Miris, Kondisi Petani di Sistem Kapitalis
Oleh: Maryatininsih (Aktivis Muslimah)
Pembinaan usaha pertanian di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilakukan sinergi dengan keagamaan. Seperti dikutip oleh deskjabar.com, Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Bandung membangun sinergi dengan kalangan keagamaan, khususnya Islam dalam pembangunan pertanian. Cara yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung tersebut merupakan salah satu langkah awal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian.
Seperti yang kita lihat di lapangan bahwa kondisi petani di negeri ini sangat kurang diperhatikan, atau lebih tepatnya terabaikan. Mengapa terabaikan? Karena yang katanya petani adalah sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional, tapi mereka masih di gempur dengan berbagai permasalahan. Diantaranya masalah kebijakan impor yang meningkat, kemudian para petani seolah tidak diapresiasi karena murahnya harga gabah yang dihasilkan para petani dalam negeri. Baru isu impor saja harga gabah anjlok turun apalagi jika benar terjadi. Padahal biaya produksi tinggi, dengan kondisi sistem sekarang semua dikomersial kan seperti harga pupuk yang mahal, lahan pertanian yang sedikit karena sudah beralih fungsi dan lainnya.
Seharusnya pemerintah menyerap hasil panen petani dengan harga terbaik bukan malah menjatuhkan harga, dengan hobi impor dengan berbagai alasan, cuaca buruk atau gagal panen. Pada hakikatnya negara sedang mencari marjin keuntungan dari bisnis usaha vital rakyatnya.
Hal ini mengancam ketahanan dan kedaulatan pangan, para petani tidak bisa berharap banyak kepada pemerintah, karena kurangnya perhatian terhadap mereka. seperti beralih fungsinya lahan pertanian menjadi perusahaan atau perumahan dan bangun-bangunan lainnya. Maka, makin sulit para petani melakukan aktivitas nya sebagai seorang profesi, karena tidak ada sarana dan prasarananya. Mirisnya lagi para petani kehilangan kadernya atau penerusnya, karena gen z tidak ada ketertarikan di sistem kapitalisme ini.
Islam memandang bahwa sektor pangan sebagai sektor yang sangat urgen.karena pangan adalah salah satu kebutuhan mendasar selain sandang dan papan. Maka, penting untuk menjaga ketahanan bahkan kedaulatan pangan untuk diwujudkan melalui sistem politik ekonomi beserta sistem lainnya. Diantaranya terkait tanah tidak boleh terlantar karena alasan apapun. Jika dibiarkan selama tiga tahun maka mereka akan kehilangan hak kepemilikannya. Negara akan menyerahkan kepada orang yang sanggup mengelolanya. Dan jika diketahui penelantarannya karena tidak adanya modal, maka negara akan memberinya modal dan mendukung, membantu mereka menyukseskan usahanya. Mulai dari jaminan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian yang berkualitas, terjangkau, dukungan riset, dan teknologi, supervisi, informasi pasar, jaminan tataniaga yang aman dan berkeadilan dan lain-lain.
Jadi paradigma Islam jauh dari paradigma bisnis yang menghitung pengorbanan kepada rakyatnya, tetapi paradigma kepemimpinan Islam atas dasar keimanan dan menempatkan penguasa sebagai pengurus dan penjaga rakyatnya, yang merupakan amanah berat yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Maka tidak akan terjadi kasus-kasus kolaborasi pejabat dengan pengusaha hingga marak mafia impor proyek-proyek bantuan dan subsidi yang asal-asalan.
Mengembalikan sistem Islam (khilafah) pada masa ini adalah sebuah keniscayaan, kuncinya adalah menghadirkan keimanan yang melahirkan sikap tunduk pada seluruh hukum Islam. Semua itu hanya terjadi jika di tengah umat hadir sebuah jamaah yang siap bekerja siang dan malam membangun kesadaran ideologis umat dengan dakwah pemikiran bukan kekerasan. Dengan dakwah ini umat diyakinkan bahwa agama Islam yang mereka percaya bukan sekadar agama ritual berisi keyakinan-keyakinan. Islam sejatinya adalah ideologi atau jalan kehidupan yakni yang akan menyolusi seluruh permasalahan manusia termasuk problem pangan.
Jika Islam diterapkan secara totalitas mereka akan kembali mulia meraih level kesejahteraan yang didambakan. Allah SWT. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul Apabila Rasul menyeru Kamu pada suatu yang memberi kehidupan pada kamu ketahuilah bahwa sesungguhnya kepadaNYA lah Kamu akan dikumpulkan.” (Qur'an surat Al-Anfal: 24)
Wallahualam bissawab
Posting Komentar