Ilusi Demokrasi Sebagai Solusi
Oleh: Ummu Alvin
Kementerian Luar Negeri RI kembali menyelenggarakan Bali Democracy Forum (BDF). BDF ke-15 mengangkat tema Democracy In A Changing World: Leadership And Solidarity. Forum tahunan ini diharapkan bisa mendorong negara di dunia menerapkan demokrasi dalam situasi saat ini.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan kepemimpinan dan solidaritas berdemokrasi dibutuhkan setiap negara dalam menghadapi tantangan global. Ia mencontohkan penerapan demokrasi saat Presidensi Indonesia di G20 yang terbukti berhasil. Keberhasilan demokrasi juga terlihat dalam penanganan pandemi Covid-19 dan pengendalian inflasi.
Dalam sambutannya, Retno juga mengaku bahwa penerapan demokrasi secara umum tak berjalan sempurna dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan, kepercayaan publik terhadap demokrasi menurun.Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyampaikan hal serupa dalam BDF.Menurut Antonio, demokrasi mengalami kemunduran dan seluruh negara perlu bertanggung jawab untuk memperjuangkannya.
Begitulah sistem Demokrasi yang selalu di gaungkan oleh para pemikirnya dan kemudian di klaim akan membawa dampak positif bagi rakyat dan bangsa ini, begitupun dalam setiap forum yang di manfaatkan untuk berdebat soal perbaikan tatanan demokrasi yang dianggap akan membawa perubahan ke arah kemajuan bangsa ini, tapi faktanya hanya menambah panjang kasus kegagalan dari demokrasi.
Banyaknya argument yang mereka lontarkan sebagai solusi yang coba di tawarkan agar bangsa ini terlepas dari masalah-masalah yang membelitnya. Baik Rezim yang berkuasa maupun dari pihak oposisi yang tak lelah mengkritisi, sudah berkali-kali beradu argument untuk membuktikan argument siapa yang layak di nyatakan paling menjunjung tinggi nilai-nilai dalam bernegara dan berdemokrasi.
Ungkapan sakti demokrasi dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat hanyalah sekedar teori yang diperuntukkan khusus bagi segelintir orang yang memiliki modal untuk menguasai sumber daya alam negeri ini dan bebas mengurasnya secara individu.
Demokrasi juga terlalu mengagungkan kebebasan individu yang berlebihan, sehingga membawa bencana bagi negara, yakni anarki kebrutalan yang memunculkan tirani.Sehingga bangsa yang katanya paling demokratis ini mengalami masalah krisis akibat kepentingan dari penguasa dengan para pengusaha, juga para elit politiknya yang menjabat.
Dari kepentingan itu pula maka timbullah bencana di segala lini, kerusakan di tubuh masyarakat akibat ketidak adilan penguasa dan partai politik yang saling caci mencaci untuk mengejar kue kekuasaan pun tak dapat terelakkan. Angka kriminalitas yang makin tinggi, korupsi di segala bidang pemerintahan, aset negara yang terjual ke tangan konglomerat, liberalisasi sektor-sektor vital, hingga hilangnya moral dan harga diri di masyarakat akibat himpitan ekonomi mewarnai jalannya sebuah pemerintahan demokrasi.
Jadi, mustahil demokrasi itu adil, dan mustahil pula bisa mewujudkan keadilan. Justru, demokrasi itu menjadi biang masalah berbagai kezaliman, penjajahan dan kerusakan. Di berbagai penjuru muka bumi ini, dan khususnya pula di seluruh penjuru negeri ini.
Demokrasi yang diharapkan bisa memberikan solusi bagi rakyat, sejatinya hanyalah ilusi semata. Indah dalam teori, namun nihil dalam praktiknya. Karena teori itu sejatinya hanya ilusi.Kasus minyak goreng adalah sedikit fakta. Bagaimana negara yang dalam demokrasi diimpikan mensejahterakan rakyat, ternyata hanya ilusi semata. Negara justru bertekuk lutut kepada segelintir cukong.
Hanya Islam yang mampu memberikan solusi untuk semua problematika yang dihadapi oleh umat, Sebab, Islam bersumber dari Dzat Yang Maha Adil. Yaitu, Allah SWT Sang Maha Pencipta dan Maha Penguasa alam semesta, manusia, dan kehidupan.
Allah itu Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Dan Allah itu Maha Tahu apa yang terbaik bagi umat manusia, kehidupan dan alam semesta. Maka itulah, Allah menurunkan dan hanya memilih Islam. Sebagai agama, ideologi, way of life, dan sistem kehidupan yang paripurna dan terbaik. Bagi seluruh umat manusia, kehidupan dan alam semesta tersebut.
Islam memiliki fikrah/konsep,Berupa seperangkat sistem peraturan hidup, yang menjadi solusi real untuk menyelesaikan masalah. Yaitu, Syariah Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Dari perkara akidah, ibadah, makanan, minuman, pakaian, nafsiyah, dan akhlak. Hingga pula perkara mu'amalah (politik, ekonomi, sosial, budaya, pergaulan pria-wanita, pendidikan, kesehatan, hukum, peradilan, persanksian, pertahanan dan keamanan).
Dan Islam pun memiliki thariqah/metodologi, untuk menerapkan Syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan. Yaitu, berupa institusi politik Yang disebut Khilafah Islamiyyah . Sehingga terwujudlah keberkahan, di muka bumi dan di alam semesta.
Dan ini pernah terbukti selama lebih dari 13 abad lamanya. Ketika Khilafah Islamiyyah masih ada dan memimpin peradaban dunia. Sejak masa Rasulullah SAW berhasil mendirikan Daulah Islam yang pertama di Madinah. Dan kemudian beliau SAW pun menjadi kepala negara pertamanya. Kemudian dilanjutkan masa Khulafaur Rasyidin, Khilafah Umayyah, dan Khilafah Abbasiyah. Hingga terakhir Khilafah Utsmaniyah.Manusia dengan aneka agama, ras, suku dan bangsa bisa sejahtera, rukun hidup damai bertetangga tanpa ada apapun. Semuanya di bawah aturan Islam. Bukan ilusi, tapi fakta.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Posting Komentar