Merindu Generasi Tangguh, No Bucin, No Hallu
Oleh : Hestiyana, S.Pi (Founder Sahabat Hijrah Klaten)
Penamabda.com - Viral di salah satu aplikasi medsos yang digandrungi remaja, sebuah lagu yang menceritakan dua orang yang saling mencintai, tetapi tidak bisa bersatu karena dua keyakinan yang berbeda. Pada aplikasi tersebut lagu ini dinyanyikan dengan visualisasi seorang muslimah berhijab chatting dengan kekasihnya, muslimah tersebut mengatakan dengan mesra “Aku sholat dulu ya, kamu jangan lupa ke gereja.”
Masih diaplikasi yang sama, lagu yang dipakaipun juga sama, tetapi visualisasinya berbeda. Sambil menyanyikan lagu tadi dengan merdu, seorang muslimah berhijab terlihat sedang ngehaluin OPPA-OPPA, tampak kalau muslimah tadi seorang Kpopers.
Fenomena yang bikin hati teriris, melihat generasi muda seakan terpedaya dengan yang namanya cinta. Atas nama cinta rela melakukan hal-hal yang tidak wajar, bahkan sesuatu yang bisa menggerogoti keimanan mereka. Wajarlah jika dijuluki bucin. Kaum bucin inipun tidak jauh dengan kebiasaan ngehallu. Asik dengan alam pikiran mereka sendiri, prinsipnya asalkan saya bahagia. Tidak peduli dengan urusan yang lain, bahkan lebih serem lagi tanpa mereka sadari tidak peduli masalah surga neraka.
Mungkin ada yang berpendapat, terlalu jauh jika urusan surga neraka dibawa-bawa dalam persoalan remaja. Benarkah berlebihan? Tidak, justru sebenarnya ini sangat dekat pembahasannya dengan surga neraka, karena sudah menyangkut masalah keimanan. Sebagaimana fakta yang diangkat diatas, tampak jelas identitasnya sebagai muslimah tetapi tampak jelas pula ia melanggar apa yang dilarang di dalam agamanya. Didalam ajaran Islam, pacaran itu sudah jelas haram, karena pacaran bisa menjerumuskan pelakunya pada perbuatan zina.
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (TQS. Al Israa [17] : 32).
Dari sini jelas, bahwa pacaran seagama ataupun beda agama adalah perbuatan yang dilarang. Pacaran seagama bisa menjerumuskan pada perbuatan zina, sedangkan pacaran beda agama tidak hanya menjerumuskan pada zina tetapi juga mengancam aqidah, bukan hal yang mustahil jika akhirnya memilihkan meninggalkan agama yang dia anut demi laki-laki yang menurutnya ganteng kayak OPPA. Naudzubillahimindzalik.
No Bucin, No Hallu
Persoalan remaja memang tidak jauh dari yang namanya cinta, dan ini adalah suatu hal yang wajar. Karena cinta adalah fitroh, anugerah dari Allah. Namun yang harus diingat, rasa ini tidak boleh dilepas secara liar, karena Allah SWT memiliki rambu-rambu untuk mengelolanya agar berujung bahagia, bukan malapetaka. Untuk itu butuh keyakinan dalam diri bahwa apa yang menjadi ketentuan dari Allah adalah yang terbaik untuk kita.
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. “ (TQS. Al Baqoroh [2] : 216)
Berbekal dengan keyakinan ini maka remaja Muslim akan siap menangkis segala godaan. Hal yang terlihat begitu menyenangkan hati padahal dilarang agama, tidak akan sungkan-sungkan untuk dibuang jauh-jauh dari hati dan pikiran, sehingga tidak ada lagi bucin. Karena dia sudah memahami hakikat cinta sejati itu seperti apa, bagaimana mengelola rasa yang ada, serta bagaimana mengalihkannya dengan sesuatu yang manfaat untuk dirinya. Sungguh istimewa!! Hidupnya pun akan dibikin “candu” dengan yang namanya Ngaji, karena ingin menumpuk pahala dengan amalan kebaikan, dan amalan kebaikan akan bernilai pahala jika disertai ilmu, sehingga tidak ada pilihan selain terus mengkaji ilmu Islam. Kalau sudah begini, maka tidak ada waktu lagi untuk ngehallu, yang ada justru haus akan ilmu, sibuk dengan aktivitas bervisi akhirat, tentunya bersama dengan sahabat-sahabat yang senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan, maka siaplah generasi tangguh ini menyongsong peradaban yang mulia.
Wallahu’alam bisshowab
Posting Komentar