Kemiskinan Di Tengah Berlimpahnya Sumber Daya Alam
Oleh: Cia Ummu Shalihah (Aktivis Muslimah)
Negeri zamrud khatulistiwa kini tengah merana. Alamnya yang subur dan penuh kekayaan alam ternyata tak mampu membuat penduduknya hidup makmur. Banyak permasalahan yang terjadi. Salah satu yang masih menjadi problem hingga kini yakni penduduk miskin yang masih tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 sebesar 9,57 persen. Angka itu setara dengan jumlah penduduk miskin 26,36 juta orang.
Posisi itu naik 0,03 persen atau 200.000 orang dari posisi Maret 2022 yang sebanyak 26,16 juta orang miskin. Namun turun 0,14 persen atau 140.000 orang dari posisi September 2021 yang sebanyak 26,50 juta orang miskin (kompas.com/16/1/2023).
kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain upah minimum yang tidak memadai, taraf hidup masyarakat yang buruk, dan meningkatnya angka pengangguran setiap tahun tanpa adanya tambahan kesempatan kerja.
Kapitalisme Tak Mampu Mensejahterakan Rakyat
Tak ada yang bisa menyangkal bahwa Indonesia merupakan negeri yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Dengan letaknya yang strategis, negeri ini memiliki berbagai sumber daya baik yang berasal dari makhluk hidup maupun hasil tambang. Namun, kekayaan yang melimpah ini tidak pernah membuat semua rakyatnya juga ikut sejahtera bahkan mengalami kelaparan akibat kemiskinan yang meningkat setiap tahunnya.
Jurang kemiskinan yang demikian tajam adalah akibat tidak meratanya distribusi kekayaan. Hal ini disebabkan penerapan sistem kapitalisme di dunia. USA sebagai negara pemimpin global menerapkan sistem ini serta melakukan ekspansi ke berbagai negeri. Akibatnya kita menjumpai kekayaan hanya dinikmati segelintir orang saja.
Dalam sistem kapitalisme terdapat jaminan kebebasan kepemilikan. Sehingga siapapun itu berhak memiliki kekayaan di alam semesta selama dia berharta. Bahkan kita menjumpai orang-orang terkaya menguasai tambang, hutan, laut, pantai bahkan pulau.
Dalam sistem kapitalisme tidak mengenal halal atau haram. Yang menjadi standar dan ukuran adalah keuntungan. Oleh karena itu dampak kebebasan kepemilikan menjadi penyebab kedzaliman dan kemiskinan. Orang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Sistem rusak dan merusak, yakni kapitalisme demokrasi, harus segera dicampakkan dari kehidupan. Saatnya umat kembali pada sistem Islam yang terbukti mampu mengatasi masalah kemiskinan.
Islam Solusi Mengatasi Kemiskinan
Islam adalah suatu agama yang sempurna. Allah SWT menurunkan Al-Qur'an sebagai penjaga umat manusia. Menjaga manusia agar sejahtera di dunia dan akhirat.
Sejatinya harta adalah milik Allah SWT. Dialah yang berhak mengatur kepemilikan. Dalam hukum Islam ada tiga jenis harta kepemilikan. Yaitu kepemilikan individu, negara dan kepemilikan umum.
Pertama, Kepemilikan individu mencakup semua barang yang di halalkan Allah SWT untuk di miliki. Tentunya dengan cara-cara dibenarkan oleh hukum Syara'. Semisal pakaian, makanan, minuman, rumah, kendaraan, alat komunikasi dan lain sebagainya.
Kedua, Kepemilikan negara mencakup semua harta yang menjadi hak milik negara. Semisal harta fa'i, ghanimah, kharaj, jizyah, cukai perbatasan dan sebagainya. Harta ini tidak boleh dimiliki individu kecuali atas izin Khalifah atau Daulah.
Ketiga, Kepemilikan umum meliputi semua kekayaan alam yang menjadi hajat hidup banyak orang. Semisal mata air, tambang yang jumlahnya banyak, sungai, jalan, jembatan, danau, pantai, laut dan lain sebagainya. Untuk harta yang satu ini baik negara ataupun individu bahkan asing diharamkan mengusainya. Kalaupun negara mengelolanya semata untuk dikembalikan kepada rakyat. Dalam bentuk pelayanan dan pemenuhan kebutuhan pokok masing-masing warga, baik muslim ataupun non muslim.
Ketiga hal ini hanya akan terwujud dalam sistem Khilafah. Karena Khilafah adalah satu-satunya institusi yang bisa menerapkan syariat Islam secara kaffah. Berharap kemiskinan yang makin meningkat bisa teratasi, maka Khilafah adalah satu-satunya solusi yang tepat.
Wallahu a'lam
Posting Komentar