Hanya Islam Penyelamat Perempuan Dari Eksploitasi Kapitalisme
Oleh : Iffah Ummu Yumna, S.Pd (Pengasuh Majelis Ta'lim Rindu Syariah Sumedang)
Penamabda.com - Lagi dan lagi pemberitaan mengenaskan mengenai perempuan. Seakan tiasa habisnya. Baru-baru ini The Associated Press (AP) melaporkan pada 19 November lalu tentang adanya pelecehan dan eksploitasi buruh perempuan dalam produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia. seperti upah yang minim, kurangnya perlindungan kesehatan, dan beban kerja yang tidak manusiawi serta termasuk pelecehan seksual, termasuk ancaman pemerkosaan. AP telah mewawancarai lebih dari tiga lusin perempuan dan anak perempuan dari setidaknya 12 perusahaan di seluruh Indonesia dan Malaysia.
Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting yang digunakan dalam segala hal, mulai dari keripik kentang dan pil hingga makanan hewan, dan juga dalam rantai pasokan beberapa merek besar dalam bisnis kecantikan senilai $ 530 miliar termasuk L’Oréal, Unilever, Procter & Gamble, Avon and Johnson & Johnson. Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat ada sekitar 7,6 juta perempuan yang bekerja di kebun kelapa sawit atau sekitar setengah dari total seluruh tenaga kerja. Sementara di Malaysia yang jauh lebih kecil, angkanya lebih sulit untuk dipastikan karena banyaknya imigran asing yang bekerja.
Indonesia (14 juta hektar) dan Malaysia (6 juta hektar) merupakan dua negara yang mendominasi pasar CPO dunia. Namun ironisnya dari 14 juta hektar lahan sawit di Indonesia, separuhnya dimiliki oleh perusahaan swasta, termasuk swasta asing; bahkan produktivitas lahan swasta ini nilainya sampai 60% dari total produktivitas sawit nasional di Indonesia. Pola kebijakan seperti ini menimbulkan ketimpangan kepemilikan lahan pertanian.
Di Indonesia, hanya sekitar 1% penduduk yang menguasai 59% sumber daya agraria, tanah, dan ruang. Bahkan karena alasan bisnis juga, negara tropis seperti Indonesia dan Malaysia terus melakukan ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit meski berpotensi merusak hutan hujan tropis mereka. Ini bersamaan dengan privatisasi lahan secara besar-besaran, serta pengabaian praktek eksploitasi pekerja perempuan bergaji rendah oleh sektor swasta.
Kapitalisme Penyebab Eksploitasi Perempuan
Jelas terlihat bahwa perempuan bukan hanya korban dari kerakusan korporasi raksasa, tapi juga korban dari sistem kapitalis yang hanya memandang perempuan sebagai alat produksi, tenaga kerja murah dan aset ekonomi demi profit bagi sektor bisnis juga pendapatan pemerintah.
Di bawah sistem ini, perempuan tidak hanya dieksploitasi sebagai pekerja di ladang kelapa sawit yang memberi makan industri kecantikan kapitalis, tetapi juga melalui penjualan tanpa henti produk kecantikan ala Barat oleh perusahaan-perusahaan yang menghisap miliaran perempuan dengan membuat mereka terus merasa tidak cukup cantik secara fisik.
Sungguh, negeri Muslim dengan rezim sekulernya telah absen memiliki visi Islam dalam melindungi rakyatnya, terutama kaum perempuan yang paling rentan dimangsa oleh kapitalisme.
Selain itu, penguasa-penguasa Muslim juga telah secara sistematis menerapkan kebijakan agraria kapitalistik berdasarkan kebebasan kepemilikan yang memungkinkan investor swasta dan asing untuk mendapatkan kepemilikan lahan strategis yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat dibanding segelintir perusahaan kaya.
Sistem Islam Solusi Eksploitasi Perempuan
Bertolak belakang dengan sistem Kapitalis yang meminimalisir peran negara dan mengutamakan peran pasar, Islam justru sebaliknya. Sesuai dengan sabda Nabi (saw),
فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Imam adalah penggembala (ro’in), dan ia bertanggung jawab untuk orang-orang yang digembalakannya".
Peran negara sangatlah vital di dalam Islam, tugas utamanya adalah melayani dan mengurusi kebutuhan rakyat, melindungi kaum lemah dan mencegah terjadinya kezhaliman. Prinsip mendasar ini akan meminimalkan problem perburuhan di dalam Khilafah dan jikapun ada akan terpecahkan dengan cepat dengan penerapan aturan Syariah Islam yang komprehensif.
Selain itu kaum perempuan di dalam Islam juga harus dipandang sebagai kehormatan yang wajib dijaga, diperlakukan layaknya sebagai manusia yang bermartabat dan BUKAN dipandang hanya sebagai pekerja murah rendahan. Mereka diberikan keistimewaan martabat dengan memiliki wali laki-laki, seperti suami, ayah atau saudara laki-lakinya, yang wajib selalu menjaga keuangan mereka. Dan jika mereka tidak memiliki saudara laki-laki untuk menjamin nafkahnya, maka negara berkewajiban untuk menjamin kebutuhan finansialnya.
Lebih jauh lagi, Islam memiliki kebijakan pertanahan yang adil yang mencegah monopoli tanah oleh elit kaya dan memfasilitasi kepemilikan individu atas tanah untuk membantu rakyat meningkatkan taraf hidup mereka. Ini sejalan dengan larangan kepemilikan pribadi/swasta atas tanah yang mengandung sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak, gas, dan mineral, yang mengklasifikasikannya sebagai milik umum yang seharusnya menguntungkan semua warganya.
Inilah mengapa Khilafah berdiri sebagai pelindung yang lemah, miskin dan rentan dari kepentingan egois orang kaya dan berkuasa, dan hanya negara ini yang akan melindungi hak dan kehormatan perempuan dengan cara yang pantas mereka dapatkan.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan; Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS Thaha: 124)
Wallahu a'lam bishshowwab
Posting Komentar