Bullying, Potret Buruk Sistem Pendidikan
Oleh: Ummu Almira
Kasus bullying dikalangan pelajar semakin meningkat. Baru-baru ini viral video pelajar menendang nenek yang di duga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hingga terjungkal. Semua ini menunjukkan kegagalan sistem pendidikan saat ini dalam mencetak generasi yang berakhlak mulia dan selalu menghormati orang tua.
Dan tidak hanya itu, bullying kalangan pelajar ini tidak pernah diselesaikan secara tuntas, namun hanya dengan kompromi yang tidak memberikan terhadap para korban. Bahkan lebih cenderung pihak sekolah seolah menutupi kasus bullying yang terjadi, sehingga tidak pernah terselesaikan.
Tentu fakta ini jelas sangat bertentangan dengan program sekolah ramah anak (SRA), yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, saehat dan menyenangkan bagi anak sekolah.
Menyembunyikan kasus bullying menunjukkan ketidaksiapan sekolah dalam program SRA tersebut. Ini adalah potret buruk dunia pendidikan saat ini yang berasaskan sekularisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan.
Pendidikan sekuler telah menjauhkan anak-anakdari nilai Islam. Alhasil identitas keislaman yang semestinya melekat pada pelajar menjadi hilang.
Pelajar menjadi profil berprilaku sekularistik dan liberalistik sebagaimana budaya barat. Dan diperparah lagi oleh hilangnya peran keluarga, khususnya ibu sebagai pendidik generasi. Ditambah lagi hilangnya fungsi kontrol masyarakat, serta rusaknya sistem sosial dalam hukum akibat penerapan sistem hidup sekuler liberalistik.
Akibatnya kasus kekerasan, khususnya yang dilakukan pelajajar/pemuda tidak berdiri sendiri melainkan bersifat sistemik. Dimana kasus ini muncul sebagai konsekuensi logis dari penetapan yang salah..
Semua ini akan berbeda apabila yang diterapkan adalah sistem Islam. Karena Islam diturunkan oleh Allah SWT sebagai solusi atas setiap problem kehidupan. Islam memberikan perhatian besar terhadap generasi pemuda sebagai pembangun peradaban yang cemerlang.
Dalam menghentikan kasus bullying dapat dilakukan dengan dua langkah, yaitu Preventif (pencegahan) dan Kuratif (pengobatan). Dalam upaya Preventif dapat dilakukan dengan mengembalikan peran keluarga, masyarakat dan negara. Sedangkan pada upaya Kuratif dapat dilakukan dengan cara mengobati mereka yang melakukan bullying, serta pendekatan yang mempengaruhi pola pikir remaja saat menghadapi fakta kehidupan, sehingga mereka akan meninggalkan perilaku tersebut dengan penuh kesadaran.
Semua itu akan sulit diwujudkan jika tata kehidupan yang diterapkan adalah sekuler liberal dibawah pemerintahan demokrasi.
Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam. Karena sistem pendidikan dalam Islam tidak hanya mencetak generasi yang menguasai sains dan teknologi, namun juga mencetak generasi yang bertakwa dan takut berbuat maksiat dan pelanggaran.
Wallahu a'lam bishawwab
Posting Komentar