularan virus corona. Kebijakan yang dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi ini berlaku untuk semuanya, termasuk di Indonesia. Terlebih lagi Indonesia masuk dalam list salah satu negara dengan potensi penyebar virus corona. (https://www.suara.com/news/2020/02/13/094407/klaim-media-arab-virus-corona-hasil-konspirasi-as-dan-israel-lawan-china).
Dalam hal ini langkah kebijakan pemerintah Arab tak bisa sepenuhnya disalahkan. Bahkan tepat atas ketegasannya melarang masuknya orang- orang dari negara lain ke negaranya karena wabah virus corona ini. Dan memang itulah solusi tepat secara islami saat terjadi wabah di dunia. Orang dari dalam negeri dilarang keluar, yang dari Luar negeri dilarang masuk. Jika pemerintah Arab tidak tegas dalam hal ini akan bisa membahayakan warganya. Karena penularan virus corona begitu cepat dan belum ada vaksinnya.
Sementara pemerintah Indonesia masih lambat dalam kebijakannya padahal virus corona tengah mewabah di dunia. Tidak hanya lambat tapi juga lemah dalam penanganannya. Tidak sigap seperti yang dilakukan Arab, Vietnam dan Singapura.
Adapun Vietnam dan Singapura karena pemerintahnya peduli terhadap rakyatnya, kedua negara ini cepat tanggap dan sigap dalam menyembuhkan warganya yang telah terkena virus. Di antaranya, pemerintah Tiongkok mendirikan dua rumah sakit khusus hanya dalam waktu 10 hari untuk menangani pasien yang terdampak paling serius.
Otoritas Tiongkok juga mengalihfungsikan belasan stadion olahraga dan tempat-tempat pertemuan sebagai rumah sakit keliling untuk merawat pasien dengan gejala ringan.
Sekitar 32 ribu ahli, dokter, dan petugas medis dikerahkan untuk memperkuat penanganan kesehatan di Provinsi Hubei. Tiongkok juga memperketat aturan perbatasan di sejumlah kota dan menunda jadwal masuk sekolah, kantor, dan pabrik sejak libur Tahun Baru Imlek untuk mengurangi pergerakan dan kontak di antara warganya.
Singapura juga melaporkan sebagian besar warganya yang terjangkit virus corona dinyatakan telah sembuh. Dari 108 orang yang terinfeksi, 78 di antaranya dilaporkan sembuh.(https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/berita/2020/03/03/belajar-dari-vietnam-dan-singapura-dalam-penanganan-virus-corona?espv=1)
Duta besar RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya mengungkap tiga hal yang bisa menjadi contoh dari Pemerintah Singapura dalam menghadapi epidemi virus corona.
Pertama, transparansi. Pemerintah Singapura secara reguler memberikan informasi kepada masyarakat melalui Kementerian Kesehatan. Hal ini memungkinkan KBRI Singapura menyampaikan informasi terbaru dalam bentuk rilisan untuk dibagikan kepada masyarakat. Sementara Indonesia belum ada upaya menghimbau masyarakatnya hingga tingkat RT.
Kedua, kekompakan dan kerja sama Kementerian Kesehatan dengan pihak internasional, seperti yang dilakukan dengan Malaysia.
Minimnya transparansi dan kekompakan kerja tim di negara kita saja sudah menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menjaga keamanan dan kesehatan warganya. Inilah ketika ideologi sebuah negara tidak jelas. Sebagian besar warganya beragama muslim, tapi aturan yang dipakai bukan aturan Islam. Bukan berarti Aturan Islam hanya untuk Islam. Tapi Aturan Islam untuk dunia. Jika ini yang dijadikan pedoman dalam mengatur negara dan rakyatnya maka akan berkah sebuah negara. Tidak akan bingung jika ada masalah wabah menyerang dan akan tahu cara mengatasinya dengan pemikiran jernih dan sikap tanggap.
Di dalam Islam telah dijelaskan bahwa langkah pertama dalam menangani virus corona adalah sebagaimana yang telah dilakukan kholifah Umar bin Khattab saat diserang Wabah. Maka langkah pertama adalah melarang warganya keluar dan melarang warga asing masuk negaranya. Dan ini sudah diterapkan negara Arab. Tapi pemerintah kita tidak bertindak demikian. Masih saja membolehkan turis cina masuk ke Indonesia dengan alasan menambah pundi- pundi perekonomian negara. Nyawa rakyat tiada guna, dibanding keuntungan duniawi yang sifatnya merugikan dan sementara. Inilah buah kapitalisme yang telah meracuni jiwa dan pemikiran penguasa. Mereka rela memisahkan agama dari kehidupan hanya demi kenikmatan dunia semata. Bukan menjadikan amanah kekuasaan untuk maslahat umat guna bekal kehidupan akhirat. Inilah dunia yang penuh dengan tipu daya. Semoga kita terlindungi dari tipu daya dunia yang melenakan. Maka menjadi kunci benteng keimanan adalah meningkatkan kedekatan kepada Sang Kholiq yakni Allah, dan semangat menjalankan syariat Islam yang telah diturunkan.
Posting Komentar