Khilafah: Bagaikan Bola Salju yang Terus Menggelinding
Oleh : Nayla Iskandar
Penamabda.com - Tahun baru hijriah kali ini ada yang istimewa. Yaitu munculnya film yang cukup fenomenal dikalangan umat. Sedang ramai diperbincangkan baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Mana lagi kalau bukan film Jejak Sejarah di Nusantara (JKDN). Filmnya cukup apik, film terbaik yang belum pernah ada sebelumnya di dunia perfilman abad ini. Hal ini dilihat dari antusiasnya penonton yang membludak. Serta begitu penasaran akan sejarah khilafah di nusantara.
Melalui film JKDN ini, umat menjadi lebih paham tentang khilafah dan jejak-jejak sejarahnya di Indonesia. Bahwa Islamlah yang mewarnai sejarah Indonesia. Terbukti dengan adanya prasasti yang menggambarkan ada hubungan erat antara khilafah dengan nusantara.
Setelah menyaksikan film dokumenter JKDN jelaslah, bahwa Islam pernah berjaya selama 13 abad dan berhasil menguasai 2/3 dunia. Mulai dari Syam, Persia hingga Spanyol. Begitu mulianya Islam dan kaum muslimin ketika itu. Bisa dibayangkan kaum muslimin saat itu, berhasil melalang buana mendakwahkan Islam ke seluruh dunia hingga ke Nusantara.
Namun sejarah sehebat ini malah disembunyikan, dikubur dalam-dalam dan dijauhkan dari umat Islam oleh para pendengki (kafir barat) dan antek-anteknya.
Kemuliaan kaum muslimin dan masa khilafah telah berubah sejak musuh-musuh Islam datang. Mereka berusaha untuk mempengaruhi dan menanamkan ide sekuler ke dalam pemikiran kaum muslim. Mereka mulai menciptakan keragu-raguan terhadap ajaran Islam dan prinsip-prinsip Islam. Setelah berhasil, mereka berupaya mengaburkan dan menjauhkan nilai-nilai Islam. Bahkan membuat umat antipati terhadap perjuangan Islam.
Hasilnya, umat Islam mulai berani untuk bermaksiat dan mengabaikan ajaran Islam. Bahkan banyak yang berpendapat bahwa Islam tidak layak dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Akibatnya umat Islam mulai mengganti Islam yang sempurna ini dengan sistem kapitalis sekuler.
Maka pada tahun 1924 berubahlah sistem khilafah menjadi sistem kapitalisme. Umat Islam yang tangguh dan mulia berubah menjadi umat yang hina. Mudah diadu domba dan dijajah secara ekonomi dan pemikiran. Lebih dari itu, umat Islam mudah dibodohi dan dimanipulasi. Bahkan perkara sejarahpun mereka manipulasi.
Mengapa mereka begitu jahatnya? Hal ini tidak lain karena, kafir Barat tidak ingin umat Islam kembali jaya. Mereka yakin bahwa umat Islam bisa dikalahkan jika umat Islam jauh dari ajarannya. Dan menjauhkan sistem khilafah yang dahulu pernah menaunginya.
Apalagi setelah digambarkan dengan jelas dari sisi sejarah. Telah membuktikan bahwa kejayaan Islam dan kaum muslimin akan mendapatkan kemuliaan dan kesejahteraan hanya dengan Islam.
Pada bulan Muharam ini seharusnya bisa dijadikan momentum bagi umat, untuk berhijrah menuju ke arah Islam kaffah. Hijrah itu pemisahan yang haq dengan yang batil. Tak lain setelah hijrah umat Islam yang tadinya tidak mempunyai daulah, akhirnya memiliki negara yaitu khilafah.
Kaum muslimin harus berani melawan segala macam bentuk pengalihan umat dari ketaatan menuju kekufuran. Umat harus bangkit untuk melepaskan diri dari jeratan sekulerisme. Bahkan harus berusaha menyebarkan info-info Islam di tengah-tengah umat. Sekaligus mengajak hijrah dari kekufuran menuju kemuliaan Islam.
Kemuliaan Islam itu tidak akan terelakan lagi dengan sistem khilafahnya. Gaung khilafah semakin membahana. Bagaikan bola salju yang terus menggelinding semakin lama semakin membesar. Yang tidak bisa dibendung lagi. Ini merupakan sunnatullah. Suka atau tidak, kebenaran pasti tegak, kebatilan pasti sirna.
Khilafah itu suatu keniscayaan, hanya dengan khilafah cahaya Islam akan kembali menerangi umat Islam yang telah lama terpuruk dan terjatuh.
Pilihan ada di tangan umat Islam. Apakah menjadi penonton atau pemain? Umat Islam sejati tidak akan tinggal diam. Pastinya akan terjun ke medan dakwah. Berupaya membangunkan umat dari keterpurukan. Serta mengajak umat untuk berjuang menegakkan kembali Khilafah Islamiah.
Wallahu a'lam bishshawwab.
Posting Komentar