Larangan Hijab, Islamophobia Semakin Merebak

Larangan berhijab di India baru-baru ini membuat umat Islam meradang. Bagaimana tidak, sejumlah sekolah di India tidak diperbolehkan untuk berpakaian muslimah. Mereka dilarang menutup auratnya, dengan jilbab dan kerudung. Sehingga sejumlah muslimah di India melakukan unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan/ketidak setujuan atas kebijakan larangan hijab ini.

Beberapa waktu lalu menteri pendidikan Karnataka, SM Nagesh, memerintahkan  aturan berpakaian sekolah telah ditetapkan, setelah meninjau keputusan pengadilan dari seluruh negeri untuk melarang jilbab di lembaga pendidikan. Hal ini direspon oleh Pemerintah Karnataka, dimana 12% dari populasinya adalah Muslim dan diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP). Dimana penguasa ini mendukung Perdana Menteri Narendra Modi, yang mengatakan dalam sebuah perintah pada 5 Februari bahwa semua sekolah harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh manajemen (Okenews,9/2/2022).

Begitu tampak kebencian penguasa India ini kepada syari'at Islam. Padahal sekian persen dari penduduknya adalah beragama Islam. Dan mereka berhak untuk melakukan aturan ibadah mereka termasuk menutup auratnya bagi seorang muslimah ketika keluar rumah. Tetapi penguasa malah dengan sengaja melarang muslimah menutup aurat. Dengan dalih sudah menjadi keputusan pengadilan setempat.  

Larangan berhijab bukti dari merebaknya Islamophobia. Umat Islam didiskriminasi ketika melakukan hukum Syara'. Dengan berbagai kebijakan yang mereka keluarkan, mereka dengan sengaja mencampakkan syariat Islam dan menjauhkannya dari umat Islam. Islamophobia semakin menampakkan hidungnya, menyisir syari'at Islam agar Islam tidak kembali jaya.

Padahal ketetapan hijab bagi seorang muslimah merupakan bukti ketaatan kepada Allah SWT. Dimana Allah memerintahkan untuk seorang muslimah, ketika keluar rumah diharuskan menutup auratnya. Perintah berhijab ini suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh muslimah sebagaimana melakukan sholat wajib atau puasa wajib pada bulan Ramadhan. 

Terkait dengan hijab/kerudung ini Allah SWT telah berfirman:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖوَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖوَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ  …

Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka ….” (QS. An-Nuur: 31)

Adapun perintah mengenakan jilbab sebagaimana diterangkan dalam ayat,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

Sungguh Islam sangat memuliakan muslimah. Dengan berpakaian menutup aurat seluruh tubuhnya akan menampakkan kemuliaan seorang muslimah. Tubuh muslimah yang kerap kali mengundang syahwat tertutup rapi dengan balutan hijab syar'i, kerudung dan jilbab. 

Kerudung akan menutup seluruh bagian kepala seorang muslimah sampai ke dadanya, sehingga tidak menampakan perhiasan disekitarnya. Sedangkan jilbab akan menutupi semua bagian tubuh muslimah, sehingga tidak tampak lekukan-lekukan yang ada pada seorang muslimah. 

Betapa hukum Islam ini sangat memperhatikan kemuliaan seorang muslimah. Karena setiap syariat yang Allah turunkan sudah pasti akan membawa kebaikan. Termasuk syari'at berhijab, sudah pasti kebaikan bagi seorang muslimah yang memakainya. Karena Islam ini Allah SWT turunkan sebagai Rahmatan Lil Aalamiin.