Menanamkan Kesabaran pada Anak
Oleh : Eva Huzaifah (Aktivis Dakwah di Depok)
Pernahkah Anda mengalami ketika mengantre, tiba-tiba ada seseorang yang menyelak antrean? Atau ketika Anda berkendaraan, saat lampu merah ada seseorang yang membunyikan klakson berkali-kali karena ingin cepat maju? Itulah yang terjadi saat ini di tengah krisis multidimensi, masyarakat pun mulai mengalami krisis kesabaran.
Padahal di dalam agama kita (Islam), sabar merupakan adab yang menempati posisi paling agung. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ali bin Abi Thalib, "Sabar bagi keimanan laksana kepala dalam tubuh, apabila kesabaran telah hilang lenyap, maka lenyap pula keimanan.”
Kesabaran itu salah satu modal penting menuju kesuksesan. Seperti kesabaran yang ditunjukkan Nabi Ismail as kepada ayahnya Nabi Ibrahim as, ketika Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Dari kesabaran itu berbuah kemenangan. Ternyata, Allah menyelamatkan dan memberkahi keduanya dan peristiwa itu dijadikan syariat Idul Qurban bagi umat Muslim.
Dari kisah di atas, lalu bagaimanakah menanamkan khuluk/perilaku sabar pada anak? Mengingat kesabaran itu tidak muncul secara tiba-tiba, perlu pemahaman melalui proses pendidikan dan pengalaman. Maka, yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan kesabaran pada anak, yakni :
Pertama, tunjukkan diri sebagai orang tua yang sabar. Perlakukanlah anak dengan cinta dan kasih sayang.
Kedua, tanamkan sejak dini pada anak, tidak perlu menunggu anak memasuki usia tamyiz.
Ketiga, memberitahu tenggat waktu, dan memenuhi janjinya pada anak. Keempat, ajarkan memahami proses suatu pekerjaan. Dampingi dan bantu perlahan, dengan diiringi kalimat motivasi dan kegembiraan. Kelima, orang tua tidak boleh mengalah pada keinginan anak yang tidak begitu penting.
Maka, kesabaran orang tua menjadi kunci melatih anak untuk bersabar, dengan tidak mengalah pada keinginan mereka, diamkan dan beri penjelasan mengapa keinginannya tidak dikabulkan. Bila Anda berpikir kasihan dan tidak tahan dengan rengekan dan amukan mereka, maka bersiaplah menghadapi berbagai tuntutan kelak saat mereka dewasa.
Posting Komentar