Perselingkuhan Marak, Bukti Rapuhnya Bangunan Pernikahan Dalam Sistem Saat Ini
Oleh: Nofia Cahya Arini
Penamabda.com Maraknya perselingkuhan menunjukkan rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan keluarga. Tentu ada banyak penyebab, namun tak bisa dipungkiri faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang dominan. Kondisi ini adalah hal yang wajar dalam sistem sekuler kapitalis di mana manfaat dan kesenangan jasmani menjadi tujuan . Terlebih dengan rendahnya keimanan, selingkuh dianggap sebagai salah satu solusi persoalan . Juga maraknya berbagai hal yang justru mengkondisikan selingkuh sebagai pilihan. Bebasnya sistem sosial/ tata pergaulan, rusaknya sistem pendidikan, bebasnya media dll, yang dilandasi sekulerisme kapitalisme memudahkan terjadinya perselingkuhan.
Melupakan tujuan awal menikah yang semestinya adalah Ibadah seumur hidup, mengarungi segala persoalan dengan pendamping yang telah dipilih dan telah digariskan hingga maut datang menjemput. Tapi semua itu harus ternodai dengan adanya pebuatan yang sepele namun kenyataannya begitu keji. “Selingkuh”.
Jika harus dijabarkan secara mendalam, definisi selingkuh memiliki artian yang luas. Yang tidak dapat diartikan hanya dengan satu perbuatan ataupun satu aktivitas saja. Tetapi jika dipikir secara logika saja, memikirkan orang lain disaat sudah memiliki pasangan, itu sudah termasuk selingkuh. Yap, bahkan hanya dalam angan-angan membayangkan orang lain selain pasangannya yang sah, maka sudah selingkuh lah ia.
Lalu apa kira-kira faktor utama penyebab terjadinya sebuah perselingkuhan? Apakah kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga? Apa permasalahan Ekonomi yang tiada habisnya? Atau karna tidak dapat memahami sifat dan ego masing-masing? Tentu semua itu bisa jadi pemicu timbulnya rasa ingin mencari pelampiasan yaitu dengan cara selingkuh.
Tapi sebenarnya, Iman lah yang menjadi dasar adanya sebuah pengkhianatan. Kurangnya Iman didalam diri menjadikan ia lupa akan apa-apa saja yang semestinya dihindari. Salah satu contoh terjadinya perselingkuhan bisa diawali dengan adanya sesi curhat-curhatan. Terdengar sepele bukan?
Mengesampingkan larangan berikhtilat atau bercampur baur dengan yg bukan mahram, bebas berteman dengan lawan jenis adalah hal yang lumrah dijaman sekarang ini. Bahkan ketika sudah berumah tangga, tidak ada batas dalam pertemanan antara laki-laki dengan perempuan. Membaur menjadi satu tanpa berpikir perkara-perkara yang akan terjadi jika sampai melewati batas wajar. Seperti dicontohkan diatas tadi, karna merasa bersembunyi dibalik kata “Hanya Teman” menceritakan masalah rumah tangga mungkin tak ada salahnya. Masalah yang harusnya hanya diketahui oleh Suami dan Istri saja, jadi merambat ke telinga orang lain yang bukan siapa-siapa. Bukanya memberi nasehat malah justru mengompor-ngompori, dan hal selanjutnya yang terjadi dari meminta solusi pasti berujung bermain api.
Pernikahan disistem sekuler yang kita ketahui sudah semakin rusak ini, rasanya hanya sebuah ikatan yang tak ada harganya lagi. Semakin rapuh dengan segala permasalahan yang ditimbulkan oleh Sistem sekarang ini. Ikatan yang seharusnya begitu sakral dan dijaga seumur hidup, seolah hanya permainan yang bisa dimulai dan diakhiri kapan saja. Mudah mengucap janji suci, mudah juga mengingkari. Itu semua disebabkan karna tak adanya lagi rasa Tanggung Jawab, hilangnya rasa malu, rasa kemanusiaan yang semakin hari semakin menipis, dan yang paling utama adalah Hilangnya Keimanan didalam dirinya.
Mengapa Islam melarang Wanita dengan Pria yang bukan mahram bercampur baur? Ya itu lah akibatnya nanti. Perasaan-perasaan yang seharusnya tidak timbul bisa bertumbuh hanya karna saling bertatap mata. Intesitas bertemu yang begitu sering, obrolan dengan pembahasan yang berlebihan, juga komunikasi yang melewati batas dapat menjadi dasar perselingkuhan itu terjadi.
Islam bukan Agama yang sembarangan. Bukan Agama yang membiarkan Umatnya hidup dengan sembarangan. Semuanya diatur. Hal sekecil apapun itu tak lepas dari aturan Islam yang langsung dibuat sendiri oleh Allah Swt. Segala sebab akibat telah diperhitungkan, bukan asal-asalan. Sudah banyak contoh yang terjadi, tapi tetap saja masih sulit untuk membuka mata dan menyadari.
Jika terus mengikuti nafsu maka sesatlah ia dan sudah pasti berada di jalan syetan. Pernikahan adalah hal yang suci, maka mengapa syetan begitu membenci. Segala cara dilakukan agar umat manusia berada dalam jalannya, salah satunya menodai ikatan pernikahan dengan menjadi pengkhianat dan berselingkuh. Semua tak akan terjadi jika kita memilki Iman yang kuat. Lemahnya Iman adalah sukacita bagi Syetan.
Sistem Islam adalah Sistem yang mengatur seluruh aspek kehidupan untuk Rakyatnya. Apa yang dilarang berarti memang tidak baik untuk dilakukan, dan yang diperintahkan sudah pasti benar jika dilaksanakan.
Wallahu a’lam bishawab
Posting Komentar