Islam Ciptakan Kepribadian Mulia Generasi Z
Sungguh miris apa yang telah dialami seorang nenek di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Telah dianiaya oleh 6 pelajar SMP. Aksi penganiayaan viral di media sosial. Pelaku mengaku sengaja iseng dan main-main saja. Tampak di video salah seorang dari mereka menendang sang nenek setelah itu mereka pergi sambil tertawa.
Di tempat yang berbeda pun terjadi ulah pelajar yang membully temannya, tepatnya di SMP Baiturrahman, Kota Bandung. Pelaku dengan sengaja pula menendang kepala temannya. Yang membuat mengelus dada, aksi bullying ini ditertawakan teman-teman yang lainnya.
Aksi bullying pun pernah penulis saksikan sendiri. Kala itu ketika sedang di perjalanan ada seorang pelajar SMP membanting tubuh anak SD. Entah permasalahan apa yang membuat aksi itu terjadi. Penulis hanya bisa melerai dan menasehati mereka.
Ini adalah tiga kasus dari sekian kasus bullying yang terjadi di negeri ini. Potret buram kelakuan generasi Z sungguh membuat sesak dada.
Padahal pemuda sejatinya adalah harapan dan penerus cita-cita bangsa.
Sebuah pepatah arab masyhur oleh Syaikh Musthofa Al Ghulayain menyebutkan,
شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ أِنَّ فِي يَدِكُمْ أَمْرُ الْأُمَّةِ وَفِي اَقْدَامِكُمٍ حَيَاتُهَا.
“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Sesungguhnya di tanganmu-lah urusan bangsa dan dalam langkahmu tertanggung masa depan bangsa.”
Maqolah tersebut senada dengan syair Imam Asy-Syauqiy yang menyebutkan bahwa:
وَ اِنَّمَا اْلاُمَمُ اْلاَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ، فَاِنْ هُمُ ذَهَبَتْ اَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
“Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terletak pada akhlak manusianya. Jika mereka telah kehilangan akhlaknya maka hancurlah bangsanya.”
Artinya, nasib sebuah bangsa di masa mendatang tergantung kualitas generasi hari ini, dan kualitas seseorang akan ternilai baik dari akhlaknya. Memang seharusnya pembentukan akhlak mulia generasi muda menjadi perhatian semua kalangan, baik keluarga, lembaga pendidikan, maupun pemerintah. Akhlak harus dibentuk sejak dini dan berkesinambungan karena itu membutuhkan peran serta semua pihak. Secara formal, pemerintah harus membuat berbagai aturan dalam pembentukan akhlak anak bangsa, terutama para peserta didik di lembaga-lembaga pendidikan.
Negara seharusnya menyiapkan sistem pendidikan Islam. Kurikulum dan seperangkat metode serta media pembelajarannya berbasis aqidah.
Dengan sistem pendidikan Islam, peserta didik akan dididik dengan aqidah Islam, dibekali dengan keimanan kepada Sang Pencipta bahwa semua yang dilakukan semestinya harus sesuai dengan perintah dan larangan-Nya karena akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Juga akan dibekali tsaqafah-tsaqafah Islam termasuk akhlak dan adab-adab terhadap sesama manusia maupun makhluk yang lain.
Metode pembelajaran pun dengan pendekatan yang membekas di dalam hati dan pikiran para peserta didik tidak hanya transfer ilmu dan orientasi nilai semata.
Tentunya langkah ini harus sinergi dengan pola pendidikan dalam keluarga juga masyarakat. Keluarga dan masyarakat harus memberikan teladan-teladan yang baik. Menebarkan suasana kondusif yang mampu menciptakan pemuda yang memiliki kepribadian mulia.
Sinergi tentunya tidak bisa dilakukan dalam alam kapitalisme sekarang ini. Karena sistem ini berlandaskan asas sekularisme yang meniadakan Tuhan dalam mengurus permasalahan kehidupan, termasuk pendidikan. Niscaya hanya ada dalam sistem Islamlah, pendidikan yang orientasinya keluhuran martabat dan kepribadian mulia para peserta didik dapat terwujud. Wallahu'alam.
Penulis: Romlah
Asal: Bogor
Posting Komentar