Ritual Klenik Ibu Kota Negara
Oleh : Yaurinda
Acara presiden yang menggelar prosesi Kendi Nusantara di Ibu Kota Negara (IKN) dianggap sebagai simbol dimulainya pembangunan ibu kota baru. Nampaknya, prosesi tersebut dinilai sebagai ritual klenik oleh pengamat hingga warganet.
Presiden Jokowi berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur, Senin (14/3). Dalam acara tersebut, dijadwalkan juga hadir para gubernur se-Indonesia untuk melaksanakan ritual 'Kendi Nusantara'.
Untuk pelaksanaan ritual 'Kendi Nusantara', para gubernur diminta membawa tanah dan air dari daerah asalnya masing-masing. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Gubernur Kalimantan Timur, HM Syafranuddin.
"Air satu liter dan tanah sekitar 2 kilogram, nantinya akan disatukan dalam kendi. Kendi Nusantara namanya. Kendinya besar, saya lihat terbuat dari tembaga," kata Syafranuddin, Sabtu (Kumparan.com, 12/3/2022).
Mulai dari perencanaan pembangunan hingga prosesi kendi Nusantara ini, sesungguhnya sudah menimbulkan pro dan kontra yang ada dalam masyarakat. Kenapa masyarakat kontra? Sepertinya tidak etis jika IKN dibuat ditengah carut-marut ekonomi negeri yang semakin mengkhawatirkan.
Terkesan di paksakan dan tidak menjadikan masalah masyarakat sebagai masalah yang besar untuk diselesaikan. Ini adaalah akibat dari penerapan sistem kapitalis yang hanya memperhatikan untung, bukan amanah yang dipikul seorang pemimpin. Terlebih sekarang menambah dengan ritual yang tak di bolehkan syariat.
Prosesi kendi Nusantara ini sesungguhnya menunjukkan sebuah kemunduran. Ditengah dunia yang sudah modern, kita justru melihat ke belakang dan percaya terhadap hal-hal tidak masuk akal atau mitos. Terlebih pelakunya adalah orang-orang yang berpengaruh di negeri ini.
Dalam Islam berharap kepada selain Allah Swt adalah syirik dan dosanya tidak terampuni. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An Nisa: 48).
Selain itu hal ini bisa menyebabkan murkanya Allah Swt. Jangan hanya gara-gara melestarikan budaya bangsa kita tak memandang halal haram yang ada. Fokus pada budaya, akidah tergadai begitu saja. Muslim semakin tak mengenal agamanya karena halal haram menjadi abu-abu. Ini akan berbeda jika Islam memimpin dunia, muslim dan umat manusia pasti jauh dari hal-hal serupa.
Jika ada naungan negara Islam, pasti akidah umat akan dijaga. Mulai dari apa itu syirik? Syirik adalah muara dari berbagai kejahatan dan penyelewengan. Syrik juga merupakan rusakya pikiran atau tingkah laku. Syirik pada hakikatnya adalah ucapan tanpa ilmu. Dan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup umat Islam.
Maka dari itu akan di jaga betul-betul akidah yang ada dalam masyarakat, dengan menjauhkan atau bahkan menghancurkan seluruh prosesi yang mengandung syirik. Bukan malah membiarkan dakwah yang berbau syirik, jelas pasti akan di tangkap dan di beri hukuman yang pasti membuat jera.
Selain itu negara akan terus menggencarkan dakwah sesuai syariat. Memahamkan umat bahwa perbuatan itu sangat terlarang dan mendatangkan azzab Allah Swt. Masihkah kita kaum muslimin betah dengan sistem yang melanggengkan praktek-praktek syirik? Bahkan membiarkannya subur, bak jamur dimusim hujan.
Posting Komentar