Lelang Agama, Demi Dunia
Oleh : Novianti
Penamabda.com - Lagi-lagi dunia maya heboh oleh ulah salah seorang selebgram, Sarah Keihl, perempuan yang mengunggah video dirinya dan menyatakan ingin melelang keperawanannya untuk membantu melawan Covid-19. Kontan video kontroversi yang diposting 20 Mei 2020 langsung direspon para netizen. Satu jam kemudian video sudah dihapusnya dan belum 24 jam, muncul klarifikasi dan permintaan maaf dari pelaku kepada publik atas kegaduhan yang ditimbulkan.
Ia mengaku bahwa konten video yang dia buat karena merasa kecewa terhadap pihak-pihak yang tidak disiplin menjalani protokol kesehatan selama masa PSBB yang ditetapkan pemerintah. Untuk menebus kesalahannya, ia akan membagi 1000 sembako dari uang pribadinya yang diperoleh dengan cara halal.
Harus diakui, di era digital saat ini, aksi nyeleneh demi panjat sosial (pansos) makin marak saja. Banyak tindakan aneh melanggar norma dilakukan oleh para You Tuber, Selebgram. Sebelum aksi Sarah ini, viral YouTuber Ferdian Paleka yang melakukan prank pemberian sembako padahal berisi sampah. Disusul YouTuber Indira Kalistha yang meremehkan corona. Konten-konten sejenis yang unfaedah lainnya memenuhi dunia maya. Kualitas konten tidak lagi prioritas demi mendulang like dan subcribe.
Profesi YouTuber, selebgram, dan artis medsos lainnya memang sedang naik daun dan sangat menggiurkan. Penghasilan yang bisa mencapai hingga milyaran rupian dan kehidupan glamour yang kerap dipertontonkan tak ditampik menjadi daya tarik utama.
Profesi YouTuber tentunya tak masalah selama kontennya positif dan bermanfaat untuk umat. Qari’ Muzammil Hasballah, dai Felix Siauw, atau motivator Oki Setiana Dewi adalah sederet You Tuber yang memanfaatkan media sosial untuk memberikan edukasi, informasi, pengetahun dan pencerahan pada umat.
Namun, membuat konten berkualitas tidak mudah, tidak bisa asal cuap. Perlu kesiapan yang mumpuni tidak hanya ilmu tertentu, melainkan harus didukung oleh seperti komunikasi, design agar menjadi suguhan yang menarik.
Hukum Prank
Prank banyak dipilih oleh para You Tuber demi menjadi viral. Cara ini dianggap candaan dan hiburan.
Prank secara bahasa dalam kamus artinya kelakar, olok-olok, seloroh, sendagurau, menipu/mengibuli seseorang. Dimana pelaku bertujuan untuk bercanda dan bermain-main dengan “mengerjai” seseorang agar kaget, bingung atau ling-lung sementara.
Tingkat becandanya mulai dari yang ringan sampai yang berat (super trap). Bahkan pernah ini dijadikan program pada salah satu televisi. Meski korban prank pada akhirnya tidak mempermasalahkan dan dianggap sebagai hiburan, namun hal ini tidak sesuai dengan prinsip islam.
Sebagaimana pada zaman Rasulullah ketika suatu hari seseorang menyembunyikan cambuk milik sahabat yang sedang tertidur. Waktu terbangun, orang itu ketakutan karena merasa kehilangan cambuk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang Muslim membuat takut Muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
Islam juga melarang berbohong, meski dengan dalih becanda. Allah Subhana waTa'ala berfirman,
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS An-Nahl : 105).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah orang yang berbicara, padahal ia berbohong untuk sekadar membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dalam hadits lain, “Seorang hamba tidak beriman dengan sempurna, hingga ia meninggalkan berkata bohong saat bercanda dan meninggalkan debat walau ia benar.” (HR Ahmad).
Dalil-dalil di atas jelas menunjukkan perilaku prank merupakan bentuk pelanggaran terhadap syariat Islam. Islam melarang membuat seseorang kaget dan takut, bercanda yang keterlaluan atau di luar batas, bisa membuat seseorang kaget dan marah atau tidak ridha, karena tidak semua orang suka “dikerjai” atau dibuat malu.
Islam membolehkan becanda namun ada batas-batasnya yang harus diperhatikan. Selain dilarang menakut-nakuti dan mengandung kebohongan, tidak boleh ada kebathilan, mengolok-olok agama. Bahkan Islam melarang becanda berlebihan hingga banyak tertawa. Rasulullah mengingatkan hal tersebut: “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. At-Tirmidzi).
Masih banyak hiburan lain yang hukumnya mubah dan bermanfaat, tak mesti dengan melakukan prank.
Bagi seorang mukmin wajib berfikir sebelum berkata dan bertindak sebagai bentuk kehati-hatian. Ia harus mengisi waktunya dengan aktivitas yang produktif, tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak ada faedahnya sama sekali apalagi jika bertentangan dengan agama. Apa yang keluar dari lisan, yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban.
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra: 36).
Prank, Buah Sistem Sekuler Kapitalis
Tidak dipungkiri sikap melampaui batas di media sosial termasuk perbuatan prank adalah buah dari rahim sekuler kapitalis yang diterapkan saat ini. Agama terpisah dari kehidupan dan keuntungan materi menjadi prioritas tujuan. Sehingga tidak ada pertimbangan halal haram kecuali demi menggemukkan pundi pundi dan meraih kepopuleran. Agama dilelang, demi keuntungan dunia.
Sikap ini pula yang ditampilkan oleh penguasa. Seringkali rakyat dihadiahi prank oleh berbagai kebijakan. Seperti disaat rakyat menjerit, iuran BPJS justru melejit sementara para pejabatnya menikmati gaji selangit. Saat rakyat berjibaku melawan Corona, para anggota dewan justru membahas RUU Cilaka. Saat pandemi belum usai, rakyat dibuat terkaget-kaget dengan kebijakan plin-plan yang membingungkan. Jutaan pengangguran membutuhkan pertolongan dihadiahi kartu pra kerja yang faktanya bagi-bagi proyek di lingkaran istana.
Tingkah laku penguasa ini di'copy paste' oleh rakyat. Diksi "tapi bo'ong" yang kerap muncul menanggapi janji-janji penguasa mencerminkan berbohong sudah menjadi mentalitas penguasa. Bekerja untuk rakyat sebatas jargon yang nol dalam implementasi karena kebijakan-kebijakan yang dibuat tidak berpihak pada rakyat.
Sikap penguasa dalam sistem sekuler-kapitalis yang menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan, meraup keuntungan tanpa peduli merugikan orang lain, telah menyebar aroma kebusukan di negeri ini. Negeri pun diliputi tipu muslihat lantas aromanya dihirup rakyat.
Kondisi ini tentunya sangat berbahaya karena akan mewariskan keburukan dan yang pasti negara ini akan jauh dari keberkahan. Penguasa yang sering membohongi rakyatnya pasti akan menuai kebencian dan caci maki. Pemimpin yang menipu rakyat, Allah haramkan mencium bau surga.
وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ
“Seburuk-buruk para pemimpin kalian adalah yang kalian benci dan mereka pun membenci kalian; yang kalian laknat dan mereka pun melaknat kalian.” (HR Muslim).
Karenanya, sudah saatnya tatanan kehidupan mulai dari keluarga hingga negara kembali dilandaskan pada agama. Agama diberi ruang sebagaimana mestinya mengatur hubungan manusia-Allah, manusia-manusia dan manusia-lingkungan. Dan hanya Islamlah yang memiliki konsep utuh atas itu semua.
Islam mengajarkan ketaatan pada Allah sebagai dasar bagi bangunan negara, masyarakat dan keluarga. Aqidah Islam menjadi qiyadah fikriyyah yang diemban oleh negara. Rida Allah adalah tujuan dari amal perbuatan. Standar perbuatan adalah hukum syara bukan timbang akal manusia.
Bila rida Allah menjadi tujuan amal, maka penguasa tak berani bermain-main dengan kekuasaannya untuk menipu rakyat. Jabatan difungsikan untuk menjamin pelaksanaan konsep Ilahi. Rakyat diurus dan mendapat layanan yang penuh kejujuran. Sehingga segala fasilitas menjadi lahan dakwah dan beramal saleh.
Kasus Sarah Keihl, Ferdian Paleka, atau Indira Kalistha tak akan muncul saat semua diajak muhasabah. Sudahkah setiap amal untuk meraih rida Allah SWT?
Kita patut khawatir Allah SWT akan mencabut keberkahan dari muka negeri ini jika kita tak segera berbenah. Mencampakkan semua sistem dan menggantinya dengan sistem yang mengagungkan Allah adalah keputusan yang harus disegerakan. Bumi ini milik Allah, selayaknya diatur dengan aturan dari Dzat Pemiliknya.
Wallahu'alam.
Posting Komentar