Negeri-negeri Muslim Butuh Junnah
Oleh : Rahmawati, S.Pd (Aktifis Muslimah Kalsel)
Menjadi mayoritas namun tidak membuat kaum muslim di berbagai negeri di dunia berada di posisi istimewa. Sebaliknya, semakin hari banyak kezaliman yang menimpa. Pelecehan terhadap berbagai syariat Islam semakin terlihat. Penjajahan Israel atas Palestina, tragedi muslim Rohingya yang tak kunjung selesai, muslim Uighur adalah beberapa bukti bahwa kondisi kaum muslim saat ini benar-benar tidak sedang baik-baik saja.
Republika.co.id, Islamabad – Wilayah Jammu dan Kashmir yang dikelola India disebut sebagai tempat Islamofobia terbesar di mana India menghukum orang hanya karena menjadi muslim. “Agenda rezim BJP-RSS (Partai Bharatiya Janata) didorong oleh kebencian, eksklusivisme dan mayoritas. Karena kebijakan Hindutva pemerintah India, Khasmir menjadi tempat terbesar untuk Islamofobia di dunia”, kata Presiden Azad Jammu dan Khasmir yang dikuasai Pakistan, Sardae Masood Khan di Twitter.
Dia mengacu pada Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sumber dari Partai Bharatya Janata (BJP) yang berkuasa di India sejak 2014. Menurutnya, orang Khasmir dihukum hanya karena mereka muslim. Wilayah tersebut juga merupakan teroris terbesar di dunia karena pasukan India melakukan terorisme negara terhadap warga Khasmir yang tidak bersenjata. Menurut laporan oleh Forum Hukum Khasmir, 474 orang termasuk 232 tersangka militan dan 177 tentara India tewas di Jammu tahun lalu. Selain itu, sekitar 65 warga sipil tewas diluar hukum.
Umat Islam diberbagai negeri mengalami penindasan dan diskriminasi, bahkan dimusuhi dan tidak diakui sebagai wargana negara. Hal ini terjadi bukan hanya di satu negeri yang mayoritas penduduknya muslim, namun hampir di setiap negeri, Islam menjadi boomerang bagi mereka yang tidak ridho dengan orang muslim itu sendiri, lebih-lebih dengan bangkitnya Islam. Islam sebagai ajang pertunjukan bagi mereka untuk mereka permainkan, mereka menindas kaum muslim dengan sangat keji.
Kaum muslim di negeri lain terhalang memberi pertolongan karena terjerat ide nasionalisme yang mematikan dan mencerminkan sikap egois. Mereka terhalang untuk memberi pertolongan karena adanya sekat nasionalisme atau sekat kebangsaan. Sekat nasionalisme inilah yang menjadikan umat muslim terpecah belah, bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya, tercerai berai, tidak tau arah, bahkan menegaskan bahwa persoalan saudaranya di suatu negeri seolah-olah bukanlah persoalan umat Islam. Padahal Islam tidak pernah mengajarkan bahwa umat Islam memiliki masalah sendiri-sendiri, Islam tidak pernah mengajarkan bersikap egois dan tidak peduli terhadap sesamanya, lebih-lebih sesama kaum muslim.
Sekat-sekat kebangsaan membuat lupa bahwa kaum muslim adalah satu tubuh. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang dengan sesama mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan baik sakit demam dan tidak bisa tidur”. (HR. Bukhari-Muslim).
Sedang negara barat dan dunia internasional terus memburu dan mengeksploitasi melalui beragam cara dan lembaga. Hukum-hukum internasional pun ternyata tidak mampu menyelesaikan permasalan yang terjadi, penindasan yang dilakukan kepada kaum muslim. Bahkan, dinilai secara selektif digunakan negara kolonial hanya untuk menguatkan hegemoni mereka.
Umat Islam membutuhkan junnah berupa institusi politik Islam (Khilafah). Karena dengan Khilafah umat muslim bisa terlindungi, dijaga serta dijamin keselamatannya. Baik mereka berada di negeri yang minoritas penduduknya muslim sekalipun. Islam sebagai poros kehidupan mereka yang mengambil Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman, sehingga yang sering kita dengarkan yaitu Islam Rahmatan Lil aalamiin tidak hanya menjadi sebuat kata-kata saja namun bisa senantiasa dirasakan oleh setiap penduduk bumi ini.
Khilafah yang telah terbukti bisa melindungi dan mensejahterakan penduduknya selama 13 abad lamanya dan menguasai 2/3 dunia. Inilah yang patut kita contoh dan justru harus diperjuangkan, sehingga umat muslim tidak lagi menjadi bahan pertunjukan dan didiskriminasi oleh orang kafir barat. Khilafah juga telah memberikan bukti nyata dengan banyaknya bukti-bukti sejarah yang telah kita ketahui, seperti saat Khalifah Al-Mu’tasim Billah yang memerintahkan para tentaranya untuk menyelamatkan seorang wanita yang pada saat itu dilecehkan oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri auratnya terlihat. Wanita itu lalu berteriak memangil Khalifah untuk meminta perlindungan. Sehingga dengan peritah sang Khalifah ribuan tentara muslim bergerak dari Baghdad menuju Ammuriah. Kota itu lalu dikepung oleh tentara muslimin. Sehingga posisi wanita tersebut aman dan terlidungi. Bagaiaman tidak kita merindukan masa itu? Khalifah tidak segan-segan untuk menghukum bagi siapa saja yang membuat kekacauan dan melecehkan umat muslim.
Kita sebagai umat yang harusnya rindu dengan masa itu, sudah seharusnya untuk memperjuangkan kembali berdirinya Khilafah Islamiyah agar hidup kita bisa terjaga dan dimuliakan. Sudah saatnya kita meninggalkan sistem sekuler ini yang belum mampu memberikan solusi bagi banyaknya permasalahan umat sampai pada saat ini. Sistem yang melahirkan ikatan nasionalisme yang membuat para umat muslim abai dengan saudara muslim lainnya. Sedangkan Allah perintahkan kita dengan sangat jelas untuk saling melindungi dan membantu dalam segala hal kebaikan. Sudah saatnya Islam menggantikan sistem ini, merubah nasib atau kehidupan kaum muslimin yang hitam menjadi kehidupan yang putih serta terang benderang.
Wallahua’lam bisshowab
Posting Komentar