Gelombang Covid dan Ambruknya Sistem Kesehatan Kapitalis
Oleh: Rahmawati, S.Pd (Aktifis Muslimah Kalsel)
Pandemi covid-19 ini seolah-olah tidak ada ujungnya. Semakin hari, angka positif covid-19 semakin meningkat. Sehingga pemerintah diminta terapkan lockdown regional. Dengan melihat hal ini, membuat prihatin dan was-was semua pihak. Kehidupan tidak berjalan dengan normal.
Seperti yang dipaparkan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang radikal agar keluar dari lonjakan pandemi virus corona (covid-19) saat ini. Jakarta, CNN Indonesia. Hermawan mengatakan pemerintah memiliki dua opsi yang bisa diambil saat ini, yakni PSBB ketat atau lockdown regional. Menurutnya, pilihan yang paling radikal adalah lockdown. “Pemerintah harus radikal. Opsinya ada dua, mau PSBB seperti semula, atau lockdown regional terbatas pada pulau besar. Opsi paling radikal tentunya lockdown regional, radikal tapi paling logis,” kata Hermawan dalam Konferensi Pers pada Minggu (20/6/2021).
Kompas.com-Perhimpunan dokter spesialis, mengeluarkan pernyataan mereka dan merespon situasi pandemi di Indonesia yang tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan. Sebanyak 5 perhimpunan dokter spesialis mengatakan konferensi pers pada Jumat (18/6/2021), yang salah satunya ditayangkan melalui Youtube Pengurus Besar PAPDI.
Ketua Umum Perhimpunan Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) DR. Dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD, KKV, FINASIM, FACP mengungkapkan, pandemi telah berlangsung setahun lebih dan sejak awal pandemi para dokter telah menghimbau pada orang-orang dengan komorbid untuk tidak berobat ke rumah sakit jika tidak terpaksa. Namun, hal itu tidak berlangsung seterusnya. Menurut Dr Sally, Indonesia menghadapi dobel ancaman ketika orang-orang dengan komorbid datang ke rumah sakit berbarengan dengan pasien Covid-19.
Menurut data IDAI, tingkat kematian atau Case Fatality Rate usia 0-18 tahun yang terkonfirmasi Covid-19 mencapai 3-5 persen. Para dokter juga melihat penurunan kasus terjadi saat PPKM diberlakukan. Dan menurut pemaparan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru), Dr. dr. Erlina Burhan Sp.P(K), M.Sc,Ph.D mengatakan, kasus kembali naik setelah adanya pembukaan tempat wisata dan pergerakan masyarakat yang tinggi.
Situasi wabah yang makin tak terkendali menunjukkan sistem kesehatan yang diterapkan oleh kepemimpinan kapitalis sudah kolaps. Ketidakpatuhan masyarakat terhadap prokes yang sering dijadikan dalih sejatinya menunjukkan ketidakmampuan negara dalam meriayah masayarakat. Sekaligus menunjukkan hilangnya wibawa kepemimpinan mereka di mata rakyat.
Negara memang salah langkah sejak awal ketika dominan menjadikan pertimbangan ekonomi dalam mensikapi wabah. Diperparah dengan penerapan kebijakan-kebijakan yang kian menjauhkan jarak antara mereka dengan rakyatnya.
Lockdown mestinya menjadi pilihan yang memang benar-benar harus dilakukan pemerintah agar setidaknya angka kasus Covid-19 ini tidak terus meningkat. Dari berbagai pihak sudah mengusulkan pemerintah untuk menerapkan lockdown. Namun, pemerintah belum mau mengambil langkah tersebut. Belum mau mendengar masukan-masukan dari pihak yang memang tidak sejalan dengan mereka.
Pandemi yang sedang kita hadapi saat ini merupakan peringatan yang sangat keras bagi dunia, terutama bagi eksistensinya kapitalisme global yang terus berjalan tanpa henti, meracuni bumi dan manusia tanpa henti.
Membangun sistem kesehatan yang kuat untuk resolusi situasi tak terkendali hari ini butuh pada perubahan sistemis dan mendasar. Dimulai dari perubahan sistem politik dari kapitalisme ke Islam yang berbasis kesadaran ideologis umat. Dalam hal ini, solusi-solusi pragmatis tetap harus dijalankan oleh masyarakat, tapi itu tetap tidak akan cukup karena penerapan sistem kapitalisme tetap akan memunculkan benturan dengan kepentingan-kepentingan lainnya.
Solusi yang ditawarkan oleh berbagai pihak selama ini ternyata belum mampu untuk menyelesaikan pandemi ini. Pentingnya dakwah Islam ideologis yang mengokohkan keimanan dan ketaqwaan akan kebenaran dan kesempurnaan Islam. Termasuk pengaturan soal kesehatan. Dakwah pada penguasa maupun pada masyarakat umum adalah suatu kewajiban setiap muslim, menyampaikan solusi yang benar, sistem yang akan menggantikan sistem kapitalisme. Kapitalisme yang selama ini kita lihat ternyata belum bisa memberikan solusi bagi permasalahan umat. Sebaliknya, justru menambah masalah-masalah baru yang tak kunjung selesai.
Islam telah menjamin kesehatan umat dan menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak, sekaligus memenuhi kebutuhan dan keperluan rumah sakit. Ini pernah terjadi ketika Islam mengalami puncak kejayaannya. Seperti di masa khilafah ‘Abbasiyah, yang mana pada masa itu ada salah seorang dokter yang juga merupakan ilmuan yang bernama Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi menjadi sosok yang sangat berperan dalam perjuangan jaminan kesehatan di masa khilafah ‘Abbasiyah. Kepada murid-muridnya, ia coba meluruskan bahwa niat tulus seorang dokter adalah menyembuhkan orang sakit, yang lebih besar dari pada niat untuk mendapatkan upah atau imbalan materi lainnya. Mereka diminta memberikan perhatian kepada fakir, sebagaimana orang kaya maupun pejabat negara. Mereka juga dituntut oleh khalifah untuk bisa memotivasi kesembuhan pada pasiennya. Bahkan dari segi anggaran, khilafah tidak hanya mengandalkan dari anggaran negara, meskipun sebenarnya khilafah mampu dalam melaksanakan tugasnya. Namun banyak para dermawan yang ingin menginfakkan hartanya untuk pelayanan kesehatan masyarakat pada saat itu.
Para era itu, sudah ada kebijakan khilafah dengan rumah sakit keliling. Rumah sakit yang masuk dari desa ke desa. Khilafah benar-benar memberikan perhatian dibidang kesehatan dengan layanan nomor satu, tanpa membedakan lingkungan, status sosial dan tingkat ekonomi.
Semua pelayanan kesehatan itu didapat dengan mudah, murah bahkan gratis. Sistem kesehatan sebuah negara ketika menerapkan aturan Islam secara kaffah akan berjalan dengan baik. Karena ketaatan seorang pemimpin atas amanahnya sebagai penguasa yaitu sebagai pelayan rakyat tidak luput dari pengawasan Allah SWT dan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Sedangkan rakyat karena keimanan dan ketakwaannya, taat kepada pemimpin atas aturan yang diterapkan. Oleh karena itu, wabah penyakit menular tidak akan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian tuntas kecuali dengan memakai aturan Islam. Maka keberkahan akan dilimpahkan kepada manusia beserta alam semesta.
Posting Komentar