Street Fashion, Dari Konten Menjadi Trend
Oleh : Yenni W
Miris ketika melihat generasi muda di zaman sekarang, hanya bermodal gaya, fun, dan Fashion. Mereka punya mimpi jadi orang terkenal, kaya, bisa eksis, tapi tidak mau bekerja bahkan mengenyampingkan pendidikan.
Komunitas anak muda dari Depok, Citayam, Bojong Gede, Kota Depok, Jawa Barat yang akhir akhir ini berkumpul membanjiri jalanan Sudirman, Jakarta. Mereka memunculkan Fenomena baru area publik, untuk unjuk ekspresi sehingga tercetus kegiatan Citayam Fashion Week. Yang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Kaum muda paham betul jika Jakarta adalah ruang yang bisa mewakili daya tarik dan meningkatkan audiens. Makanya mereka menjadikan Jakarta sebagai ruang penciptaan budaya baru.
Citayam Fashion Week menjadi trend anak muda zaman sekarang, meniru gaya ala barat, untuk mencari ketenaran dari media sosial, agar menjadi terkenal, diundang di Stasiun TV, usahanya hanya bermodal gaya nyentrik dan berphoto, membuat konten Instagram, Tiktok yang menjadi aplikasi andalan mereka.
Usahanya tidak sia - sia, banyak berbagai kalangan yang mendukung serta berpendapat bahwa ide dari anak muda ini sangat brilian dan kreatif. Tidak hanya para artis, para model terkenal, youtuber, bahkan para pejabat yang ikut ikutan action di panggung Citayam Fashion Week.
Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), menuturkan bahwa kemunculan Citayam Fashion Week merupakan bagian pembentukan budaya baru yang dilahirkan oleh anak muda yang perlu diapresiasi. Ini merupakan salah satu karakter kaum muda sebagai pencipta budaya dan kebudayaan Youth Culture ( budaya kaum muda ), dimana gaya busana merupakan bagian dari budaya yang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Ruang kota menawarkan tantangan baru yakni kesempatan untuk mendorong pembentukan budaya dan mengikuti budaya yang bisa diterima, yaitu Fashion.
Tidak hanya Sosiolog Universitas Gadjah mada saja, Fenomena ABG Citayam ini menarik perhatian Sandiaga Uno juga. Menurut beliau melihat Fenomena ini. Hal ini merupakan bagian dari Demokratisasi gaya hidup milenial dan generasi Z. Ia juga memandang bahwa ini bagian dari Urban Tourism. Apakah hanya sekadar itu saja?
Fenomena anak muda yang ngumpul bareng, nongkrong sebenarnya selalu ada pada setiap masa. Bedanya ABG nongkrong saat ini sebagian besar tujuannya ingin ngonten untuk akun media sosial, eksis, dan juga mencari gandengan.
Lihat saja wawancara mereka di Tiktok, tanpa malu - malu menjawab pertanyaan seputar kencan, ditanya kapan jadiannya, berapa duit habis untuk sekali nongkrong bareng, juga bagaimana harapannya bersama sang kekasi. Dunia serasa milik berdua!
Karakter anak muda seperti ini, yang hanya kongko - kongko atau hanya nongkrong, ngonten saja sebenarnya sih sayang. Kalau hanya rekreasi untuk menghilangkan penat saja tidak masalah. Namun, jika hal ini menjadi gaya trend hidup, wah ini bisa hancur say. Bisa berabe!
Jangan ikut ikutan trend, kita harus berfikir
" Apa Faedahnya ?"
" Kenapa sih Indonesia ?"
Sebagai sebuah gerakan Subculture, Citayam Fashion Week bukanlah ide Original anak bangsa. Sebelumnya, di Jepang ada Harajuku, di Korsel ada Gangnam. Lantas, apakah ini berarti murni produk anak indonesia? Tidak juga.
Street Fashion sebelumnya sudah marak di kota - kota Eropa seperti Stockholm, Copenhagen, Milan serta Paris.
Gerakan Fashion Jalanan ini menawarkan kelataan Global bagi kaum menengah ke bawah, yaitu mengikuti dan menyembah budaya Amerika Khususnya dibidang Food, Fun, and Fashion ( 3 F ).
Komoditas Food, Fun, Fashion adalah bunga yang mekar dari pohon Ideologi Kapitalis yang berakar Akidah Sekuler, bernilai kebebasan.
Bunga ini ditawarkan kepada muda mudi seluruh dunia, agar mereka menghisap aromanya, menelan kelopak, serta helai - helai mahkotanya.
Didalam rumus marketingnya, gerakan Street Fashion ini adalah cara beriklan yang halus. Seperti Model Convert Selling dalam ilmu Copywriting Industri.
Sehingga para muda mudi itu mabuk mengejar "Aktualisasi Diri" semu melalui Fashion dan Sosial Media.
Kondisi ini sifatnya Sistemis, tidak terjadi dengan sendirinya. Sistem hidup saat ini yang membuat remaja ( muda mudi ) seolah bingung menjalani hidup. Tidak paham dengan tujuan hidup. Wajar kalau akhirnya kerjaannya tidak terarah. Oleh karna itu Islam mengajarkan cara seseorang memiliki tujuan hidup, sehingga seluruh aktivitas kita terarah dan bernilai, bukan tanpa tujuan.
Pahami tujuan hidup
Kalau kita memahami tujuan hidup didunia, niscaya seluruh aktivitas berorientasi pada satu tujuan. Apa tujuan hidup kita?
Ketika kita mengetahui tujuan hidup hanya semata mengejar Ridho Allah, maka tidak ada aktivitas yang tujuannya tidak jelas.
Selanjutnya teruslah Produktif dan mengasah kemampuan tersebut untuk meraih prestasi. Kalaupun nanti ada materi yang dihasilkan, maka itu hanyalah bonus. Dapat materi atau tidak, itu tidak masalah karena tujuannya adalah karena Allah. Manfaatkan saja media sosial dengan mengisi konten Dakwah, yang akan menjadi wasilah hidayah bagi orang lain insyaAllah, tetap ngetrend.
Yuk ngaji.
Untuk kamu kaum milenial, kaum muda mudi. Sebagai muslim dan muslimah, bahwa standar hidup kita adalah Islam. Jangan latah dan menjadi pengikut kepada budaya asing yang tak pernah paham arah tujuan hidupnya. Dalam Islam telah diatur dengan sangat apik bagaimana fashion yang mampu mengantarkan kamu pada ketaatan dan keselamatan dunia dan akhirat. Yups, dalil menutup aurat sudah ada dalam Al-Qur’an, bisa langsung kamu terapkan. QS. Al-Ahzab ayat 59 dan QS. An-Nur ayat 31 telah menjelaskan secara gamblang tentang fashion muslimah yang sesungguhnya. Islam pun mengatur bagaimana sistem pergaulan yang melindungi kehormatan dan rasa malu. Baik untuk laki-laki dan perempuan.
Yuk, hijrah bareng-bareng temukan tujuan hidupmu bersama Islam. Dari mana kamu berasal, untuk apa kamu hidup di dunia, dan setelah kehidupan kamu mau ke mana? surga atau neraka? Jika menginginkan surga tentu tidak didapat dengan gaya hidup foya-foya.
Dalam sebuah hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi no.2416. “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang usianya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa harta tersebut ia belanjakan, dan apa saja yang telah ia perbuat dari ilmu yang dimilikinya.” Yuk, saatnya menjadi pemuda yang cerdas, agen perubahan untuk peradaban Islam yang gemilang.
Wallahua’alam
Posting Komentar