Bermain Api Di Tengah Pendemi
Oleh : Binti Masruroh (Pendidik)
Penamabda.com - New Normal gencar digaungkan oleh Pemerintah di tengah Pendemi Corona yang mesih terus menginfeksi masyarakat Indonesia. Sebelumnya pada pemerintah telah mewacanakan untuk hidup damai bersahabat dengan Corona.
New Normal menurut bahasa Indonesia adalah kenormalan yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. New normal adalah langkah percepatan penanganan COVID-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Jadi New Normal adalah kondisi dimana masyarakat bisa beraktifitas secara normal tetapi tetap harus memperhatikan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, tidak berkerumun untuk mencegah penularan virus Corona sampai obat dan vaksin ditemukan.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmita mengungkapkan new normal kehidupan yang akan dijalankan seperti biasa ditambah dengan protokoler kesehatan. New Normal dilakukan karena belum ditemukannya obat dan vaksin corona.
"Kita harus beradaptasi dengan aktivitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain dan menghindari kerumuman serta bekerja, bersekolah dari rumah," ujar seperti dikutip CNBC Indonesia (18/5/2020).
Pemerintah telah mengeluarkan skenario dan timeline bagi konsep “new normal”. Sebagaimana dimuat pada laman CNBC Indonesia (27/05/2020), Kementerian perekonomian mengeluarkan skenario “hidup normal” atau “new normal” dengan timeline pemulihan ekonomi nasional usai pandemi Covid-19. Skenario ini dibuat mulai awal Juni mendatang.
Dalam timeline tersebut dirumuskan lima fase atau tahapan yang dimulai fase pertaman pada tanggal 1 Juni , kedua tanggal 8 Juni, ketiga tanggal 15 Juni, dan fase keempat tanggal 6 Juli. Selanjutnya pada fase kelima, pada tanggal 20 dan 27 Juli 2020. Adapun fase itu akan diikuti dengan kegiatan membuka berbagai sektor industri, jasa bisnis, traveling, toko, pasar, mal, kegiatan ibadah, sektor kebudayaan, sektor pendidikan, dan aktivitas sehari-hari di luar rumah. Fase 5 (20 dan 27 Juli 2020) Evaluasi untuk Fase 4 dan pembukaan tempat-tempat atau kegiatan ekonomi lain dalam skala besar.
Akhir Juli atau awal Agustus diharapkan sudah membuka seluruh kegiatan ekonomi, namun tetap mempertahankan protokol dan standar kebersihan dan kesehatan yang ketat, Selanjutnya akan dilakukan evaluasi secara berkala, sampai vaksin bisa ditemukan dan disebarluaskan (CNBN.Jakarta, 27/05/2020).
Pemberlakuan New Normal ini dimaksudkan pemerintah untuk menggeakkan kembali kegiatan perekonomian yang mandek karena pendemi Covid 19, Sejak merebaknya Cover -19 laju pertumbuhan ekonomi Indinesia terpuruk. Badan Pusat Statistik BPS) mencatat pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kwartal I sebesar 2,97.
Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kwartal II 2020 akan berada di angka 1,1%. Jika tidak segera dipulihkan akan terjadi resesi ekonomi.Banyak pihak yang merasa khawatir terhadap pemberlakuan New Normal ini karena saat ini masih terus terjadi penambahan kasus orang yang terinfeksi corona.
Selain itu, kesadaran masyarakat untuk memakai maskerpun masih sangat kurang, dijalan jalan, pasar-pasar, masih banyak kita dapati kerumunan masyarakat yang tidak menggunakan masker. Sekolah bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid 29. Pemberlakuan New Normal ini tentu sangat membahayakan, rakyat harus beradaptasi dengan virus yang mematikan yang setiap saat bisa menginfeksi. Apalagi peta penyebaran virus di negeri ini tidak jelas, bahkan ada pasien yang tanpa gejala.
Pakar Epidemilogi dari Universitas Indonesia menghawatirkan penerapan New Normal saat angka penularan masih tinggi bisa mendatangkan pendemi Gelombang kedua. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melalui Komisioner Bidang Pendidikan Retno Listyarti juga mempertanyakan tentang rencana pemerintah membuka kembali sekolah pada 13 Juli 2020. Sebagaimana dilansir khawatir akan Wartakotalive.com, Jumat (29/5/2020).
Penerapan New Normal saat angka penularan masih tinggi menunjukkan abainya penguasa dalam penanganan pendemi yang mematikan. Penguasa lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi dari pada urusan nyawa rakyat. Inilah karakter pemerintah yang menerapkan sistem kapitalis. Sistem yang menjadikan manfaat materi sebagai asas atau dasar peradabannya.
Berbeda dengan sistem Islam, yang menjadikan akidah Islam sebagai satu-satunya dasar peradaban. Keimanan kepada Allah SWT mendasari setiap keputusan dan kebijakan penguasa. Sistem Islam menempatan urusan umat sebagai urusan utama. harta, kehormatan, akal.nyawa rakyat dipandang lebih berharga. Ketika negara ada ditimpa kesulitan baik berupa bencana, peperangan, ataupun wabah penguasa akan tampil sebagai perisai utama bagi rakyat. Penguasa siap membela rakyat dan mendahulukan kepentingan rakyat. Melindungi nyawa rakyat menjadi prioritas utama daripada melindungi stabilitas ekonomi. Hilangnya nyawa seorang muslim lebih lebih besar perkaranya dari pada hilangnya dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR Nasai & Tirmidzi)
Pada masa wabah penyakit menular, harus diterapkan kebijakan karantina atau lockdown. Seluruh kebutuhan rakyat akan dipenuhi oleh negara, dari dana Baitul Mal. Berapapun yang diperlukan tidak memperhitungkan untung rugi. Adapun sumber pemasukan Baitul Mal adalah harta fai’, ghonimah, anfal ,khoroj, jizyah dan dari harta kepemilikan umum yang berlimpah berupa tambang minyak, gas, emas, hutan, kekayaan laut, dan sumber kekayaan alam yang lainnya yang jumlahnya sangat banyak, juga dari pemasukan dari hak milik negara.
Sehingga dalam sistem Islam ( Khilafah) negara tidak akan kesulitan dana dalam menghadapi pendemi. Tegaknya sistem Islam (Khilafah) adalah kebutuhan umat, harapan dunia untuk menggantikan sistem kapitalisme yang rusak. Sistim Islam satu-satunya yang akan menghantarkan manusia dan seluruh dunia pada keberkahan dan kesejahteraan.
Membebaskan manusia dari kesempitan.
“Dan sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi tapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka atas apa yang mereka kerjakan."(TQS. Al A’rof: 96)
Wallahua'alam Bishowab
Posting Komentar