Koneksi Internet Boleh Hilang, Asalkan Jangan Koneksi Sama Allah
Oleh : Nora Putri Yanti S.Pd
(Aktivis dakwah kampus)
Galau sekarang udah berubah haluan ya Akhwatifillah, dulu galaunya karena putus dari pacar atau belum dapat pasangan hidup yang tepat, sekarang semua malah gak bisa hidup jika tidak ada handphone yang terkoneksi sama jaringan alias sinyal, karena begitulah dunia milenials sekarang serba Maya yang bergantung dengan kuatnya sinyal, walaupun handphonenya menyala namun tidak terkoneksi jaringan juga percuma, begitu juga sebaliknya jika ada jaringan tapi tidak ada handphone juga tidak berguna, semua urusan kita akan terbengkalai, mulai dari sekolah kita online, pekerja kantoran juga dari rumah, hingga urusan keluarga pun butuh terkoneksi satu sama lain. Namun pernah kepikiran gak akhwatifillah jika koneksi kita kepada sang pencipta yang low atau bahkan hilang?
Kayaknya biasa saja ya respon kita, hampir 98% dari kita menganggap biasa melainkan ibadah, Allah kan maha tahu kita lagi lelah, Allah maha pemaaf akan hambanya yang berbuat dosa dan dalih lainnya untuk meringankan kesalahan mereka dalam melalaikan kewajiban, subhanallah. Lihat saja para pemudanya, ketika diajak sholat, jawabnya entar ajalah pas usia senja fokusnya ibadah, karena sekarang masih muda harus foya-foya nikmati hidup bebas dengan gaya, ada agenda dakwah diajak ikut sama sahabatnya, keluarlah jurus berkelit lidahnya “bukan kewajiban kita atau belum pantas menyampaikannya, lagian dakwah udah diemban ustad dan ustadzah”, miris ya Akhwatifillah para generasi pejuang peradaban kedepannya.
Bukankah bisa kita lihat sekarang ini akibat sinyal kita hilang dari sang pencipta, kehidupan sengsara, kemaksiatan merajalela, pemudanya mengikuti rayuan dunia saja, karena ketidaktahuan dengan Islamnya sampai menganggap agama mengekang mereka, astagfirullah. Kontaminasi pemikiran sekularisme nyata didepan mata ya Akhwatifillah, datangin Allah meminta pertolongan ketika butuh saja, setelah urusannya selesai dan kehidupan aman tentram maka lupa kepada-Nya dan menghidupkan mode pesawat kepada pencipta alam semesta, dalam kehidupan nya gak pakai aturan agama.
Gak heran jika zaman sekarang pemudanya gampang stres ya Akhwatifillah, ada permasalahan larinya ke narkoba, perzinaan mendunia, dan ada juga yang gampang sekali mau menghilangkan nyawanya, karena koneksi dengan Allah tadi lah yang mereka putuskan, malah mereka memisahkan agama dari kehidupan alias sekulerisme tadi yang dijadikan pegangan.
Jika saja mau mencampakkan sekularisme ini dan mengambil Islam secara kaffah maka rahmatan Lil alamin itu bisa kita rasakan, tidak hanya muslim tapi seluruh ciptaan Allah SWT. Yang kalau kita pelajari ternyata koneksi dengan Allah itu gampang sekali menyambungkannya. Asalkan mensetnya hidupnya tidak sekular kapitalisme ya, melainkan harus islam ya, yang didalamnya kita akan dipahamkan bahwa dalam hidup itu ada pencipta dan pengatur nya ya Akhwatifillah, yaitu Allah SWT satu-satunya yang wajib disembah, yang sejatinya Allah dekat dengan kita dan selalu terkoneksi selama 24 jam ya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”(Qs.Qaf 50: Ayat 16)
اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَا لِ قَعِيْدٌ
“(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.” (QS. Qaf 50: Ayat 17)
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf 50: Ayat 18).
Menset inilah yang harus selalu dibangun oleh para pemuda, yang dijamin jaringan kita akan terkoneksi kuat dengan Allah, tidak ada lagi stres galau yang berkepanjangan, karena kita sudah mengetahui hidup kita hanya untuk beribadah kepada Allah, menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan Allah. Dalam kehidupan manusia tidak akan ada lagi celah untuk tidak beribadah kepada Allah sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Quran surat az-zariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Yang namanya ibadah ya Akhwatifillah yaitu “tha’atullah wa khudhu’un lahu waltizamu ma sya’ahu minad Din”. Yaitu taat kepada Allah dan tunduk dan patuh kepada aturan serta hukum-hukum Allah dalam semua perkara, bisa kita lihat dari individunya yang selalu beriman dan bertakwa kepada Allah dan lingkungannya juga tersuasanakan keimanan dengan kentalnya, sayangnya kehidupan ideal ini hanya bisa adanya di sistem khilafah saja ya Akhwatifillah. Kalau masih bersikeras memakai kacamata sistem saat sekarang ini memang mustahil terlaksana. Agar bisa ada sistem paripurna ini sudah dicontohkan nabi kepada kita mewujudnya, Saatnya mengkaji Islam secara menyeluruh dan ikut berdakwah bersama kelompok Islam ideologis, agar kegemilangan Islam selama 13 abad silam kembali kita rasakan segera.
Allahuakbar!
__________________________________________
Dukung terus Penamabda.com menjadi media rujukan umat.
Dukung juga channel youtube dan IG Pena Mabda ya sahabat!
Posting Komentar