Islam Menjadi Inspirasi, Aspirasi dan Solusi
Oleh : Ida Herawati
Penamabda.com - Kata “Islam” berasal dari bahasa arab aslama yang berarti selamat, sejahtera atau berserah diri. Islam juga berarti kedamaian dan keselamatan yang berdasarkan penyerahan diri kepada Allah SWT. Islam juga dimaknai dengan perbuatan bijak dan orang yang menganut agama Islam disebut dengan sebutan muslim.
Pada masa menjelang kedatangan agama Islam di Jazirah Arab dimana tidak ada seorang pemimpin di antara mereka dan kondisi politik, ekonomi, budaya serta masyarakatnya masih terpecah-pecah bahkan menjadi bagian suku-suku dan kabilah-kabilah yang didasari oleh hubungan darah juga kepentingan dalam mempertahankan sukunya. Pada masa jahiliyah itulah Allah SWT mengutus seorang Nabi terakhir bernama Muhammad SAW.
Islam adalah agama samawi atau agama langit yang diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia di dunia ini yang bertujuan mampu mengubah keadaan dan menuntun umatnya dari jalan kegelapan menuju ke jalan terang benderang.
Nabi Muhammad SAW pertama kali memperkenalkan Islam kepada Bangsa Quraisy dan penduduk Mekkah yang pada saat itu masih menyembah berhala. Mengajak kepada masyarakat Mekkah dan para sahabatnya untuk menyembah Allah SWT sang pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan. Apakah bangsa Quraisy langsung menerimanya? Tentu tidak, bahkan Rosulullah pun dikatakan gila karena sudah menghina ajaran nenek moyang mereka. Hingga berjalannya waktu Rosulullah pun hijrah ke Madinah sebab segala upaya yang Beliau sampaikan mengenai ajaran Islam ditolak dan tidak sedikit para sahabat yang mengalami siksaan yang dilakukan oleh bangsa Quraisy.
Mengutip pernyataan Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Quomas saat diskusi lintas agama dengan tema “Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan”, menegaskan bahwa masyarakat di Tanah Air agar menjadikan agama sebagai sebuah inspirasi bukan aspirasi. Menurut beliau beberapa tahun belakangan agama sudah atau ada yang menggiring agama menjadi norma politik. (AntaraNews – Minggu, 27 Desember 2020)
Pada masa sekarang di era millennial ini. Dimana kehidupan manusia terpisah dari agama. Sebagai contoh dalam menangani Covid-19 yang tidak kunjung selesai, dengan dalih jika dibiarkan masyarakat tak bekerja, maka perekonomian negara akan defisit tidak ada pemasukan. Sehingga Mall dan tempat rekreasi tetap dibuka. Kebijakan yang ditetapkan pemerintah pun berubah-ubah, hal ini menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat yang justru akhirnya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan pun menurun. Bantuan masyarakat yang seharusnya dapat menambah kebutuhan sehari-hari pun dikurangi dan menjadi perlombaan menambah pundi kekayaan pribadi.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Banyak faktor yang menyebabkan Islam tidak lagi menjadi sebuah inspirasi, aspirasi dan solusi. Diantaranya adalah masyarakat Islam masih memisahkan agama dari kehidupan, menganggap agama itu hanya di seputar masjid saja, memilih pemimpin yang tak menjalankan aqidah Islam secara kaffah, masih banyak yang mencampuradukkan yang haq dan yang bathil, bahkan tidak sedikit tempat-tempat maksiat yang masih berdiri tegak. Bahkan ketika masyarakat menyalurkan aspirasi keadaan yang tidak sesuai dengan Islam, negara ini pun melindunginya dengan berdalih perekonomian.
Islam mengajarkan banyak hal tentang aturan kehidupan, mulai dari urusan tidur hingga bangun tidur, urusan makan dan minum pun diatur, urusan rumah tangga, bahkan urusan bernegara pun lengkap dengan segala solusi yang tertuang dalam Al-Quran sebagai pedoman kehidupan. Menjadikan Al-Quran solusi dalam setiap permasalahan menjadi keharusan utama dalam menjalankan negara ini. Hanya saja masih banyak yang belum memahami Islam secara kaffah sebab masih memandang Islam hanya sebatas ibadah ritual yang tertulis dalam Rukun Islam saja sedangkan masih ada yang harus diimani dan dijalankan dalam Rukun Iman. Keimanan menjadi tonggak untuk melaksanakan segala aturan yang sudah Allah buat untuk mengatur alam semesta ini.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." ( QS. Ar-Ra’d : 11)
Islam mengajarkan setiap permasalahan itu harus diselesaikan, dan hanya Islam yang bisa menjawabnya sesuai dengan akal. Allah memberikan potensi akal untuk berfikir dan mentadaburi ayat-ayat Al-Quran sebagai solusi kehidupan, baik itu antara hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan masyarakat. Jika negara ini masih dalam kondisi yang sulit untuk keluar dari permasalahan maka hendaknya selalu mengingat Allah, memohon ampunanNya, menjalankan aturan-aturan syariah yang telah Allah ajarkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk diikuti oleh umatnya, memisahkan yang haram dan halal agar jelas, dan kembali ke aturan Allah yaitu Al-Quran dan sunnahNya dengan mengharapkan ridho Allah SWT.
Posting Komentar