Saatnya Bunda Kembali ke Fitrah di Kala Wabah
Oleh: Najah Ummu Salamah
Penamabda.com - Beberapa waktu yang lalu, putri semata wayang kami mengikuti kegiatan halal bihalal dan wisuda siswa-siswi TK di sekolahnya. Meskipun melalui dunia Maya, acara tersebut cukup menarik. Berbagai tampilan dari kakak-kakak kelasnya menambah kemeriahan acara. Namun satu hal penting yang perlu di garis bawahi dari acara tersebut adalah sesi kesan dan pesan yang diwakili salah seorang wali murid. Beliau menyampaikan pengalaman mendampingi putranya belajar di rumah. Banyak hal-hal berharga yang beliau pesankan kepada wali murid dan guru. Terutama teknis pengkondisian belajar anak usia dini yang tidak mudah saat #DiRumahAja. Maklum selama ini wali murid cukup menyerahkan pendidikan buah hatinya ke lembaga pendidikan baik formal atau non formal.Namun, saat wabah covid_19 melanda, orangtua bersama anak dua puluh empat jam. Praktis semua kegiatan belajar ditangan ayah dan bunda. Sehingga orangtua baru merasakan benar peran guru di sekolah sangat besar untuk perkembangan kecerdasan putra putrinya. Lebih-lebih jika mengkondisikan anak usia dini belajar bersama orangtua sendiri.
Adanya wabah covid-19 saat ini menjadikan peran mendidik generasi kembali ke orangtua, terutama ibu. Memang Banyak orangtua terutama para bunda merasa gagap dengan situasi saat pandemi. Saat seperti ini, tugas bunda semakin penuh. Mulai dari menyiapkan makanan, mengurusi baju kotor hingga tersusun rapi di lemari, memastikan rumah tetap bersih, dan terutama memastikan putra-putrinya tetap nyaman belajar di rumah, mengengerjakan tugas-tugas sekolah via dunia Maya. Artinya seorang bunda mengerjakan banyak profesi, mulai dari guru, koki sampai ahli gizi. Sehingga banyak bunda yang mulai lelah. Apalagi jika bunda memiliki profesi ganda, berkarir di luar rumah. Maka sudah pasti bisa dibayangkan repotnya.
Sejatinya saat kondisi pandemi seperti ini menyadarkan peran bunda yang sesungguhnya. Bukan saatnya berkeluh kesah. Islam sebagai suatu aqidah dan way of life sudah mengajarakan fungsi dan peran mendasar wanita saat telah menikah. Terutama sebagai ibu untuk buah hatinya.Dengan peran ini wanita juga mendapat posisi mulia. Sebuah hadis yang diriwatkan dari Anas ra bahwa Rosulullah SAW bersabda: " Syurga di bawah telapak kaki ibu". Maka sebagai seorang ibu Allah SWT memberikan ganjaran yang besar di sisiNya. Tentunya bagi ibu yang menjalankan peran dan fungsinya semaksimal yang dia bisa sesuai tuntunan syariat. Meskipun dalam sistem kapaitalis peran ibu selalu dianggap remeh. Padahal dari seorang ibu terlahir anak-anak yang sholih-sholihah, aset masa depan umat, agama dan peradaban. Seorang ibu berperan penting membentuk pola kepribadian anak-anaknya. Ibu adalah sekolah pertama dan utama anak sejak dia hadir di dunia, bahkan sejak ibu mengandungnya. Sudah seharusya bunda-bunda sekarang banyak mengupgrade diri, baik itu dari sisi tsaqofah atau pemahaman agama, keterampilan mengurus rumah, kepiawaian berbahasa, kreatif mendampingi anak belajar di rumah, memahami kecanggihan teknologi dan cara mengaplikasikan. Karena belajar bagi muslim itu adalah kewajiban dari buaian hingga liang lahat.
Bunda tangguh akan melahirkan generasi unggul. Generasi penerus peradaban yang gemilang dalam naungan Syariah Islam. Adanya wabah jangan pernah menjadi penghalang untuk menunaikan peran. Justru di saat seperti inilah bunda bisa kembali ke fitrah. Menjadi guru dan tauladan utama. Semua ilmu yang menjadi pedoman hidup ananda akan berbalas pahala jariyah.
Wallahu a'lam bi ash-showab
Posting Komentar