Mahasiswa dan Jeratan Pinjaman Online, Cengkraman Kapitalisme Dalam Pendidikan
Oleh: Ai Hamzah
Belumlah beres urusan pinjol (pinjaman online) yang menjerat guru, kini khalayak dikejutkan dengan berita mahasiswa yang berurusan dan menjadi korban pinjol. Tak pelak mahasiswa korban pinjol ini sebagian besar dari perguruan tinggi negeri terkenal. Kalau dilihat dari status sosial dan pemikiran rasa rasanya mustahil mereka berurusan dengan pinjol. Tapi pada sistem kapitalisme sekarang ini semuanya bisa terjadi.
Sebanyak ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan masyarakat dilaporkan telah menjadi korban penipuan yang berujung pada tunggakan tagihan pinjaman online (pinjol). Polresta Bogor Kota mengatakan, jumlahnya sebanyak 311 orang. Total uang yang diduga para korban tertipu, sebesar Rp2,1 miliar dari 311 korban ini. Satgas Waspada Investasi (SWI) mengungkap bahwa kejadian tersebut merupakan modus penipuan yang berkedok menawarkan kerja sama usaha penjualan daring di toko daring milik pelaku. Saat negosiasi dijalankan, pelaku menawarkan komisi 10 persen per transaksi kepada para korban. Pelaku meminta para korban untuk membeli barang di toko daring pelaku. Apabila para korban tidak memiliki uang, pelaku meminta para mahasiswa melakukan pinjol. Disebutkan, uang hasil pinjaman tersebut masuk ke pelaku, tetapi barang tidak diserahkan ke pembeli alias terjadi transaksi fiktif. Selain itu, para korban tak juga mendapatkan komisi sesuai perjanjian meskipun telah mengajukan pinjol. Daam hal ini pihak berwajib telah mencatat, total ada lima aplikasi pinjol yang telah digunakan. Jakarta, CNBC Indonesia, 18 November 2022
Mahasiswa yang diberikan amanah oleh para orang tuanya untuk menuntut ilmu, seharusnya bisa menjaga amanah itu dengan baik. Tidak tergiur dengan tipuan tipuan duniawi yang membuat mereka lalai akan kewajibannya. Meskipun kebutuhan hidup semakin berat, apalagi pada sistem kapitalis ini berbagai cara bisa dilakukan yang penting hawa nafsu bisa terpenuhi. Termasuk menggunakan jasa pinjol dalam rangka meraih materi yang diinginkan.
Allâh SWT telah berfirman;
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
Allâh menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. [al-Baqarah/2:275]
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang umatnya dari riba dan memberitakan bahwa riba termasuk tujuh perbuatan yang menghancurkan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Jauhilah tujuh (dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasûlullâh! Apakah itu?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syirik kepada Allâh, sihir, membunuh jiwa yang Allâh haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk, menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan, yang beriman, dan yang bersih dari zina”. [HR. al-Bukhâri, no. 3456; Muslim, no. 2669]
Betapa riba ini sangat menyiksa, baik di dunia ataupun di akhirat. Hidup akan terasa terhimpit dan menderita, akibat bunga pinjol yang terus bertambah. Cengkraman kapitalisme semakin menjadi dan nyata saat ini. Dan kini menyasar kalangan intelektual, mahasiswa menjadi korbannya.
Dalam hal ini Islam sudah begitu apik mengatur kehidupan ini. Kholifah sangat menjaga ketentraman umat, dengan memenuhi semua kebutuhan hidupnya baik sandang, pangan dan papan. Bagi Kholifah umat adalah amanah yang harus dijaganya, urusan umat menjadi prioritas diatas segalanya. Sehingga umat hidup dalam keadaan aman, nyaman, dan tentram.
Betapa Islam agama yang mulai menjaga umatnya agar tidak terjebak dalam kubangan syaitan, yang terus membisikan kenikmatan dunia. Dengan Rahmat dan kasih sayang Nya, Allah telah memberikan rambu rambu didalam Al Qur'an. Dan telah mengirim figurnya dengan mengutus Nabi Muhammad Saw. Sangat jelas dan tegas, tanpa ada keraguan, dan itu yang seharusnya tertancap pula pada setiap kaum muslimin. Karena Islam adalah Rahmatan Lil Aalamiin.
Wallahu alam
Posting Komentar