Pentingnya Muhasabah Ditengah Musibah Wabah
Oleh: Ilma Nur ghani
Korban dari adanya Pandemi covid -19 setiap harinya makin mencemaskan. Berdasarkan data yang tercatat oleh pihak yang berwenang, jumlah warga yang terpapar rata-rata di atas 20 ribu kasus perhari nya, Sejumlah Rumah Sakit diberbagai daerah dilaporkan kolaps, pasien makin bertumpuk, bahkan tak ayal RS seolah angkat tangan tanda menyerah karena tak sanggup lagi mampu menampung pasien yang tiap hari bertambah banyak. Yang pada akhirnya, tenaga kesehatan pun makin kewalahan. Qadarullah, tak sedikit sebagian ikut jatuh sakit karena terlalu kelelahan mengurus yang terpapar virus dan sebagian lagi meninggal dunia.
Musibah adalah kuasa Allah, maka berbagai ujian, cobaan atau musibah apa pun itu yang datang kepada kita adalah bagian dari kecintaanNya untuk menguji hambanya apakah sabar dan ridha atau malah marah, dan ujian apa pun itu datang terkadang sebagai peringatan untuk kita agar kita kembali ke jalan yang benar. Maka sudah selayaknya bagi seorang kaum mukmin dalam mengahadapi berbagai musibah hendaklah di hadapi dengan keimanan. Disitulah seorang muslim wajib mengimani bahwa tidak ada satupun musibah yang dia alami melainkan atas kehendak Allah SWT. Termasuk pandemi covid-19 ini.
Tidak ada satupun musibah seperti bencana alam atau wabah yang terjadi begitu saja, semua makhluk yang ada di alam semesta termasuk berbagai makhluk seperti virus atau bakteri penyebab wabah penyakit, semua tunduk pada kekeuasaan-Nya. Tidak ada yang kebetulan, semua sudah tercatat dalam kitab lauh mahfuzh dan sudah menjadi QadhaNya. Dengan demikian, apabila seorang hamba memahaminya dengan benar maka dia akan mengakui tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Apa pun yang terjadi atas kehendak Allah.
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang serba terbatas, serba lemah, namun kadang lupa diri bahwa dirinya bisa segalanya. Ketika membanggakan kecanggihan teknologi kedokteran, farmasi, dan lain sebagainya, mau sehebat apa pun itu manusia ternyata akan sampai pada satu realita bahwa manusia tidak sanggup mengalahkan kekuasaan Allah SWT. Bahkan menghadapai makhluk kecil seperti virus saja dunia nyaris lumpuh.
Kemudian sikap yang berikutnya ketika menghadapi musibah adalah kita wajib memahami bahwa sepanjang kehidupan di dunia dia akan selalu mendapatkan berbagai ujian. Tidak ada seorang hamba pun yang melewati hidupnya tanpa ujian dari Allah SWT. Jika ia bersabar, ia bersih dari segala dosa karena kesabarannya menanggung berbagai ujian. Dan ia mendapat pahala dari kesabarannya. Diantara bentuk kesabaran seorang hamba dalam menghadapi musibah seperti sakit adalah tidak mencaci-maki sakit yang sedang di deritanya. Termasuk seperti saat ini yaitu tidak mencela wabah covid-19 yang sedang mewabah ini, tetapi dihadapi dengan sikap sabar serta ridha atas ketetapanNya.
Selain itu, kaum mukmin juga di perintahkan untuk bermuhasabah atas musibah yang terjadi. Umat wajib muhasabah atas kemungkinan dosa-dosa yang dilakukan yang menyebabkan datangnya bencana. Tentu saja Allah turunkan ujian ada maksud tertentu agar umat kembali ke jalan yang benar, Kembali menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Bila begitu, sudah selayaknya kita harus menyadari bahwa Allah tidak akan mendzalimi manusia selama manusia itu tidak mendzalimi dirinya sendiri. Berbagai kerusakan dalam berbagai sektor tentu saja akibat perbuatan tangan manusia maka Allah datangkan ujian berupa peringatan agar manusia merasakan Sebagian akibat dari perbuatannya.
Lihat saja, saat ini di negeri yang mayoritas muslim justru banyak terjadi pelanggaran Syariah,penistaan agama, hukum Allah dipilih-pilih sesuka hati dan beragam tindak kedzaliman sepertinya tidak pernah berakhir. Hukum dalam peradilan tebang pilih, yang salah dibenarkan yang benar disalahkan. Eratnya hubungan kemungkaran dan kedzaliman sebagai sebab datangnya bencana adalah perkara yang jelas, dan itu sudah Allah firmankan dalam QS Al An’am:44. Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa saat kejahatan merajalela Allah SWT akan mendatangkan bencana. Dan itu memang benar saat ini kemungkaran telah merajalela, kemudian Allah datangkan bencana yang menimpa semua orang termasuk orang orang yang shalih pun tak luput dari datangnya bencana.
Oleh karena itu, selain berikhtiar dengan mengerahkan kemampuan teknologi kedokteran dan obat-obatan, kaum muslim juga harus melakukan taubat nasuha, yaitu dengan cara kembali kepada Allah sebagai Al Mudabbir. Tentu saja dengan menaati semua aturan-Nya, menjadikan agama Allah sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan.
Tak kalah pentingya saat ini adalah umat harus menyadari bahwa mereka tidak memiliki kepemimpinan yang serius dalam mengurus urusan umat. Meledaknya pandemi saat ini adalah rangkaian ketidakseriusan pemerintah dalam menangani wabah. Kebijakan yang ditetapkan tidak mengatasi masalah, yang ada malah menjadi bertambah masalah. Akibatnya, rakyat sudah hilang kepercayaan kepada pemerintah. Disinilah Umat membutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar mau mengurus dan melindungi mereka dari bencana. Pemimpin yang mengurusi umat dengan syariah Islam yang menanamkan iman dan takwa kepada warga sehingga menjaga diri dari berbagai
tindakan yang mudarat, menjamin hak-hak rakyatnya serta yang mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Akhir kalimat, semoga Allah segera mengangkat wabah ini dari tengah-tengah umat dan negeri-negeri muslim. Semoga Allah SWT pun menyegerakan tegaknya kepemimpinan Islam yang melayani umat dengan syariah Islam dalam naungan khilafah Ar-Rasyidah dengan metode kenabian.
Wallhu ‘alam bi showwab.
Posting Komentar