Selamatkan Ekonomi Keluarga dari Resesi di Masa Pandemi
Oleh : Asma Ridha
Penamabda.com - Resesi tengah mengancam di negeri ini, tak terkecuali mempengaruhi kehidupan keluarga yang syarat dengan kebutuhan ekonomi. Setelah apa yang terjadi di Korea Selatan, kemudian menyusul Singapura, banyak para pakar ekonomi memprediksi bahwa Indonesia rentan memasuki jurang yang sama di masa pandemi seperti saat ini. Karena kita tahu, kedua negara ini punya kontribusi yang besar dari sisi penanaman modal di negeri ini.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menyusut 'sangat dalam' pada kuartal kedua, yakni diperkirakan minus 4,3%. Pemerintah kini tengah menggencarkan upaya mendongkrak ekonomi demi menghindari resesi. Pakar ekonomi juga mengatakan masuknya Korea Selatan dan Singapura dalam resesi menjadi indikator bahwa Indonesia juga akan mengalami nasib yang sama, mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra-mitra perdagangan yang cukup besar. (Bbcnews.com, 27/07/20)
Sekalipun para pakar memprediksi dampak yang dialami Indonesia kemungkinan tidak akan separah Korsel dan Singapura jika Indonesia mampu mendorong laju perekonomian domestik. Namun ancaman resesi kemungkinan sangat mungkin untuk tetap terjadi. Masa pandemi ini, jelas sangat mempengaruhi di sektor ekonomi dan telah dirasakan oleh banyak orang. Mulai dari buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja, karyawan menerima pemotongan gaji, bahkan mereka yang bekerja di sektor informal juga turut terdampak.
Melansir Forbes, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Para ahli menyatakan, resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan kontraksi ukuran pendapatan dan manufaktur dalam periode waktu yang panjang.
Khilafah Selamatkan Keuangan Keluarga
Setiap keluarga tentu merasa khawatir dengan masa-masa sulit seperti saat ini. Bisa dibayangkan kekhawatiran seorang Ayah atau kepala keluarga semakin sulit menghidupi keluarganya sendiri. Sebagai keluarga muslim yang cerdas, tentu masa pandemi ini seharusnya menjadi momen untuk mengevaluasi diri, segala sesuatu terjadi ketika hukum Allah SWT dicampakkan dari muka bumi ini.
Sebagaimana diketahui, Khalifah Umar ra, ketika terjadi krisis ekonomi, memberi contoh terbaik seorang pemimpin dengan cara berhemat dan bergaya hidup sederhana, bahkan lebih kekurangan dari masyarakatnya. Dengan itu beliau bisa merasakan betul bagaimana penderitaan yang dialami oleh rakyatnya. Beliau kemudian segera mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi krisis ekonomi secara cepat, tepat dan komprehensif. Untuk mengoptimalisasi keputusannya, Khalifah segera mengerahkan seluruh struktur, perangkat negara dan semua potensi yang ada untuk segera membantu masyarakat yang terdampak.
Artinya secara negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan fungsi ekonomi dengan baik seperti menata pembagian kepemilikan ekonomi secara benar.
Pembagian kepemilikan dalam ekonomi Islam itu ada tiga: kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Sehingga negara berusaha untuk tidak lemah dan mudah diatur oleh negara asing.
Dan negara akan memaksa para Qawam (Pemimpin) keluarga untuk berusaha menafkahi istri dan anaknya semaksimal mungkin. Sekalipun masyarakat dituntut untuk berwirausaha, berpikir krearif jgn komsumtif, dipaksa hemat dan suka menabung. Namun persoalan inti dari sebuah resedi bukan pada persoalan enggannya rakyat untuk berhemat. Akan tetapi lemahnya negara di hadapan negara asing dan membiarkan penguasaan sektor tambang, gas, minyak bumi, kehutanan, sumber daya air, jalan umum, pelabuhan laut, bandara, dan sebagainya oleh swasta. Akibatnya, ekonomi para kapitalis menjadi kuat, menggurita dan menguasai negara rakyat berdampak mengalami resesi yang sangat parah.
Maka ketika khilafah berhasil mengembalikan fungsi ekonomi negara, disaat yang bersamaan pula akan mampu menyelamatkan ekonomi keluarga masyarakat. Karena pada dasarnya ekonomi Islam menjamin seluruh rakyat akan terpenuhinya semua kebutuhan dasarnya. Sistem Ekonomi Islam juga menjamin seluruh rakyatnya dapat meraih pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersiernya. Inilah menunjukkan khilafah akan mampu menyelamatkan keuangan keluarga dari resesi atau krisis ekonomi yang melanda.
Wallahu A'lambishhawab
Posting Komentar