Benarkah Demokrasi Wujudkan Masyarakat Cerdas dan Kritis?
Oleh: Azzah Sri Labibah SPd (Pengasuh Majelis Taklim Remaja Paciran)
Penamabda.com - Menko Polhukam, Mahfud MD menyampaikan bahwa Pemerintah akan mengaktifkan kepolisian siber pada 2021
Menurut Mahfud, polisi siber akan diaktifkan secara sungguh-sungguh kerena terlalu toleran juga berbahaya. Adapun polisi siber yang dimaksud berupa kontra narasi.
Pengamat media sosial Enda Nasution mengatakan, negara memang perlu hadir di ruang-ruang digital, termasuk di media sosial. Ruang digital merupakan ruang publik yang membawa dampak signifikan pada beberapa aspek. Pemerintah juga harus dalam koridor hukum dan semangatnya melindungi kebebasan serta kenyamanan berekspresi, bukan melakukan represi. (kompas.com)
Benarkah polisi Siber merupakan solusi?
Di negri demokrasi yang katanya bebas ber aspirasi dan mengkritisi namun semua itu hanyalah mimpi. Rakyat dibungkam dan ditakuti dengan berbagai UU yang mengatakan kebenaran namun tak sesuai jalan pemerintahan, semua harus sesuai keinginan penguasa walau rakyat menderita.
Harusnya menyampaikan aspirasi menjadi cara mencerdaskan rakyat ,karena dengan demikian ada kepedulian rakyat tentang permasalahan yang dihadapi, rakyat diajak berfikir tidak pasif dengan apa yang terjadi, umat dituntut untuk cerdas memberikan masukkan pada negara dan pemimpin demi kemajuan bangsa dan negara.Dan pemimpin mendengarkan setiap aspirasi masyarakat baik secara lisan maupun tulisan. Mendengarkan setiap keluh kesah mereka, memahami setiap permasalahan yang dihadapi rakyatnya, bukan membungkamnya dengan berbagai macam ancaman yang membuat mereka takut, hingga pasrah dan tunduk pada kezaliman.
Jadi polisi Siber dalam sistem demokrasi ini bukanlah solusi karena akan semakin membiarkan kedzoliman merajalela dan rakyat makin menderita.
Islam mewujudkan masyarakat cerdas dan kritis.
Allah ﷻ. Berfirman "Hendaklah ada diantara kalian 'umat' yang menyeru kepada Islam dan memerintahkan pada kemakrufan serta mencegah dari kemungkaran. Mereka itulah, orang-orang yang beruntung." (Q.s Ali Imran : 104).
Dalam firman Allah ﷻ. tersebut sangat jelas untuk umat Islam diperintahkan untuk amar ma'ruf nahi mungkar, bukan diam ketika melihat kazaliman dan ini suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam.
Rasulullah ﷺ . bersabda "Sebaik-baik jihad adalah kata-kata yang haq (yang dinyatakan) kepada penguasa zalim. (H.R. Ahmad, Ibn Majah, at-Thabrani, al Bayhaqi dan an- Nasa'i).
Penghulu syuhada adalah Hamzah bin 'Abd al-Muthallib dan orang yang mendatangi penguasa zalim lalu memerintahkannya (kepada kebaikan) dan mencegahnya (dari kejelekan), kemudian dia membunuhnya". (H.R. al-Hakim dalam al-Mustadrak dari Jabir).
Rasulullah ﷺ. dalam dua hadist tersebut menjelaskan dan menegaskan kedudukkan amar ma'ruf dan nahi munkar kepada penguasa merupakan perbuatan yang terpuji hingga dikatakan "Sebaik-baiknya jihad" atau " Penghulu para syuhada" sebagai pujian untuk orang-orang yang melakukan aktivitas tersebut.
Adanya perintah dari Allah dan Rasul-Nya, untuk memberikan nasehat kepada penguasa merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan umat muslim sebagai tanda rasa sayang dan cintanya rakyat kepada pemimpin, bangsa dan negaranya agar tak terjerumus dalam kemaksiatan yang berakibat kehancuran baik pada diri sang pemimpin maupun bangsa dan negaranya.
Semoga sistem Islam segera hadir kembali dan menggantikan sistem yang dzolim ini. Wallahu’alam
Posting Komentar