1 Juta Orang Terinfeksi Virus Corona dalam 12 Hari Terakhir
Dalam 12 hari terakhir, ada penambahan 1 juta kasus virus corona SARS-CoV-2 di seluruh dunia. Pada 2 April 2020, kasus virus corona di seluruh dunia tembus 1 juta kasus. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat pada 14 April 2020 menjadi hampir 2 juta kasus.
Hingga Selasa (14/3) pukul 11.00 WIB, peta online persebaran COVID-19 milik John Hopkins University mencatat ada 1.920.618 kasus di seluruh dunia. Jumlah tersebut diprediksi bakal meningkat hingga lebih dari 2 juta kasus dalam beberapa jam ke depan, ketika pengumuman penambahan kasus baru pada hari ini diumumkan.
John Hopkins University sendiri menyebut data yang mereka tampilkan bakal diperbarui secara berkala. Data yang digunakan berasal dari WHO, CDC, Komisi Kesehatan Nasional Republik Rakyat China, Worldometer, dan Dingxiangyuan, situs jejaring sosial untuk para tenaga medis profesional yang menyediakan informasi wabah virus corona secara real-time.
Menurut catatan mereka, Amerika Serikat (AS) menjadi negara penyumbang kasus terbanyak dengan total 582.607 kasus. Di bawah AS ada Spanyol (170.099 kasus), Italia (159.516 kasus), Prancis (137.877 kasus), dan Jerman (130.072 kasus) sebagai lima negara teratas yang punya kasus virus corona terbanyak.
Sebanyak 449.949 orang berhasil sembuh dari COVID-19. China menjadi negara dengan catatan pasien sembuh terbanyak dengan jumlah 78.148 pasien. Jumlah tersebut diikuti oleh Spanyol (64.727 pasien), Jerman (64.300 pasien), Iran (45.983 pasien), dan AS (44.261 pasien).
Kasus kematian pasien COVID-19 sendiri telah mencapai 119.687 orang.
AS menjadi negara dengan korban meninggal terbanyak dengan catatan 23.628 orang. Posisi mereka diikuti oleh Italia (20.465 kematian), Spanyol (17.756 kematian), Prancis (14.967 kematian), dan Inggris (11.329 kematian) dalam lima negara teratas jumlah kematian pasien COVID-19 terbanyak.
Dengan catatan tersebut, rata-rata kematian pasien COVID-19 di seluruh dunia mencapai 6,23 persen. Angka tersebut lebih rendah dari tingkat kematian pasien COVID-19 di Indonesia yang mencapai 8,75 persen.
Menurut catatan John Hopkins University, Indonesia telah memiliki 4.557 kasus virus corona dengan 399 pasien meninggal. Mereka juga menunjukkan secara implisit bahwa kasus virus corona di Indonesia bisa mencatat tambahan 2.000 kasus dalam seminggu terakhir.
Sebagai catatan, data yang disampaikan John Hopkins University bisa jadi lebih rendah dari jumlah infeksi virus corona yang sebenarnya. Lonjakan jumlah kasus virus corona sendiri bisa jadi wajar kala negara-negara di seluruh dunia melakukan tes diagnostik secara masif.
Meski demikian, WHO menyarankan agar tes tersebut diikuti oleh lockdown atau karantina wilayah. Tujuannya agar pemerintah suatu negara tidak hanya melakukan tracing orang terinfeksi, tetapi juga membatasi persebarannya. [kumparan]
Posting Komentar