Siapkan Generasi Tangguh Harus Kuatkan Akidah
Oleh : Annisa Al Maghfirah
(Relawan Media)
Generasi muda atau para pemuda dan pemudi adalah aset penting suatu bangsa,negara dan agama. Maka tak heran, Ir.Soekarno pernah berkata: "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."
Masa peralihan dari remaja menuju dewasa menjadi masa yang diantisipasi dan perlu dipersiapkan menjadi generasi tangguh untuk hari ini dan dimasa depan. Menyiapkan generasi tangguh berkaitan juga dengan keluarga. Maka, memperoleh generasi yang tangguh hasil usaha dari keluarga yang berkualitas. Keluarga merupakan penopang kehidupan berbangsa.
Latarbelakang
Untuk itu, Kanwil Kemenag Sultra melahirkan organisasi BP4 di kota Baubau. BP4 sendiri adalah singkatan dari Badan Penasehatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4). Yangmana menginginkan keluarga-keluarga bergerak dalam menopang daerah dan negara. Sebab, dipahami betul, problem rumah tangga itu tidak sedikit, tingkat perceraian memang sangat tinggi (>50 persen) berdasarkan data statistik dimana perceraian terjadi antara 1-5 tahun usia perkawinan.
Dari sana muncul broken home, keluarga yang terlantar, dan ada kemiskinan baru yang lahir. Olehnya BP4 hadir sebagai upaya mendukung keluarga yang utuh, keluarga yang harmonis, keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Pertama yang akan disasar adalah anak usia pra nikah, siswa dan Mahasiswa, para calon pengantin dan masyarakat secara umum yang membutuhkan advokasi dan konseling.
Lebih lanjut, menurut Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara, H. Zainal Mustamin saat pengukuhan pengurus BP4 di Gedung PLHUT Kemenag Kota Baubau pada 16 Januari 2022 lalu, keluarga broken home bisa menjadi objek kekerasan dan dari segi agama dapat dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memberikan doktrin dan dogma tentang ajaran yang berdampak pada kekerasan, menjadi pelaku bom bunuh diri, juga menjadi sasaran dari peredaran narkoba, juga sasaran dari pergaulan bebas, serta tantangan negatif lainnya dari perkembangan zaman.
Pada bulan maret ini BP4 Kota Baubau tancap gas untuk terus menyasar kaum muda di kota ini, dalam bentuk “Bimbingan Perkawinan Remaja Usia Sekolah” yang digelar di beberapa SMA di Kota Baubau. Teranyar, digelar di SMA 1 Baubau yang dihadiri sebanyak 80-an orang. Pada kesempatan itu diserahkan pula wakaf Al-Quran hafalan kepada peserta bimbingan sebagai modal religiutas membangun masa depannya, khususnya dalam menyiapkan generasi keluarga harmonis dengan pendidikan sejak remaja (Butonmagz.id).
Generasi Rusak secara Sistemik
Niat dan usaha yang baik dari BP4 ini perlu diacungi jempol. Namun, agaknya tidak cukup sebatas itu saja. Karena akar masalahnya adalah diterapkannya kapitalisme dinegeri ini dengan asasnya sekulerisme (memisahkan agama dari urusah kehidupan). Inilah yang menjadikan generasi bangsa hari ini begitu bebas dan kebablasan dalam pergaulan sehingga tak jarang harus menikah muda tanpa persiapan sebab sudah "kecelakaan" atau Married By Accident. Kata lainnya nikah karena sudah bunting/hamil dari hasil perzinahan (tanpa pernikahan).
Bukankah Islam memiliki aturan untuk perzinahan yang jelas ada dalam Al Qur'an yang sering dibagikan? Hukum cambuk untuk yang belum menikah. Dan hukum rajam untuk yang telah menikah. Tidak adanya pengaturan pergaulan antar laki-laki dan perempuan, hukum yang tidak menimbulkan efek jera, tontonan vulgar masih berkeliaran, adalah buah dari sistem saat ini. Bahkan hukum Islam dikesampingkan dengan dalih HAM. Tak heran, kebanyakan program pemerintah saat ini yang ada hanyalah tutup lubang yang digali lalu lubang tergali lagi.
Pembimbingan remaja seputar perkawinan memanglah bagus namun akar masalah dunia remaja saat ini lagi dan lagi sekulerisme dan isme buruk lain yang menggerogoti negeri. Perlu diupayakan sejak dini pada generasi untuk waspada terhadap sekulerisme dan liberalisme serta ditangkal dengan akidah Islam untuk bisa menjadi sebaik-baik generasi penerus.
Maka, bagaimana akan mengguncang dunia, jika para pemuda dan pemudi sebagai generasi bangsa malah terguncang oleh racun dunia bernama kapitalisme-sekuler dan liberalisme serta isme lainnya. Bagaimana akan menjadi keluarga sakinnah, mawaddah wa rohmah dan bangsa yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, jika tak jadikan aturan-Nya untuk mengatur seluruh aspek kehidupan.
Solusi untuk Mencetak Generasi Tangguh
Generasi yang berkualitas adalah generasi yang memiliki keimanan yang kuat, memiliki kepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiyah), memiliki jiwa kepemimpinan sehingga mampu mempengaruhi dan melakukan perubahan ke arah kebaikan. Hal mendasar yang mempengaruhi kualitas sebuah generasi adalah pemikirannya. Sebab pemikiranlah yang akan mempengaruhi pemahaman, dan pemahaman yang akan mempengaruhi perilakunya. Di dalam Islam tugas menyiapkan generasi yang unggul adalah sinergi dari 3 peran penting yakni keluarga, masyarakat, dan negara.
Keluarga merupakan wadah pertama yang memberikan kontribusi besar dalam mendidik generasi. Untuk itu perlu ditanamkan ketakwaan kepada Ilahi bukan semata pencari materi. Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, seperti tersebut dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Al-Hakim, Rosulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda ‘’Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik” (HR. Al Hakim: 7679).
Kedua, masyarakat. Anak,remaja ataupun orang dewasa tidak akan lepas dari interaksi dengan lingkungan, baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah. Pendidikan dalam masyarakat pun tidak kalah penting. Sejatinya masyarakat adalah sekumpulan individu yang dipengaruhi oleh perasaan, pemikiran, serta aturan yang mengikat di antara mereka. Proses pendidikan dalam masyarakat terjadi melalui interaksi yang bernuansa amar maruf nahi mungkar, sehingga akan saling mengontrol satu sama lain.
Ketiga adalah peran negara, sebagai pelayan dan penjaga keluarga, negara memiliki peran sentral dalam menjaga dan melindungi generasi muda. negara Islam akan menutup celah pergaulan bebas, mendidik generasi dengan pendidikan gratis, mewaspadai isme atau paham yamg bertentangan dengan Islam. Pun akan melaksanakan hukuman yang diatur oleh syariat kepada pelanggar untuk menimbulkan efek jera. Sehingga melahirkan generasi tangguh dengan akidah islam. Sudah saatnya menguatkan akidah untuk melahirkan generasi tangguh yang akan mengguncang dunia. Penguatan akidah bukan sekedar membagikan Al Qur'an saja namun mengimplementasikannya dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat dan negara.
Wallahu a'lam bishowwab
Posting Komentar