Palestina Memanggil Umat Muslim Untuk Berjihad
Oleh: Rina Karlina (Aktivis Muslimah Kabupaten Bandung)
Dunia sedang terguncang oleh konflik Palestina-Israel. Konflik ini sudah bergulir sejak puluhan tahun lamanya. Serbuan pasukan Hamas sebagai pemicu perang menandakan perlawanan terhadap Israel. Sebagai pembalasan atas kedzaliman rezim yang dilakukan, Hamas meluncurkan sekitar 5.000 rudal ke pangkalan militer Israel menjadikan konflik ini semakin memanas.
Selama periode 7-16 Oktober 2023, perang Israel-Palestina sudah menimbulkan sekitar 4.100 korban jiwa dan 16.100 korban luka dari kedua belah pihak. Adapun sampai hari ke-10 perang, yakni Senin malam (16/10/2023), jumlah korban jiwa dari pihak Palestina sudah sekitar dua kali lipat lebih banyak dari koban jiwa Israel. Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), sampai Senin (16/10/2023) korban Palestina paling banyak berada di Jalur Gaza, yakni korban jiwa sekitar 2.808 orang dan korban luka 10.850 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 58 orang dan korban luka 1.176 orang. Di sisi lain, korban jiwa dari pihak Israel berjumlah 1.300 orang, tidak ada laporan penambahan korban jiwa baru sejak Kamis (12/10/2023), dan korban lukanya mencapai 4.121 orang.
Menurut OCHA, Pengepungan Gaza terus berlanjut. Penyeberangan Rafah tetap ditutup, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan. Termasuk makanan, air dan obat-obatan dari Mesir. Gaza telah mengalami pemadaman listrik total selama enam hari berturut-turut. Rumah sakit berada di ambang kehancuran, karena cadangan bahan bakar untuk mengoperasikan generator cadangan hampir habis. Sehingga membahayakan nyawa ribuan pasien. Selain itu, diperkirakan ratusan orang masih terjebak di bawah reruntuhan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi kemanusiaan dan lingkungan. Termasuk mayat yang membusuk di bawah bangunan yang runtuh. (databoks, 17/10/2023)
Kejadian ini menarik perhatian dunia, terutama kaum muslim di Indonesia. Sebagai bukti solidaritas, banyak dari berbagai kalangan mendesak para penguasa dengan aksi turun ke jalanan untuk menyuarakan aspirasi. Agar para penguasa memberi bantuan nyata seperti mengirimkan pasukan militer ke Palestina. Namun sangat miris, negeri-negeri muslim hanya mengecam dan tidak mengirim pasukannya untuk membantu Palestina. Dan banyak pula umat manusia berbagai bangsa menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel.
Abainya negara terhadap kondisi umat muslim yang terdzalimi, menunjukkan lemahnya negara karena Nasionalisme. Menimbulkan rasa takut akan rusaknya hubungan diplomasi yang menguntungkan penguasa. Sehingga mustahil untuk memberikan bantuan secara militer ke negara muslim lainnya yang sedang terdzalimi.
Kejahatan Israel sangat biadab. Memicu amarah umat manusia di seluruh dunia baik itu muslim maupun non muslim. Media sosial penuh dengan berita-berita tentang kondisi Palestina yang setiap harinya di bom bardir oleh Israel. Ini menandakan bahwa masih ada rasa empati yang tinggi terhadap sesama manusia, terutama kaum muslim. Dunia pun melihat atas kekejaman Israel terhadap palestina yang semakin membabi buta, bahkan yang menjadi korban sebagian besar adalah anak-anak, orangtua dan wanita. Mirisnya, kaum muslim banyak yang tidak memahami akar persoalan dari konflik Palestina-Israel ini.
Palestina dengan keteguhan dan kesabarannya mempercayai bahwa pertolongan Allah SWT itu nyata dengan mempertahankan wilayah milik kaum muslim, karena Palestina tempat terbaik sampai akhir zaman. Sebagaimana hadist yang disampaikan. Muawiyah bin Abi Sufyan berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda:
“Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang menegakkan agama Allah, orang-orang yang memusuhi mereka maupun tidak mau mendukung mereka sama sekali tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah.
Malik bin Ya Khamir menyahut: Muadz bin Jabal mengatakan bahwa mereka berada di Syam. Muawiyah berkata, Lihatlah, ini Malik menyebutkan bahwa ia telah mendengar Muadz bin Jabal mengatakan bahwa kelompok tersebut berada di Syam. (HR. Bukhari: Kitabul Manaqib no. 3369 dan Muslim: dalam Kitabul Imarah no. 3548).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan jika Khilafah akhir zaman akan tegak di Palestina. Abdullah bin Hawalah Al-Azdi berkata, "Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis (Baitul Maqdis, Palestina), maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini." (HR: Abu Daud no. 2535)
Keyakinan orang Palestina terhadap pertolongan Allah SWT memberikan pelajaran yang sangat besar kepada kita bahwa ketika seseorang memiliki keimanan yang kuat. Musibah seberat apapun akan dilalui dengan kesabaran yang besar pula. Sungguh sangat menyayat hati, ketika melihat anak-anak Palestina tidak bisa merasakan kebahagiaan bersama keluarganya untuk menjalani kehidupan dengan normal tanpa adanya ancaman dentuman bom di setiap detiknya. Mereka tumbuh kuat dan dipaksa oleh keadaan untuk bisa lebih dewasa dari usianya dalam memahami kondisinya yang sedang terancam.
Konflik Palestina dan Israel ini tidak akan pernah selesai jika solusinya tidak tepat. Palestina membutuhkan kekuatan besar. Umat harus terus dipahamkan untuk menyuarakan pembelaan agar terwujud solusi yang menyeluruh. Perang ini terselesaikan hanya dengan 2 hal yaitu Jihad dan Khilafah. Tentu cara ini hanya dapat dilakukan ketika sistem kapitalis sekuler diganti dengan sistem Islam.
Posting Komentar