BERSABAR DALAM BERJUANG
Oleh : Aya Ummu Najwa
Penamabda.com - Allahu Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al Kahfi: 28).
Ayat ini mempunyai beberapa faedah. Di antaranya: kewajiban bersabar dalam bermuamalah. Hal ini termasuk kesabaran dalam ketaatan kepada Allah, yang merupakan kesabaran yang tertingg. Ada tiga jenis kesabaran: bersabar dalam ketaatan kepada Allah, bersabar dalam menahan diri dari yang diharamkan Allah dan bersabar dari takdir Allah. Kesempurnaan kesabaran dalam ketaatan akan membantu kesempurnaan kesabaran dalam selainnya. Kesabaran dalam ketaatan kepada Allah membutuhkan usaha yang keras.
Berjuang menegakkan kalimat Allah membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Karena jalan dakwah dan medan juang bukanlah medan tanpa aral. Sebaliknya, penuh dengan hambatan dan tantangan. Maka diperlukan dukungan dan sokongan dari teman-teman salih dan salihah. Teman yang senantiasa saling mengingatkan dalam kesabaran dan keikhlasan. Yang senantiasa bersemangat di kala penyakit futur mulai menjangkiti.
Ayat ini juga mengandung jenis kesabaran dalam meninggalkan sesuatu yang diharamkan Allah. Saat bergaul dengan orang-orang salih pun, mungkin akan dijumpai hal-hal yang tidak sesuai dengan selera. Maka diperlukan kesabaran untuk berusaha menyesuaikan dengan kesalihan mereka. Maka berpegang teguhlah kepada akidah Islam. Sjatinya tak ada manusia yang sempurna. Karenanya, Allah menurunkan agama yang sempurna untuk mengatur manusia. Sungguh, persaudaraan yang diikat oleh akidah lebih kokoh dibandingkan persaudaraan di atas nasab. Persaudaraan karena nasab akan terputus jika beda agama. Sedangkan persaudaraan di atas agama tidak akan putus sekalipun beda nasab.
Barangsiapa yang mencari saudara yang tidak ada aibnya, maka selama-lamanya dia tidak akan mempunyai saudara. Sedangkan penyeru kebenaran, para pengemban dakwah adalah sebaik-baik saudara. Yang aktivitasnya agung memperjuangkan tegaknya aturan Allah di muka bumi. Lisannya yang mulia mengajak manusia kembali menaati dan menerapkan hukum Allah. Maka membersamai perjuangan mereka sangat dibutuhkan kesabaran.
Bergaul dan ikut memperjuangkan Islam bersama para pengemban dakwah, adalah salah satu cara menjaga diri tetap istiqomah dalam kebaikan. Karena senantiasa bersemangat memperbaiki diri dengan ilmu agama. Senantiasa tercegah dari bahaya kemungkaran akibat pergaulan dan jalan hidup yang salah.
Hendaklah senantiasa mengingatkan pentingnya menuntut Ilmu agama. Karena ilmu agama akan meningkatkan kepekaan beribadah dan bermuamalah. Ilmu agama adalah cahaya, yang dengannya menjadi terang segala sesuatu. Agar mempunyai ilmu agama yang mendalam, harus terus mempelajari ilmu agama.
Ayat Ini juga menganjuran untuk beribadah, juga berzikir di pagi dan petang. Dua waktu yang senantiasa dianjurkan berzikir padaNya. Baik zikir secara umum yaitu dengan hati dan lisan, maupun zikir dengan membaca Alquran. Orang yang hanya zikir lisan saja memang belum sempurna. Tetapi masih dalam kebaikan karena minimal lisannya selamat dari sesuatu yang sia-sia.
Kemenangan Islam ada di tangan para pejuang yang salih. Pejuang yang hari-harinya senantiasa disibukkan dengan urusan akhirat. Lisannya senantiasa berzikir menyebut nama Allah. Pikirannya dipenuhi urusan keumatan. Hidupnya dikerahkan untuk Islam.
Seluruh energinya hanya untuk kebangkitan Islam. Bukan untuk dunia yang hina. Bersabarlah bersama mereka, karena di tangan merekalah Allah akan berikan kemenangan.
Wallahu a'lam.
Posting Komentar