Hampir Seribu Petugas Medis di New York Positif COVID-19
Jakarta - Rumah sakit umum di New York, Amerika Serikat, melaporkan sebanyak 3 ribu petugas medis sakit dan 924 diantaranya dinyatakan positif penyakit virus corona 2019 atau COVID-19. Virus yang pertama kali menyebar di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu telah nyata mengoyak para pekerja medis yang ada di garis depan dan berhubungan langsung dengan pasien terinfeksi di megapolitan itu.
Lembaga pengelola jaringan 11 rumah sakit umum kota dan fasilitas perawatan jangka panjang, dan klinik di New York, Health+Hospitals, menerangkan, petugas medis berusaha menjaga masyarakat tetap aman di rumah sakit, klinik, dan panti jompo. "Siang dan malam mereka datang untuk bekerja, dan mendedikasikan diri untuk merawat dan mendukung pasien," bunyi pernyataan Health+Hospitals, seperti dikutip dari laman New York Post, Rabu 15 April 2020.
Namun, Health+Hospitals memandang yang terjadi saat ini menakutkan. Mereka mempekerjakan seluruhnya 39-45 ribu petugas medis.
Pandemi ini telah menggeliat pada staf medis yang melakukan pekerjaan heroik merawat pasien dalam kondisi stres dan berbahaya, yang membuat rumah sakit berada di posisi yang tidak nyaman. Dokter dan perawat secara teratur terpapar virus corona, tertular langsung dari pasien yang sakit. Namun, jika terlalu banyak pertugas yang absen, tidak dapat bekerja dan positif COVID-19, berisiko pada kinerja rumah sakit yang tidak maksimal.
Health+Hospitals mengeluarkan memo yang menyarankan pekerja harus memberikan catatan atau dokumentasi dokter bahwa mereka menderita COVID-19 atau penyakit lain. New York adalah episentrum wabah penyakit itu di Amerika Serikat dengan lebih dari 11 ribu warga New York di seluruh negara bagian telah meninggal karenanya.
Untuk seluruh Amerika, data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan lebih dari separuh petugas kesehatan terinfeksi virus corona COVID-19 saat melakukan kontak dengan pasien atau rekan kerja. Itu sebabnya CDC menetapkan para petugas kesehatan harus diperiksa untuk gejala demam dan gangguan pernapasan pada setiap awal pergantian waktu kerja.
Mereka juga diharuskan mendapat prioritas dalam tes virus corona, dilengkapi dengan alat pelindung diri yang tepat dan terlatih dalam penggunaannya, serta dilarang bekerja saat sakit. [tempo.co]
Posting Komentar