Politik Klenik Di Tengah Polemik
Oleh : Sri Mulyani Awaliyah
Ritual mengisi kendi Nusantara yang dilakukan presiden Joko Widodo bersama 34 Gubernur se-Indonesia dititik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dinilai sebagai bentuk politik klenik. Menurut Ubedilah, praktik mengisi kendi Nusantara dan membawa tanah dan air dari seluruh provinsi adalah sesuatu yang mengada-ada tetapi diyakini sebagai sebuah hal yang mengandung pesan mistik. Politik klenik itu menunjukan suatu kemunduran peradaban politik.
Praktik itu bertentangan dengan rasionalitas masyarakat modern, sebab politik modern yang menghadirkan pemerintahan modern meniscayakan syarat rasionalitas dalam seluruh kebijakannya. Membawa kendi berisi air dan tanah dari 34 provinsi itu sesuatu yang irasional.(kompas.com)
Sejak awal pembangunan IKN memang telah menuai polemik bahkan hingga proyek ini mulai dijalankan masih ada pihak yang bersuara menentang proyek IKN yang menilai pemindahan IKN dimasa pandemi covid 19 tidak memiliki urgensi.
Ditengah penolakan dan proses gugatan masyarakat terhadap kelanjutan proyek IKN, pemerintah justru memamerkan politik klenik yang bermakna mengundang azab Sang Khalik.
Inilah konsekuensi hidup dalam sistem sekuler kapitalis kesyirikan dipamerkan dan dijadikan cara untuk meredam gejolak penolakan publik. Penguasa pada sistem ini tidak berfungsi sebagai pengurus dan penjaga umat, salah prioritas dalam penetapan kebijakan pemerintah sudah menjadi hal biasa demi kepentingan para kapitalis dan ini menunjukan gagalnya sistem kapitalisme membangun negara.
Berbeda dengan sistem pemerintahan Islam, sistem ini menempatkan rakyat sebagai pemilik sejati kekuasaan sementara penguasa posisinya sebagai pemegang amanat umat untuk memimpin dan mengatur mereka dengan syariat Islam.
Negara dalam Islam wajib memastikan seluruh kebijakannya memang di dedikasikan untuk kemaslahatan umat dan ini dimungkinkan jika negara menerapkan seluruh aturan Islam dalam semua bidang kehidupan secara murni dan konsekuen atas landasan keimanan dan ketakwaan.
Dalam kondisi wabah pandemi seperti ini negara akan fokus dalam memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok. Negara akan mengupayakan agar rakyat dapat hidup dengan sehat dan terpenuhi kebutuhannya. Negara juga memberikan jaminan atas kesehatan masyarakat secara cuma-cuma dengan pelayanan kesehatan yang terbaik.
Wallahu 'alam bishawab
Posting Komentar