Kebijakan Ambyar Gerbang Corona jilid 2
Oleh: Rifdah Nisa (Ibu Rumah Tangga, Yosowilangun, Lumajang)
Penamabda.com - Viral #indonesiaterserah, yang merupakan wujud kekecewaan tenaga medis sebagai garda terdepan melawan covid-19.
Kebijakan inkonsistensi pemerintah untuk menangani pandemi covid-19 menuai kegagalan. Ditengah pasien covid-19 semakin bertambah pemerintah justru memberi kelonggaran bagi pemudik.
Muncul kebijakan baru dari menteri perhubungan tentang pelonggaran moda transportasi umum yang tidak sinkron dengan penerapan PSBB. Dirilis dalam (www.mediaindonesia.com). Pasca MENHUB membuka ijin penerbangan ditengah pandemi covid-19 menimbulkan kelonjakan penumpang, bahkan antrean calon penumpang pesawat terbang mengular hingga puluhan meter. Tak hanya transportasi tempat-tempat perbelanjaan pun ramai dikunjungi jelang hari raya kepadatan pengunjung utamanya disupermarket, antrean di kasir mengular dan pembeli membawa keranjang penuh untuk dibayar (www.kompas.com).
Kelonggaran moda dan ramainya tempat perbelanjaan menunjukkan kebijakan inkonsistensi terhadap penerapan PSBB untuk melawan penyebaran covid-19. Hal ini berdampak memperpanjang masa pandemi. Kebijakan menggampangkan dari pemerintah saat ini. Wajar pihak medis menunjukkan kekesalannya lewat tagar hastag tersebut.
Lepas tangan pemerintah terhadap rakyat ini adalah ciri dari penerapan sistem kapitalis. Negara hanya akan mengeluarkan kebijakan yang dirasa menguntungkan penguasa dan korporasi.
Rakyat hanya menjadi tameng dalam setiap kebijakan untuk memuluskan tujuan. Tak ada renstra yang dbuat oleh pemerintah dalam penanganan covid 19, bahkan sanksi hanya sekedar wacana bagi pelanggar PSBB. Kebijakan ambyar justru yang nampak ditengah-tengah masyarakat.
Lockdown ditolak karena negara tak mampu memenuhi kebutuhan rakyat, jalan extrem yang dtempuh ketika PSBB gagal adalah herd immunity solusi tak manusiawi membiarkan 70% warga terjangkit covid untuk membentuk imunitas komunal, yang kuat bertahan yang tidak kuat gugur.
Penanganan Pandemi dalam sistem kapitalis yang negara kita terapkan telah gagal. Berbeda dalam pandangan islam penanganan pandemi memiliki 3 prinsip;
1. Lockdown sesuai hadist Rasulullah.
"Apabila kalian mendengar wabah disuatu tempat maka janganlah memasuki tempat itu dam apabila terjadi wabah sedangkan kamu berada ditempat itu maka janganlah keluar darinya" (HR. Imam Muslim).
2. Mengisolasi yang sakit.
"sekali-kali janganlah orang yang berpenyakit menular mendekati yang sehat"(HR. Bukhori).
3. Mengobati pasien hingga sembuh.
"sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat dan diadakanNya bagi tiap-tiap penyakit obat, maka berobatlah kamu tetapi jangan nerobat dengan cara yang haram".
Sungguh ketiga prinsip ini solusi tepat dalam menangani pandemi sebagaimana beberapa negara telah mempraktekkan dan sukses menangani pandemi.
Wallahu a'lam bishowwab.
Posting Komentar