Ustadz Radikal Mendunia, Pemerintah Siaga
Oleh : Rahma Nadia Mumtaza
Lagi lagi kata 'Radikal' ramai diperbincangkan di tengah masyarakat. Radikal digambarkan sebagai sesuatu hal yang sangat berbahaya bagi rakyat. Parahnya lagi umat islam yang taatlah yang di cap dengan label radikal.
Suara.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan TNI dan Polri agar jangan sampai disusupi penceramah radikal dalam kegiatan beragama.
Menurut Jokowi jangan sampai dengan mengatasnamakan demokrasi lantas mengundang penceramah radikal.
Dari sini jelas, bahwa pemimpin negara ini ketakutan akan orang orang radikal. Bapak Presiden itu tahu bahwa orang orang radikal tersebut akan menghancurkan segala rencananya dan bahkan menggulingkan kekuasaannya. Pantas saja jika ia mewanti wanti bawahannya agar tidak disusupi pemikiran orang orang radikal tersebut. Ia takut kedudukannya jatuh, tahtanya runtuh.
Di berbagai media sosial, baik twitter, facebook,instagram dan lain sebagainya. Beredar daftar nama ustadz yang terkategori radikal, meski sumbernya masih harus dipastikan. Anehnya, ustadz-ustadz yang dilabeli radikal itu justru merupakan deretan ustadz favorit masyarakat. Seperti halnya Ustadz Felix Siauw yang banyak diikuti anak muda dan Ustadz Abdul Somad yang begitu digemari oleh masyarakat.
Kenyataannya, para netizen justru berkomentar bahwa daftar ustadz radikal yang tidak boleh diundang tersebut justru rekomendasi ustadz untuk diundang dan didengarkan tausiyahnya. Ini menunjukkan bahwa para ustadz yang dituding radikal tersebut justru digemari umat. Sebenarnya siapa yang melabeli nama nama ustadz radikal?.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kementerian Agama menyatakan pihaknya tidak pernah mengeluarkan daftar ustadz penceramah radikal. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Prof Kamaruddin Amin, mengatakan, Kemenag terus berupaya menghadirkan program atau layanan yang merangkul semua golongan.
"Kemenag tidak pernah menggunakan narasi radikal. Kita tidak pernah mengeluarkan daftar ustadz radikal," kata Kamaruddin, dilansir dari laman resmi Bimas Islam Kemenag, Jumat (11/3).
Jika bukan kemenag yang memberi label ustadz ustadz radikal, lantas siapa?. Apakah para penguasa yang melebelinya? Wallahua'lam bissawab. Apakah dengan rasa takut yang mereka miliki menjadikan mereka membuat opini bahwa rakyat harus berhati-hati atas tindakan orang orang radikal? Terutama pemimpin negeri ini, yang jelas jelas menghimbau rakyatnya agar tidak terkena virus radikal ini.
Pada dasarnya, isu radikalisme ini bukanlah persoalan utama rakyat, akan tetapi hal ini adalah keinginan dari negara-negara barat (Amerika dan teman-temannya) atas nama dunia internasional untuk menjauhkan umat Islam dari agama dan ideologinya. Dengan melarang rakyat dan aparat (TNI dan Polri) untuk mengundang dan mendengarkan tausiyah para ustadz tersebut, penguasa berharap tidak ada lagi yang akan mengoreksi kebobrokan penguasa dan sistem kapitalisme yang mereka terapkan, sekaligus memberikan solusi kompleks atas segala macam permasalahan umat.
Pemerintah terus memprovokasi masyarakat agar waspada terhadap kelompok dan tokoh radikal. Padahal yang mereka tuju adalah kelompok dan tokoh yang kritis terhadap kezaliman dan mengajukan solusi untuk berbagai kerusakan yang ada di negeri ini, mereka menyerukan perbaikan terhadap kondisi negeri dengan Islam secara keseluruhan. Jangan jangan tudingan pemerintah kepada pihak yang dicap radikal ini karena dianggap mengganggu stabilitas kursi yang sedang mereka duduki?
Dari sini kita bisa menilai bahwa radikalisme ini merupakan proyek global negara imperialis Amerika dan sekutunya yang bertujuan untuk membendung aspirasi syariah Islam kaffah dan persatuan umat Islam di dunia. Mereka sangat takut bila umat islam bangkit dan bersatu. Tentu mereka akan hancur di tangan kaum muslimin apabila umat islam sadar akan kebobrokan yang mereka lakukan selama ini.
Oleh karena itu, agenda utama umat islam adalah mengganti sistem kapitalisme sekuler yang rusak dan merusak ini dengan sistem yang shahih, yakni sistem Islam. Untuk itu, sangat dibutuhkan dakwah kepada umat agar mereka paham tentang keunggulan Islam sehingga berbagai fitnah jahat pada Islam akan terbalas dengan elegan, yaitu melalui tegaknya sistem Islam yang akan membawa kebaikan bagi seluruh umat.
Wallahu a'lam bishowab.
Posting Komentar