DAMPAK PANDEMI BAGI ANAK USIA DINI
Oleh : Waryati
(Ibu Rumah Tangga)
Pandemi Covid 19 entah kapan usai. Hingga kini, justru virus tersebut malah bermutasi dengan berbagai varian baru dari alpha hingga omicron. Pandemi sejak kemunculannya dua tahun silam telah memorak-porandakan tatanan kehidupan manusia. Menghancurkan ekonomi, pendidikan serta memunculkan segudang permasalahan. Termasuk permasalahan yang menimpa anak-anak.
Tak sedikit balita menjadi sebatang kara akibat kehilangan kedua orang tuanya yang terpapar virus dan meninggal dunia. Dengan demikian, hilang sudah harapan si balita untuk mendapatkan hak nya, yakni mendapat ASI dari ibunya dan pengasuhan dari kedua orang tuanya. Ada pula anak usia sekolah terpaksa putus sekolah karena kemiskinan yang dihadapi keluarga.
Pandemi pun tak menghentikan kekerasan terhadap anak. Tercatat ada 2.726 kasus kekerasan terhadap anak sejak Maret 2020 hingga Juli 2021. Mirisnya, dari 2.726 kasus 52 persennya didominasi oleh kejahatan seksual. Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait "52 persen itu didominasi kasus kejahatan seksual seperti itu. Serangan persetubuhan, penetrisi itu juga dilakukan bukan hanya orang per orang. Ada yang bergerombol juga, istilahnya gang rape, perkosaan massal," ungkapnya, dilansir dari Republika.co.id (7/9).
Di sektor industri, permasalahan tak kalah pelik menimpa anak-anak. Diduga, ada keterlibatan pekerja di bawah umur yang dipekerjakan di perusahaan sawit. Ada 204 perusahaan sawit yang tersebar di Provinsi Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jambi dan Riau.
Jika ditelisik lebih dalam lagi, ada kemungkinan masih banyak permasalahan anan-anak terdampak pandemi yang tak terdata atau mungkin terabaikan. Jelang pergantian tahun, bukannya kegembiraan mewarnai kehidupan anak negeri. Namun sebaliknya, kesempitan hidup dan derita pilu menjadi kado pahit yang kian menghimpit.
Akibat situasi pandemi yang tak menentu, dunia anak menjadi salah satu yang rentan terkena dampak pandemi. Pembatasan fisik dan sosial serta pemberlakuan protokol kesehatan di lingkungan mereka, menjadikan anak kurang berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Hal ini menyebabkan anak tidak bahagia dan diliputi berbagai kecemasan.
Penelitian terbaru Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Primatia Yogi Wulandari mengungkapkan, bahwa banyak situasi tidak menyenangkan yang dihadapi anak selama pandemi, merasakan kecemasan berantai dari lingkungan mereka, Compas.com (28/11).
Untuk memulihkan psikologis anak terdampak pandemi, dibutuhkan kerja sama baik dari pihak pemerintah, masyarakat maupun keluarga. Pemerintah sebagai lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap rakyatnya, harus hadir di tengah masyarakat guna membantu pemulihan anak terdampak pandemi dari segala aspek. Berbagai kasus yang menimpa anak-anak hendaknya mendapat prioritas penanganan utama agar generasi anak bangsa dapat terselamatkan akibat goncangan pandemi.
Adapun dari pihak masyarakat, jika menemukan kejanggalan terhadap prilaku anak atau melihat anak tidak diperlakukan sebagaimana halnya anak-anak, maka hendaknya masyarakat segera melapor kepada pihak pemerintah setempat dan mengupayakan pertolongan.
Yang terakhir adalah peran keluarga. Untuk mendampingi dan menguatkan mental anak saat pandemi, tanamkan keyakinan kepada anak bahwa setiap ujian adalah atas kehendak Allah Swt. Tak mungkin Allah memberikan ujian di atas kemampuan hambanya. Ada sulit, pasti ada kemudahan. Dan tak kalah penting, bahwa dalam setiap menghadapi ujian, sabar, ikhlas serta syukur harus senantiasa disampaikan kepada anak. Supaya anak merasa tenang dan mampu melewati ujian penuh keridhaan.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat juga sebagai cara menjaga kesehatan agar terhindar dari serangan virus. Karena Allah menyukai hal-hal suci dan bersih. Dan untuk menjaga kekebalan tubuh tentunya harus mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 172;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Wallahua'lam.
__________________________________________
Dukung terus Penamabda.com menjadi media rujukan umat.
Dukung juga channel youtube dan IG Pena Mabda ya sahabat!
Posting Komentar