Remaja dalam Kubangan Sistem Kapitalisme
Oleh: Alif Aini
Di era modern ini banyak sekali kejadian yang tidak kita sangka. Pergaulan remaja sudah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Semua media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal- hal yang dapat merusak akhlak generasi muda. Masa remaja adalah masa transisi ketika anak beranjak dewasa. Masa inipun dianggap rawan dan kebanyakan orang tua menjadi gelisah juga khawatir terhadap anaknya yang menginjak usia remaja.
Maka pendampingan dan perhatian bagi remaja yang sedang mencari jati diri sangat dibutuhkan. Supaya remaja tidak terjerumus pada hal -hal yang dilarang oleh Islam dan juga norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti yang marak terjadi, diantaranya bulliying, judi online, pergaulan bebas dan bahkan sampai bunuh diri. Oleh sebab itu orang-orang yang di sekitarnya memiliki peranan penting terutama orang tua yang dapat memberi tauladan, teman sebaya yang baik, lingkungan sekitar yang kondusif dan sebagainya. Hal ini terjadi karena mereka memang masih dalam mencari identitas. Masa remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting.
Sebagai mahluk sosial, manusia tidak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja, ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Hal-hal yang bisa kita upayakan agar remaja bergaul dengan sehat sesuai etika diantaranya,
- Adanya kesadaran beragama bagi anak remaja sangat diperlukan. Pemahaman, pendalaman dan ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama.
- Memilih teman yang berkepribadian baik.
- Mengisi waktu dengan kegiatan positif.
- Perempuan dan laki-laki mempunyai batasan tertentu dalam pergaulan dan menjaga jarak dengan lawan jenisnya.
- Menstabilkan emosi, memikirkan masa depan, dan lain sebagainya.
Dampak pergaulan remaja yang labil dan tidak terkendali, umumnya rawan melakukan hal-hal yang negatif, disinilah peran orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra putri nya dengan pengawasan yang ekstra. Namun, bagi sebagian remaja larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya mereka akan memberontak dengan banyak cara, diantaranya sikap tidak hormat, berbicara kasar pada orangtua, acuh tidak acuh pada orangtua, tidak segan mengancam bunuh diri bahkan ada yang sampai tega membunuh orangtuanya sendiri karena emosi. Terjebak kenakalan dunia pendidikan misalnya bolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas dan lain-lain.
Fakta di atas ini karena adanya sistem kapitalisme, belum diterapkannya sistem Islam. Seperti yang disampaikan oleh Al-IImam Ibnu Bathah, "Sungguh hari ini manusia telah berubah,menganggap baik apa yang dulu mereka anggap buruk, menghalalkan apa yang mereka haramkan, dan menganggap makhruf apa yang dulu mereka anggap mungkar". Inilah kenyataan hidup yang sekarang kita hadapi. Hidup di zaman penuh fitnah, pola kehidupan yang hedonis menghantarkan remaja pada kubangan arus kapitalisme. Yang memaksa mereka untuk tunduk dan patuh pada nilai-nilai sekulerisme. Kehidupan yang mengedepankan materi sebagai tujuan utamanya dan melalaikan dari nilai-nilai yang bersandar pada hukum syari'at. Budaya-budaya barat diadopsi sedemikian massif hingga menjadikan perilaku yang bertentangan dengan hukum syari'at.
Islam memberikan perhatian penting kepada remaja. Sampai Allah SWT mengingatkan pada manusia untuk bersyukur di saat seseorang telah mencapai fase remaja. Karena di fase itu manusia berada di puncak kekuatan jasmani dan rohani. Firman Allah SWT, "Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur", (QS. An-Nahl:78). Sebuah pertanyaan khusus Allah siapkan di hari kiamat nanti, tentang masa remaja untuk apa digunakan. Dari Ibnu Mas'ud ra bahwa Rasulullah bersabda "Tidaklah beranjak pijakan kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sampai ia ditanya tentang lima hal, diantaranya usianya, untuk apa dihabiskan, usia remajanya, untuk apa ia gunakan, hartanya, dari mana ia peroleh dan untuk apa ia belanjakan serta tentang apa yang ia amalkan dengan ilmunya." ( HR.Tirmidzi, dinilai sahih oleh Syekh Albani dalam silsilah Ahadits As-Shahihah). Masa remaja jelas ada pertanggungjawaban sendiri di hadapan Allah SWT kelak. Ini dalil yang sangat jelas bahwa remaja dalam Islam sangat diperhatikan dan dipertimbangkan.
Tentulah peranan negara sangatlah penting dalam menyikapi masalah remaja. Di samping peran orang tua, pendidikan agama ataupun lingkungan.Tanpa campur tangan negara akan sulit terwujud adanya generasi yang bertanggung jawab untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain. Terpenting lagi tanggung jawab di hadapan Allah SWT. Penerapan syariat Islam solusinya, negara yang merapkan dan diikuti oleh rakyatnya. Hanya dengan solusi Islam, penerapan syariat Islam dapat terwujud rahmatan lil alamin.
Wallahu a'lam bishowab.
Posting Komentar