Anak Kita; Born To Be Leader
Oleh : Zahida Arrosyida (Praktisi Pendidikan)
Penamabda.com - Sampai saat ini masyarakat Indonesia dibuat bingung dengan kebijakan-kebijakan penanganan virus Covid -19 yang digariskan oleh pemimpin negeri ini.
Yang paling terdampak adalah sektor ekonomi. Ditengah pandemi, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mengiris hati. Mulai dari kenaikan iuran BPJS, tarif dasar listrik, BBM dan kebijakan lain yang tidak memihak pada rakyat adalah bukti seakan pemerintah tak punya empati, tak mampu merasakan penderitaan rakyat di negeri ini.
Pemerintah pun telah mengumumkan akan menambah anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar 405,1 Trilyun tapi ternyata ini diperoleh dengan meningkatkan hutang. Negeri kaya raya kok berhutang untuk menanggulangi pandemi?
Ayah-Bunda, fakta ini memberikan pelajaran berharga. Kita butuh pemimpin yang bertakwa dan memiliki kapasitas sebagai seorang negarawan. Seseorang yang memimpin rakyat karena dorongan iman sehingga amanah kepemimpinan akan dijalankan dengan baik. Tentu saja didukung kemampuan leadership dan manajemen.
Untuk menyiapkan seorang pemimpin bertakwa yang berkarakter negarawan harus dimulai sejak dini. Hal ini memerlukan proses pembelajaran sangat panjang yang dilakukan oleh orang tua. Bukankah tidak ada sekolah yang khusus mencetak para pemimpin seperti itu? Dan juga karena anak-anak kaum Muslim dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin seperti firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqan Ayat 74 :
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: "Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa"
Menurut tafsir Ibnu Katsir, lil muttaqiina imaama berarti para pemimpin yang mengikuti Kami (Allah) dalam kebaikan. Para Pemberi Petunjuk yang mendapat petunjuk dari para penyeru kebaikan.
Dengan demikian tugas orang tua tidak hanya sekedar menjadikan anaknya bertakwa, namun juga menjadi pemimpin orang-orang bertakwa.
Inilah arahan bagi kedua orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
(kepemimpinan.blokspot.com)
Pemimpin yang terbaik adalah yang paling memiliki penguasaan diri untuk dipimpin. Maka seorang pemimpin tak khawatir kehilangan apa-apa. Jangankan harta benda, simpanan uang, seribu perusahaan, tanah, gunung dan tambang. Sedangkan dirinya sendiripun sudah tak dimiliknya, sebab telah diberik
an kepada Allah dan rakyatnya.
Di saat krisis menimpa, kepemimpinan seorang akan tampak. Daya nalar dan keberaniannya diuji dan dibuktikan. Serta teruji kecepatan berpikirnya untuk mengambil langkah yang akan menyelamatkan orang-orang yang dipimpinnya.
Saat seseorang menjadi pemimpin bisa jadi ada yang suka dan ada yang tidak suka, ini adalah suatu yang wajar. Yang terpenting ia terus fokus bekerja melayani rakyat.
Pemimpin sejati itu akan terus berjalan, selama ia mengatur umat tetap koridor hukum Syara', meskipun mendapat kritik dan celaan.
Jika kita ingin menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada anak. Maka, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:
1. Menanamkan akidah.
2. Memahamkan Islam kaffah.
3. Menanamkan loyalitas pada kebaikan amal saleh
4. Menanamkan kecintaan pada ilmu Islam
5. Membiasakan menyelesaikan masalah
6. Menanamkan kedisiplinan
7. Melatih seni berkomunikasi yang ahsan dan efektif pada anak. Karena seorang pemimpin itu haruslah tegas tapi penuh kasih sayang.
8. Pemimpin yang baik adalah yang pemikiran dan perilakunya selalu dapat berpengaruh pada orang yang dipimpinnya. Sehingga dapat mencapai tujuan bersama
9. Menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas kepemimpinannya
10. Fungsi pemimpin dalam beramar makruf nahi mungkar wajib ditegakkan. Sehingga seorang pemimpin kebaikan akan selalu menjadi penjaga Islam yang membela kebenaran dan menolak kebatilan.
Allah SWT berfirman:
کنتم خير امة اخرجت للناس تاءمرون بالمعروف وتنهون عن المنکر وتٶمنون بالله
"Kalian (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Karena kalian menyuruh berbuat yang ma´ruf, mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah (Ali Imran: 110)
Seruan Allah dalam QS. Ali Imron ayat 110 ini mencakup unsur-unsur kepemimpinan umat. Menjadikan umat Islam memimpin umat yang lain. Agar seluruh manusia hanya tunduk dan patuh kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Pemimpin sejati adalah pemimpin bertakwa yang mengatur urusan umat dengan pedoman Al-Qur'an. Pemimpin yang akan mengelola bumi berdasarkan petunjuk dari Pencipta manusia dan alam semesta.
Sosok-sosok ini pernah tampil dalam sejarah kehidupan. Sejak dini, anak-anak itu telah siapkan oleh negara dan keluarga yang saling bersinergi untuk mencetak pemimpin peradaban yang cemerlang.
Sungguh kita rindu pemimpin seperti Muhammad Al Fatih, Umar bin Khatab, Abu Bakar dan pemimpin umat yang pernah hadir dalam sejarah kegemilangan Islam.
Membentuk anak yang berjiwa pemimpin, yang dengan pemikirannya menunjuki umat pada Islam, tentu tidak mudah. Harus ada sinergi antara keluarga, masyarakat dan negara. Karenanya akan lebih ringan jika orangtua berjuang dan belajar bersama jamaah yang bercita-cita mengembalikan Islam sebagai sistem paripurna untuk memperoleh tsaqofah Islam yang akan menjadi bekal dalam mendidik ananya.
Firman Allah :
: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya : "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung"
(QS Ali Imran : 104).
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Posting Komentar