Beredar Surat Terbuka PDUI (Perhimpunan Dokter Umum Indonesia) Kepada Jokowi: Satu Dokter Mati Perlu Bertahun Cari Ganti, Beda Dengan Menteri Yang Bapak Miliki
Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Jokowi.
Artikel ini telah tayang di Rmol.id
PDUI menyoroti cara pemerintah pusat menyelesaikan permasalahan wabah virus corona yang kian hari meningkat angka kasusnya di Indonesia.
Keluhan dan aspirasi itu dituangkan dalam bentuk surat terbuka, yang diberi judul 'Negaraku Jangan Kalah' yang ditulis di Jakarta, pada Jumat (10/4).
PDUI menulis, sebaran virus corona kian meluas hingga pelosok. Data per Jumat, kasus positif sudah tersebar di 34 provinsi di Indonesia. PDUI meminta agar Jokowi tidak terbuai janji manis jajarannya.
"Lupakan janji menterimu bahwa pada 31 Maret 2020 ada 4,7 juta masker produksi BUMN siap disebar ke seluruh negeri, yang belakangan diakui belum ada BUMN produksi APD," tulis PDUI.
PDUI meminta Jokowi bisa lebih tegas lagi dalam mengambil sikapnya. “Gunakan kepalan tanganmu, gunakan ujung telunjukmu, gunakan suara kerasmu. Perintahkan para menterimu, aparatmu, jenderalmu, TNI dan Polisi yang ada dikendalimu. Kuasai seluruh negeri ini, atur hingga ke pelosok negeri ini, perintahkan seluruh rakyatmu,” ujar PDUI dalam surat panjang yang ditanda tangani oleh Ketua Umum PP PDUI, Abraham Andi Padlan Patarai.
PDUI memohon agar Jokowi menjerat pihak yang menjual APD dengan harga tinggi, serta menggunakan banyak Undang-Undang untuk menghadang tindakan mereka. "Wahai negaraku, lawanlah, perkasalah. Janganlah Negaraku KALAH," seru PDUI.
PDUI meminta Jokowi kembali mencermati berbagai kasus yang ada terkait wabah Covid-19. Kematian para tim medis sebagai garda depan wabah ini, menjadi sebuah keprihatinan yang dalam yang tidak boleh diabaikan begitu saja.
"Lihatlah jumlah sejawat kami para dokter yang meninggal dunia sudah lebih dari 30 orang. Sampai berapa lagi yang harus dijumlahkan dalam daftar kematian yang mengenaskan ini? "Satu saja dari para dokter mati, perlu waktu bertahun-tahun untuk menjadikan pengganti. Beda dengan menteri-menteri yang bapak miliki, satu saja mati, esok hari berbondong yang mengajukan diri."
PDUI menekankan, Jokowi menggerakkan seluruh kekuatannya dengan tindakan cepat untuk mengamankan seluruh rakyat Indonesia dengan langkah nyata. PDUI mengingatkan, jangan sampai orang nomor satu di negeri ini mencatatkan kelemahannya sebagai pemimpin. "Jangan ada di kemudian hari di kedukaan abad ini akan mencatat namamu sebagai pemimpin yang terlena dan tak berdaya menghadapi corona. Jangan ada cerita pada cucu cicitmu nanti, negara ini kalah di kala dipimpin kakek buyutnya yang tak siaga melawan corona."
Artikel ini telah tayang di Rmol.id
Posting Komentar