Kebutuhan Pokok Naik, Yang Salah Kelompok Radikal?
Oleh : Srianti (Aktivis Muslimah Makassar)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan TNI dan Polri agar jangan sampai disusupi penceramah radikal dalam kegiatan beragama.
Menurut Jokowi, jangan sampai dengan mengatasnamakan demokrasi lantas mengundang penceramah radikal.
Tenaga Ahli Utama Kantor Stat Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan peringatan Jokowi sudah tepat.
"Saya bilang kalau diibaratkan penyakit kanker, maka penetrasi paham-paham radikal ini diibaratkan sudah masuk pada stadium keempat, jangan keliru. Sangat kritis," kata Ngabalin (Suara.com/6/3/2022).
Stigma Negatif Terhadap Pengemban Dakwah
Beberapa waktu lalu viral penceramah radikal yang tidak diperbolehkan mengisi kajian disekitar TNI dan Polri,
tentu hal ini membuat publik bertanya, atas dasar apa penceramah sekarang dilabeli radikal?
Tuduhan yang mereka berikan kepada para penceramah itu kurang tepat, seakan mencari-cari kesalahan agar umat sibuk dengan apa yang terjadi dinegara ini.
Akan tetapi, masalah yang ditimbulkan saat ini akibat viralnya ustad radikal sama sekali tidak membuat rakyat percaya begitu saja, bahkan kebanyakan masyarakat mengatakan akan kembali memanggil ustad yang mereka suka, bukan berdasarkan rekomendasi pemerintah.
Mengabaikan Persoalan Urgen
Pemerintah terkesan ingin mengalihkan perhatian rakyat, agar tidak sadar akan kebijakan baru yang telah dikeluarkan. Kebijakan baru tersebut antara lain, rumitnya BPJS, harga kebutuhan bahan pokok naik, harga BBM naik, dan masih banyak lagi.
Takutnya pemerintah akan ceramah yang disampaikan oleh para asatiz, dapat merubah pemikiran masyarakat hinggah tau bobrok dan buruknya sistem sekarang, mereka rela menjual agama demi memuluskan niat para penguasa dzolim.
Pemerintah terus berupaya dengan segala cara untuk menghentikan dakwah tapi mereka lupa jika dakwah akan terus berjalan dan semakin banyak yang akan menyampaikannya, karena para asatidz hanya menyampaikan apa yang ada didalam al-Quran dan as Sunnah, tidak akan pernah berubah sampai kapanpun. Semakin gencar upaya label radikal dan kriminalisasi para asatidz dakwah Islam justru semakin berkembang.
Rasa ingin tahu umat akan semakin tinggi, mereka akan mencari kebenaran berita tersebut. Tentu hal ini menarik, karena secara tidak langsung umat akan belajar kembali agamanya sendiri, paham dan sadar akan keagungan Islam dan para pengembannya.
Peradaban Islam Akan Tegak Kembali
Peradaban Islam akan tegak seiring banyaknya umat yang berjuang untuk menyampaikan Islam secara kaffah, walau kezaliman terus datang menghadang, tapi tidak akan membuat umat gentar dalam mengambil peran perjuangan Pengorbanan yang dilakukan aktivis dakwah, tidak akan sia-sia disisi Allah.
Mengambil peran melanjutkan perjuangan Islam, seperti metode yang dilakukan Rasulullah Saw dan para sahabat, suatu saat akan Allah sempurnakan dengan sistem Islam, yang dipimpin oleh pemimpin amanah bukan seperti sekarang sistem Sekuler, dimana orang-orang berlomba untuk menjadi pemimpin meski tak punya kapasitas.
Pengemban Dakwah Dalam Islam
"Aktivis dakwah yang tangguh tidak lahir jalan dakwah yang mulus. Jatuh bangun dalam dakwah itu biasa bangkit dan jatuh itu baru luar biasa yang penting adalah berapa kali kita bangkit setelah jatuh" (Ustad Ismail Yusanto).
Sebagaimana firman Allah,
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
(TQS Ali Imran [3]: 104).
Dakwah bertujuan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Artinya, dakwah harus menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridai Allah sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Bagaimana cara Nabi Muhammad Saw.
berdakwah tentulah layak menjadi contoh Setelah Muhammad diangkat sebagai rasul Allah, beliau melakukan dakwah Islam, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Muhammad memulai dakwahnya kepada istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya. Mula-mula dakwah ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena situasi dan kondisi pada waktu itu masih belum memungkinkan penyampaian dakwah secara terang-terangan.
Setelah pengikut Nabi Muhammad Saw. bertambah, termasuk beberapa pemuka Quraisy, dakwah Islam disampaikan secara terang-terangan.
Berdakwah bukan kewajiban yang diperintahkan oleh para ulama, kyai, atau oleh siapapun. Akan tetapi merupakan perintah dari Allah secara langsung kepada setiap individu muslim.
Maka teruslah berjuang hinggah para penentang dakwah Allah hancurkan sehancur-hancurnya dan mengembalikan kehidupan Islam seperti metode yang dilakukan Rasulullah Saw.
Wallahua'allam
Posting Komentar