Ancaman Kelaparan Telah Melanda Dunia Ditengah Wabah Covid-19
Oleh: Mira Sutami H (Pemerhati Sosial dan Generasi)
Penamabda.com - Dampak dari terjadinya wabah covid 19 sudah mulai meresahkan dunia. Hampir seluruh negara merasakannya. Mulai dari kurangnya peralatan bagi tenaga medis, masker hingga ketahanan pangan dirasakan oleh penduduk dunia ini. Kelaparanpun mulai dirasakan oleh beberapa wilayah di dunia.
Lembaga dunia World Food Program mengatakan masyarakat dunia menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran dalam beberapa bulan lagi akibat resesi ekonomi yang dipicu pandemi COVID-19 atau virus Corona.
Saat ini ada 135 juta orang menghadapi ancaman kelaparan. Proyeksi dari WFP menunjukkan jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat menjadi 270 juta orang.Jumlah ini masih bisa bertambah karena ada sekitar 821 juta orang yang kurang makan. Sehingga, total warga dunia yang bisa mengalami bencana kelaparan melebihi 1 miliar orang.
Sejumlah negara yang menempati peringkat terburuk terkait ancaman kelaparan adalah Yaman, Kongo, Afganistan, Venezuela, Ethiopia, Sudan Selatan, Suriah, Nigeria dan Haiti. PBB mengingatkan wabah virus Corona ini bisa menyebar juga ke Afrika dan menyebabkan bencana kemanusiaan besar. (Tempo.Co, 23 April 2020)
Tak ubahnya dengan negara-negara lainnya lndonesia juga mengalami hal yang sama. Sebelum wabah terjadi 22juta penduduk negeri agraris ini mengalami kelaparan. Hal itu sesuai dengan pernyataan dari ketua tim peneliti pada laporan ADP tentang peningkatan ketahanan Mark W. Rosegrant.
“Seperti banyak negara lain di kawasan Asia dan Pasifik, sektor pertanian dan ekonomi Indonesia telah membuat kemajuan besar selama beberapa dekade terakhir. Tapi 22 juta orang di Indonesia masih mengalami kelaparan kronis,” ujarnya. (Republika, 6 November 2019)
Apalagi sekarang ini bisa dibayangkan berapa banyak penduduk negeri yang mengalami kelaparan ketika wabah yang sulit diprediksi kapan berakhirnya. Fakta di lapang menunjukkan rakyat yang meninggal akibat kelaparan ditengah wabah menjangkiti di negeri ini. Memang kemungkinan jumlah kelaparan bisa meningkat hingga 2 kali lipat karena memang sebelumnya APDN sudah mengalami krisis sebelum wabah terjadi.
Masyarakat saat ini sedang mengalami masa-masa sulit bagaimana tidak kondisi wabah semakin parah terbukti jumlah pasien positif covid 19 dan meninggal akibat covid 19 mencapai ribuan. Gelombang PHK menggila, dan tidak adanya jaminan ketersediaan pangan dari pemerintah. Wahasil umat makin resah akan nasibnya esok hari apakah dia mati kelaparan atau mati terpapar covid 19. Sungguh derita umat dipusaran kapitalisme sangat memperhatinkan.
Fakta tersebut menggambarkan kapitalisme menghasilkan jurang yang mendalam antara si kaya dan si miskin baik pada level individu hingga bangsa. Sungguh kapitalisme yang diterapkan di dunia saat ini telah gagal mengatasi masalah pangan. Kondisi semakin memburuk ketika wabah melanda. Hal tersebut merupakan salah satu tanda bahwa kehancuran peradapan dibawah hegomoni kapitalisme.
Maka akan datang era baru yaitu kemenangan lslam. Sesungguhnya lslam bisa memecahkan masalah ketahanan pangan baik dimasa pandemi maupun tidak. Pemimpin dalam lslam (khalifah) akan berusaha untuk meriayyah seluruh urusan umat dengan rasa keimanan dan ketakwaan kepada Allah dan berusaha untuk menjamin seluruh kebutuhan sandang, papan, perumahan, kesehatan, pendidikan,dan keamanan. Karena hal itu merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Jaminan tersebut akan bisa dinikmati tiap individu bukan kelompok tertentu.
Dalam masa pandemi ataupun tidak jaminan pangan serta jaminan lainnya akan terpenuhi. Pembiayaan kebutuhan masyarakat bisa diambil dari kas negara yang berasal dari pengolahan kekayaan alam yang merupakan kepemilikan umum dan lain sebagainya.
Bila wabah berkepanjangan dan negara dalam kondisi krisis maka khalifah tetap akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Jalan yang akan diambil adalah dengan meminta bantuan wilayah yang masuk ke dalam wilayah kekhalifahan yang merupakan wilayah yang kaya raya. Jadi dalam hal ini rakyat akan tetap terjamin seluruh kebutuhan pokoknya terutama pangan. Seorang khalifah tak akan tinggal diam karena merasa bahwa setip pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Dalam masa wabah selain pangan negara juga akan mengurusi urusan kesehatan umat. Maka khalifah akan membuat kebijakan karantina bagi wilayah yang terpapar wabah tidak diperbolehkan seorang yang berada di wilayah tersebut untuk keluar dan tidak diizinkan bagi penduduk wilayah lain untuk masuk kewilayah tersebut. Agar wabah tidak menyebar ke mana-mana. Tapi tetap kebutuhan pokok masyarakat di wilayah wabah akan dipenuhi oleh negara.
Bukan hanya itu saja negara akan menerjunkan ilmuan-ilmuan untuk mencari vaksin atau obat terbaik yang bisa mengobati para pasien yang terkena wabah. Juga menerjunkan tenaga medis yang terbaik. Alat-alat medis yang terbaik dan siap tersedia untuk para medis dan pasien.
Upaya tersebut membuat umat merasa tenang. Wabah bisa diselesaikan dengan tuntas. Dan tentu kelaparan tidak akan terjadi ketika lslam memimpin dunia. Terbukti aturan yang turun dari wahyu Allah dapat menyelesaikan seluruh probematika umat termasuk kelaparan di tengah wabah yang melanda. Dan sudah selayaknya umat kembali pada pangkuan lslam bila ingin hidup sejahtera, aman dan tenang.
Posting Komentar