Potret Buram Masyarakat Sekuler Dan Abainya Penguasa
Oleh: Ummu Fahri (Aktivis Muslimah)
Problematika di negeri ini tidak ada habisnya. Hari demi hari makin banyak sekali permasalahan yang datang silih berganti tanpa henti. Belum selesai masalah yang satu, bertambah lagi masalah yang lainnya bagaikan hewan buas yang siap menerkam mangsanya. Seperti banyak kasus yang belakangan ini terjadi, yaitu kasus satu keluarga yang ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia di citra garden 1 exstension kalideres. Kejadian ini masih menjadi misteri, pihak kepolisian masih mengusut kasus ini. Sebelumnya di sebutkan jika penyebab kematian Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K.Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian(42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68), akibat kelaparan.
Hasil pemeriksaan dari forensik (medis) mengatakan bahwa keempat korban yang meninggal itu sudah lama tidak mendapatkan asupan makanan maupun minuman, hal ini terlihat dari otot-ototnya yang sudah mengecil.
Bahkan tak kalah miris yaitu tetangga sekitar tidak mengetahui apa yang di alami oleh tetangganya tersebut. Dari beberapa kemungkinan kasus satu keluarga yang meninggal di karenakan kelaparan. Ini menambah daftar panjang beberapa kasus meninggal di akibatkan karena tidak terpenuhi nya asupan makanan yang sangat di butuhkan tubuh.
Sikap individualisme telah tumbuh menjalar dihati para masyarakat. Bayangkan sudah tiga pekan sekeluarga tewas dan baru ditemukan itupun karena adanya aroma busuk yang tercium.Bagaimana bisa kita yang bertetangga sudah 20 tahunan masih tidak tahu dan tidak mencari jika tetangga kita tidak menampakkan batang hidungnya selama tiga pekan?
Inilah potret beberapa kehidupan bermasyarakat dalam sistem Sekuler, yang masing-masing memiliki sikap individualisme. Ditambah lagi peran negara yang sudah terlalu abai tingkat akut sehingga tidak peduli dengan kehidupan rakyat.
Sistem Kapitalisme di Indonesia terasa sangat mahal bagi banyak orang. Padahal, negeri ini dianggap sebagai model demokratis terbaik dari negeri Muslim. Realitas menunjukkan banyak sekali masyarakat Indonesia masih terbelenggu oleh kemiskinan.
Fenomena tingginya angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan kegagalan sistem demokrasi sekular dalam memenuhi hak-hak ekonomi masyarakat. Bahkan dengan alasan hidup miskin, banyak perempuan menjatuhkan pilihan untuk bermigrasi ribuan kilometer hanya demi mempertahankan standar dasar kehidupan.
Ini semua terjadi karena umat kehilangan ra' in yang sejatinya sangat dirindukan oleh seluruh umat manusia. Semenjak khilafah Islam diruntuhkan oleh orang-orang kafir, umat Islam didera berbagai persoalan seperti yang terjadi saat ini: kemiskinan, kebodohan, penindasan, kerusakan moral dan sebagainya. Penyebabnya, karena meskipun umat di negeri-negeri tersebut memeluk agama Islam, sistem yang digunakan di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan bukan berasal dari Islam, melainkan Kapitalisme. Kebijakan neo-liberal yang ditandai dengan penguasaan aset-aset sumberdaya alam oleh asing merupakan konsekuensi dari ketundukan pada ideologi Kapitalisme ini.
Islam adalah satu-satunya harapan dan solusi untuk mengatasi berbagai problematika kehidupan di sistem sekuler, diantaranya islam menetapkan tiga kebutuhan pokok individu yakni pangan, papan dan sandang. Ketiganya wajib terpenuhi sempurna untuk individu-perindividu. Islam juga menetapkan tiga kebutuhan dasar untuk umat yakni keamanan, kesehatan dan pendidikan. Ketiganya wajib terpenuhi untuk umat. Negara wajib menyediakan semua itu secara mencukupi untuk semua rakyat tanpa kecuali dan tanpa diskriminasi.
Jaminan pemenuhan kebutuhan hidup ini, tidak hanya diberikan kepada kaum Muslim, tetapi juga kepada orang non-Muslim. Dalam hal ini, orang-orang non-Muslim yang menjadi warga negara Daulah Khilafah mempunyai hak yang sama dengan orang Muslim, tanpa ada perbedaan. Sebagai contoh, dalam akad dzimmah yang ditulis oleh Khalid bin Walid untuk menduduk Hirah di Irak yang beragama Nasrani, disebutkan: “Saya menetapkan bagi mereka, orang yang lanjut usia yang sudah tidak mampu bekerja atau ditimpa suatu penyakit, atau tadinya kaya, kemudian jatuh miskin, sehingga teman-temannya dan para penganut agamanya memberi sedekah; maka saya membebaskan dia dari kewajiban membayar jizyah. Untuk selanjutnya dia beserta keluarga yang menjadi tanggungannya, menjadi tanggungan Baitul Mal kaum Muslim.” Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq .
Wallahu a'lam Bishshowab
Posting Komentar