Islam Sebagai Problem Solving Untuk Stabilisasi Harga dan Pangan
Oleh: Novita Ratnasari, S.Ak.
Memasuki Bulan Desember harga bahan pokok mulai meroket naik, puncaknya menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Beberapa komoditas yang mulai mengalami kenaikan harga antara lain bawang merah, cabai rawit, cabai merah keriting, gula pasir, dan sayur-sayuran.
Bulan kemarin harga cabai sekitar Rp50 ribuan, memang sudah naik sejak kemarau panjang. Tapi tiga hari ini harga cabai merah dan rawit sama, melonjak sampai Rp80 ribu per kg. Kemudian harga gula pasir saat ini dikategorikan mahal karena mencapai Rp17,5 ribu per kg. Dulu standar harga gula pasir Rp14 ribu per kg. Sejak dua bulan terakhir harganya naik menjadi Rp17,5 ribu per kg, Rabu (6/12/2023).
Direktur Segara Institute Piter Abdullah Redjalam mengatakan, tahun ini Indonesia dihadapkan pada kondisi cuaca ekstrim dan El Nino yang menyebabkan masalah gagal panen pada sejumlah bahan pokok. Di sisi lain, terjadi kenaikan permintaan bahan pokok terjadi menjelang perayaan natal dan tahun baru. (Kompas.com)
Alasan Harga Pangan Naik
Kalau kita amati lebih dalam, siklus dan polanya masih sama, karena interpretasi ini terjadi secara berulang ditambah maraknya isu politis terkait pemilu. Menaggapi faktor utama harga pangan yang terus melambung adalah cuaca ekstrim seharusnya tidak menjadi ketimpangan seperti saat ini, karena apabila di suatu daerah dilanda kekeringan masih banyak daerah lain yang bisa di optimalkan dan dimaksimalkan.
Kondisi ini menjadi masalah apabila secara kuantitatif jumlah lahan sawah menurun, karena penggusuran untuk pembangunan insfrastruktur seperti mendirikan kawasan industri swasta, kawasan perumahan elite, perkantoran pencakar langit, dsb. Alhasil banyak sawah yang beralih fungsi padahal tidak balence antara Kerusakan dengan manfaat yang diperoleh.
Disisi lain jumlah pupuk yang tersedia tidak memenuhi dan para petani kesulitan untuk mendapatkan bibit unggul. Meskipun keadaannya sangat complicated, tidak seharusnya menjadikan impor menjadi solusi jangka panjang karena ini bisa jadi bumerang untuk kita semua.
Dibalik kebobrokan ini ada siapa?
Berdasarkan konteks diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama nya adalah faktor politis, sehingga kita perlu merevisi ekonomi yang bercorak kapitalistik neoliberal dalang dibalik ini semua.
Pertama, sistem ini memosisikan negara sebatas menjadi regulator semata, karena negara berlepas tangan dalam mengurusi umat. Sedangkan seluruh pengurusan umat dialihkan pada swasta. Padahal baromater swasta adalah laba rugi, seluruh orientasi pengaturannya tentu berdasarkan profit semata. Korporasi tidak peduli ada kesenjangan antara rakyat yang kekenyangan dan kelaparan, ini tentu menjadi problem.
Regulasi yang dibuat pemerintah jelas merugikan rakyat, alih-alih mengatur agar rakyat mendapatkan haknya dengan mencegah monopoli dan hegemoni. Pemerintahan demokrasi justru berkoalisi dengan korporasi.
Kedua, konsekuensi dialihkannya pengurusan umat pada swasta akan melahirkan para mafia pangan. Merekalah yang menguasai hulu hingga hilir persoalan pangan, mulai dari penguasaan lahan hingga penjualan retail. Alhasil, lapangan pekerjaan kian terimpit, upah kian kecil, sedangkan harga kebutuhan kian mahal.
Oleh karena itu, mustahil apabila menyandarkan solusi kepada sistem ini. Tata kelolanya yang bercorak kapitalistik neoliberal dan penguasanya yang cuek bebek terhadap nasib rakyatnya menjadi paket komplit dalam menciptakan penderitaan rakyat berkepanjangan.
Negeri ini limpah ruah akan SDA nya hanya saja karena SDM yang dianggap tidak berkompeten sehingga SDA ini dipercayakan kepada korporat aseng untuk mengelolanya. Tapi sayang seribu sayang kasus kelaparan merajalela, pengangguran menumpuk, harga pangan tidak stabil, dan kesejahteraan hanya untuk para kapital.
Dengan SDA dijadikan bahan investasi, rakyat terdampak pencemaran lingkungan dan Kerusakannya saja, tidak mampu menikmati hasilnya dengan bebas. Alhasil untuk mendapatkan pangan saja ketika badai El-Nino menghampiri harus mengeluarkan cuan dengan nominal tidak sedikit alias semua nya mehong.
Memang hanya didalam islam lah semua akan diatur ke segala lini dan arah. Semua tataran akan diurus oleh negara tanpa terkecuali.
Politik yang diperbolahkan dalam Islam
Faktor politis ekonomi kapitalistik neoliberal ini seharusnya di basmi karena tidak sesuai dengan syariat islam. Hanya berpolitik dengan islam lah yang boleh dioperasikan. Sistem politik dalam pandangan islam adalah hukum yang berkaitan dengan cara bagaimana urusan masyarakat dikelola dan diatur dengan hukum islam.
Karena politik itu sendiri dalam paradigma islam adalah mengurus urusan umat dengan menerapkan hukum islam baik dalam maupun luar negeri dengan asas kedaulatan di tangan syara' (as-siyadah li syar'i) bukan asas kedaulatan di tangan pemilik modal
Islam mewujudkan Stabilisasi Harga Pangan
Melihat akar masalahnya terletak pada tata kelola dan penguasa abai, sudah selayaknya keduanya digantikan dengan sistem Islam yang terbukti mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pertama, Islam akan mengembalikan fungsi negara, yaitu sebagai raa’in (penanggung jawab) dan junnah (pelindung rakyat). Fungsi ini hanya ada pada sistem pemerintahan islam, sedangkan sistem pemerintahan demokrasi akan menghambat kedua fungsi ini berjalan, sehingga yang nampak pun tidak pernah optimal.
Rasulullah saw. menegaskan, “Imam (Khalifah) raain (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.” (HR Ahmad, Bukhari).
Juga hadis lainnya, “Khalifah itu laksana perisai tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.” (HR Muslim).
Dari hadis di atas jelas bahwa penguasa adalah pihak yang paling bertanggung jawab menjamin seluruh kebutuhan umat, terutama kebutuhan pangan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Islam akan memastikan agar seluruh laki-laki sebagai penanggung jawab nafkah keluarga dan mendapatkan pekerjaan layak sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik.
Dalam hadis tersebut pun dijelaskan bahwa pemerintah wajib melindungi warganya, termasuk ancaman hegemoni ekonomi. Negara (Khilafah) tidak akan membiarkan korporasi mana pun menguasai rantai penyediaan pangan rakyat yang itu dapat menzalimi rakyat.
Kiat-Kiat Harga Pangan Murah
Sudah saatnya rakyat sejahtera, maka dari itu sadar aja ga cukup harus dituangkan dalam tindakan nyata.
Pertama, mempelajari islam secara menyeluruh, karena menerapkan islam layaknya prasmanan hanya menimbulkan ketimpangan, islam bukan hanya agama saja tetapi islam juga sebuah ideologi.
Kedua, tinggal kan semua aturan sekuler karena tidak sesuai ideologi islam, paham kan kalo kita ini numpang hidup di bumi nya Allah, sudah seharusnya taat dan tunduk pada hukum syara.
Ketiga, pastikan bahwa hanya islam lah aturan hidup kita, dimulai dari kita sendiri kemudian dakwah kan kepada yang lain agar bisa menyusun pazzel yang hilang sampai pada titik semua umat sadar butuh ideologi islam, sehingga menjadi urgensi meneggakkan islam di tengah-tengah ummat.
Wallahu'alam bisowab.
Posting Komentar