Meraih Kemenangan Hakiki Pasca Ramadhan
Oleh : Putri Oktavia Lestari (Aktivis Muslimah)
Penamabda.com - Idul Fitri atau akrab disapa “Lebaran” identik dengan hari kemenangan. Mengapa demikian? Karena menggambarkan keberhasilan melaksanakan puasa sebulan penuh diiringi rangkaian ketaatan lain seperti : tilawah Qur'an, sholat tahajud, ikut kajian, shodaqoh, memakai pakaian syari dsb. Apalagi di bulan Ramadhan Allah janjikan pahala yang berlimpah, ampunan yang luas, dan ada penghargaan di penghujung Ramadhan dengan menghadirkan Lailatul qadar malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Satu bulan lamanya ummat muslim menempuh akademi Ramadhan, dengan padatnya kurikulum ketaatan. Sehingga tibalah bulan Syawal sebagai ajang wisuda bagi para pelajar Akademi Ramadhan. bersyukur bagi muslim yang berhasil melewati setiap pembelajaran taat, di bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Karena ijazah ketakwaan, hanya akan diberikan pada pelajar yang berhasil mengikuti Akademi Ramadhan, dan mengaplikasikannya di sebelas bulan setelah Ramadhan.
Fakta Lebaran
Fakta Individu dan Masyarakat
Setelah Akademi Ramadhan berakhir, maka ada tiga kategori kelulusan bagi setiap muslim. Yaitu : lulus murni, lulus bersyarat, atau malah gagal. marilah muslim bermuhasabah dengan harapan besar mendapat kelulusan murni sehingga segala amal ibadah dapat diterima. Namun tak hanya fokus pada diri sendiri, hendaknya menengok saudara muslim disekitar kita. Jika pada saat Ramadhan, hampir setiap muslim menggunakan pakaian syari dan serial televisi pun penuh dengan nuansa islami. Akan tetapi ketika datang bulan syawal, pakaian syari mulai ditinggalkan dan tayangan televisi mulai mempertontonkan aurat. Masjid yang ramai dengan jamaah tarawih dan lantunan ayat suci, kembali menyepi, hanya dihadiri oleh lansia saja. Aurat yang tertutup hijab syar’i, kembali terbuka sebagai ajang aktualisasi diri. Program-program televisi yang bernuansa religi pun kembali sarat pornografi. Tempat-tempat hiburan yang tutup saat ramadhan, kembali terbuka dan ramai dikunjungi.
Fakta Negara
Bahkan yang lebih parah kemaksiatan sebelum Ramadhan, masih langgeng dijalankan hingga syawal tiba. seperti riba dan abainya negara dalam mengurus rakyat sesuai syariat islam. inilah kemaksiatan terbesar. karena mengabaikan hukum Allah dalam mengatasi virus corona, yang akhirnya menimbulkan kerusakan besar ditengah ummat, kelaparan melanda, pekerja banyak yang di PHK, sedang TKA bebas bekerja, mahasiswa dan dosen yang tak sanggup mengikuti perkuliahan jarak jauh (PJJ), mirisnya ada mahasiswa tewas sebab berupaya mencari sinyal sampai ke pohon, narapidana yang keluar kembali berulah, tenaga medis yang kecewa, dan kebijakan terbaru tentang New Normal Life yang sangat mengkhawatirkan, sebab grafik Covid tidak menunjukkan landai.
Jangan katakan jika sebenarnya pemerintah ingin berlepas tangan dari mengurus rakyat, alih-alih mengambil kebijakan New Normal Life nyatanya Herd Immunity. yang sangat fatal jika diterapkan, karena dapat mengorbankan 2.5 juta rakyat.
Fakta Kondisi Muslim International
Bukan hanya itu, fakta yang memilukan tentang kondisi saudara kita di Palestina ketika melaksanakan sholat idul fitri di Masjidil Aqsha mendapatkan serang dari tentara Zionis Israel mereka dipukuli dan diusir keluar. Astaghfirullah hari raya bagi warga Palestina tak seindah yang dibayangkan. Mereka harus menahan pedihnya kebengisan laknatullah Zionis Israel. bukan hanya di Palestina, bahkan Uighur cina, kashmir, Rohingya, suriah, dsb. Masih mendapat perlakuan yang sama dari para kaum kafir harbi yang menjadi musuh islam. Ya Rabb padahal mereka diluar sana tetaplah saudara kita yang wajib kita pertahankan tumpah darahnya, karena islam itu Hifdzunafs (melindungi manusia)
Dampak Sekulerisme
Sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang menjadi asas sistem kapitalisme. Yang mana sistem ini secara nyata menolak pengaturan agama dalam bidang sosial seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan politik. Selain itu kapitalisme ialah sistem yang tidak memanusiakan manusia, pasalnya dalam sistem ini segala kebijakan hanya bertumpu pemilik modal (kapital) yang merupakan segolongan pembisnis yang berdiri dibelakang penguasa. karenanya muslim yang masih memegang erat sekulerisme. Merekalah yang benar-benar gagal mengikuti Akademi Ramadhan, berakhir dengan kesia-siaan. mirisnya hal demikian berulang setiap tahun. apakah Ramadhan hanya sebagai skorsing ketaatan sementara baik untuk individu, masyarakat, dan negara? Padahal Ramadhan hadir ditengah pandemi bukan tanpa maksud, melainkan Allah menginginkan setiap muslim untuk bisa muhasabah. Terlebih negara dan para penguasa yang cukup lama mengabaikan hukum Allah.
Makna Kemenangan Hakiki
Kemenangan sama dengan Ketakwaan
Kemenangan berarti muslim telah berhasil menyandang status sebagai Muttaqin yakni orang yang bertakwa sebagaimana tujuan disyaratkannya puasa Ramadhan Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (Al-Baqarah : 183)
Apa yang disebut dengan takwa? Imam ath-Thabari, saat menafsirkan ayat diatas, antara lain mengutip Al-Hasan yang menyatakan
”Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja yang telah Allah haramkan atas diri mereka dan melaksanakan perkara apa saja yang telah Allah titahkan atas diri mereka.” (Ath-Thabari, Jami’ al- Bayan li Ta’wil al- Qur’an, I/232-233).
Kemenangan = Hasil Perjuangan
Jika menang identik dengan perjuangan yang berbuah penghargaan, maka tidak heran Idul Fitri merupakan hari kemenangan. Karena yakin akan janji Allah dalam sabda Rasulullah SAW
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Bulan Ramadhan identik dengan bulan perjuangan bukan hanya berjuang melawan hawa nafsu, namun faktanya perjuangan melawan kaum kafir dan kekufuran pun dilakukan di bulan Ramadhan. Mari kita tengok sejarah islam sejenak dari banyaknya peristiwa besar terjadi di bulan Ramadhan diantaranya : Perang Badar tahun kedua Hijriah, Fathul Makkah 20 Ramadhan 8 H, Perang Qadisiyah 15 Ramadhan, pembebasan amuriyah Ramadhan 223 H, pembebasan Andalusia Ramadhan 92 H, dan lainnya. Tidakkah geram melihat aksi kaum kafir harbi yang membantai ummat musim? maka patutlah muslim berjihad, karena jihad ialah syariat islam untuk memerangi kaum kafir harbi dan membebaskan muslim dari belenggu kebengisan kaum kafir. Namun jihad bukan sekadar jihad, dalam syariat islam jihad hanya bisa dilakukan atas perintah khalifah dibawah naungan khilafah islamiyah.
Kemenangan sama dengan Kebahagiaan
Apabila kemenangan identik dengan kebahagiaan maka bagi yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan. dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman,
“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)
Ied dalam bahasa Arab ialah kembali maksudnya kita “kembali” yakni kembali berbuka, setelah tiga puluh hari berpuasa. Itulah kebahagiaan di dunia, sedangkan kebahagiaan di akhirat yakni bertemu dengan Rabbul 'alamin. Muslim pasti sangat girang dan bahagia jika mengetahui dirinya akan bertemu dengan Allah sang Pencipta Alam. Entahlah ketika hal itu terjadi tak akan ada kata yang terucap dan tak bisa diekspresikan dengan kata apapun selain Rasa bahagia yang mendalam. Karena bertemu dengan Allah merupakan nikmat diatas segala nikmat.
Allah SWT berfirman:
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah). Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dalam kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya." (QS. Yunus 10: Ayat 26)
Kebahagiaan yang harus dicapai ialah kebahagiaan fidunya wal akhirat. Sehingga bukan hanya hidup bahagia di akhirat namun muslim dapat merasakan kebahagiaan di dunia. Karena kunci kebahagiaan dunia-akhirat ialah dengan ilmu yang mendorong darinya amal dan ketaatan."Kebahagiaan itu bersama taat dan kesengsaraan itu bersama maksiat. Maka selama kemungkaran jaya dimuka bumi selama itulah kita akan sengsara." (Pena Lestari)
Sudahkah muslim menang ?
Apakah ummat muslim sudah meraih kemenangan?
Mungkin sudah secara individu, namun apalah arti ketakwaan dan keshalihan diri sendiri, jika diluar sana masih banyak yang bermaksiat. Padahal tak ada yang menjamin setiap muslim tidak akan terjerumus pada kemaksiatan lagi. Layaknya film zombie, hanya satu orang muslim yang sehat. Sedangkan sisanya ialah zombie yang sedang mengintai jiwanya. Mengerikan, Sedangkan kebahagiaan dunia akan muslim rasakan jika hukum Allah sempurna diterapkan mulai dari aturan individu, masyarakat, hingga negara. Maka akan terwujud yang namanya izzul islam wa muslim (kemuliaan untuk islam dan muslim), karena jika muslim mengabaikan hukum Allah atau enggan berdakwah menyerukan islam kaffah ditengah ummat dan penguasa. Maka akan mendapat kehinaan di dunia dan akhirat. Di dunia muslim sengsara karena diatur oleh hukum kapitalisme dan di akhirat mendapat dosa karena mengabaikan hukum Allah. Naudzubillah semoga anda bukan termasuk orang yang Allah hinakan.
Meraih Kemenangan Hakiki
Akademi Ramadhan yang sudah berlalu merupakan pendidikan ketaatan. Maka idealnya bagi setiap muslim dapat mempertahankan giroh ketaatan di sebelas bulan setelah Ramadhan. Karena inilah Perang yang sesungguhnya, sebab syetan sudah bebas berkeliaran layaknya napi yang dapat asimilasi. Maka kemaanan iman muslim mulai terancam.Raih kemenangan dengan berislam secara kaffah jadi hakikat kemenangan itu kesungguhan berjuang dalam taat menjauhi segala yang dilarang dan melaksanakan segala yang diperintahkan dengan mengharapkan keridhoan Allah dan berusaha wujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan islam kaffah.
Allah SWT berfirman:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)
Bunga Mawar, Bunga Melati
Islam tak bisa ditawar harus ditaati
Konsekuensi iman ialah taat syariat secara kaffah. Itulah makna kemenangan hakiki. Namun semua itu tidak bisa terwujud secara individu atau masyarakat saja. Melaikan ummat membutuhkan peran negara, yakni khilafah islamiyah
Allahu’alam bishowwabi.
Alhaqq minRabbikum.
Posting Komentar