Eksploitasi Perempuan Dalam Peran UMKM
Oleh : Anggraini Putri Mahardita
Presiden RI Joko Widodo mengatakan negara-negara G20 harus terus mendorong penguatan peran UMKM dan perempuan melalui sejumlah aksi nyata. Hal itu disampaikan Presiden saat berpidato pada side event KTT G20 yang membahas soal UMKM dan bisnis milik perempuan, di La Nuvola, Roma, Italia, Sabtu (30/10). (Viva.co.id)
Dorongan peningkatan peran UMKM tidak jarang digaungkan oleh pemerintah negeri ini. Negeri dengan sistem ekonomi yang berkiblat pada barat ini memang sudah seringkali menimbulkan persoalan. Sistem ekonomi kapitalisme alih-alih menyelesaikan persoalan dan memberikan solusi justru seringkali hanya mengandalkan UMKM. Dengan hal itu, pemerintah tidak perlu berbuat banyak dan cukup menjalankan peran sebagai regulator bukan sebagai penanggung jawab penuh atas kesulitan rakyatnya. Selain itu dorongan penguatan peran UMKM sekaligus mengalihkan dari merevisi kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan asset negara (BUMN) yang kapitalistik, yang selama ini pengelolaan sumber daya alam yang merupakan barang milik dan kebutuhan publik diprivatisasi para kapitalis yang bersekutu dengan rezim yang berkuasa.
Lebih ironisnya, untuk mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja pada UMKM, pemerintah juga meminta keterlibatan perempuan dalam jumlah yang lebih besar. Mengabaikan peran perempuan sebagai pendidik generasi, perempuan di sistem saat ini seakan dipaksa untuk menjadi pencari nafkah, mengabaikan tanggung jawab utamanya. Sehingga keterlibatan perempuan yang dijadikan alat di sistem ekonomi kapitalisme saat ini justru melahirkan masalah-masalah yang sering kita temui seperti keretakan rumah tangga hingga kerusakan generasi.
Kebijakan ini tentu bukanlah solusi melainkan justru mempertahankan kesalahan pengelolaan dan memunculkan masalah-masalah baru. Begitulah watak pemerintah negeri ini yang tak akan pernah peduli, karena tujuan utamanya hanyalah bagaimana menyelamatkan ekonomi kapitalis. Sebab, letak permasalahannya adalah diterapkannya sistem kapitalisme yang masih dibiarkan mengakar di negeri ini.
Berbeda dengan sistem politik dan ekonomi Islam, sumber daya alam adalah milik rakyat bukan segelintir rakyat, negara, apalagi para pemilik modal. Islam hadir tidak hanya sebagai agama ritual. Islam juga merupakan sistem kehidupan yang mampu memecahkan seluruh problem kehidupan, termasuk dalam pengelolaan kekayaan alam. Sebagaimana dalam firman Allah SWT “Kami telah menurunkan kepada kamu (Muhammad) al-Quran sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (TQS an-Nahl [16]: 89). Sumber daya alam merupakan bagian dari kepemilikan umum yang wajib dikelola negara dan hasilnya diserahkan untuk kesejahteraan rakyat secara umum. Sehingga, haram hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada individu, swasta apalagi asing.
Selain itu berbeda dengan kapitalisme yang mengeksploitasi perempuan demi meraup keuntungan. Perempuan dalam sistem Islam begitu dimuliakan. Bagaimana tidak ? Islam tidak membebani kaum perempuan untuk memikul tanggung jawab menafkahi diri sendiri. Namun tanggung jawab itu dibebankan kepada bapak, suami atau seorang kerabatnya. Kalaupun tidak ada sama sekali orang yang menanggung kehidupannya dalam hal nafkah maka hal tersebut menjadi tanggung jawab negara. Perempuan diperbolehkan bekerja apabila masyarakat sangat membutuhkan bantuan dirinya untuk melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan fitrah.
Menafkahi keluarga dalam Islam dibebankan pada para suami sehingga istri dapat fokus mengerjakan tugas utamanya yakni mengurus rumah tangga dan menjadi seorang ibu yang baik. Dengan demikian, istri dapat menjadi penyejuk rumah tangga dan penghibur bagi suami dan putra-putrinya. Perempuan juga turut menjadi peran penting dalam lahirnya generasi yang berkualitas. Sehingga jelas bahwa peran perempuan adalah fokus dalam mencetak generasi peradaban yang gemilang.
Demikianlah, untuk mengakhiri eksploitasi perempuan dalam peran UMKM, mau tak mau kita harus kembali pada ketentuan syariat Islam yang telah diatur oleh Allah SWT dengan menerapkan sistem politik serta ekonomi Islam. Selama sistem ekonomi kapitalisme masih mengakar di negeri ini, maka selama itu pula kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tak akan menjadi solusi dan hanya menguntungkan para kapitalis, serta selamanya perempuan akan terus dieksploitasi.
Wallahualam.
Posting Komentar