PHK Massal Terjadi, Angka Pengangguran Makin Tinggi
Oleh: Wakini (Aktivis Muslimah)
Ekonomi dunia tengah lesu, begitu juga dengan tsunami PHK yang dilakukan perusahaan besar dunia. Seperti pabrik tekstil dan industri padat karya juga melakukan pemangkasan pekerja. Baru-baru ini mencuat unggahan video di media sosial yaitu PHK( pemutus hubungan kerja) yang di lakukan oleh PT Hung-A Indonesia yang bakal memangkas sekitar 1.500 pekerja, mulai Februari 2024 mendatang.
Begitu juga yang dilansir dari CNBC Indonesia pada 29/12/2023," Perusahaan Survei Resume Builder memperkirakan pemutusan hubungan kerja massal diperkirakan akan terjadi tahun 2024, dalam survei tersebut, diperkirakan empat dari sepuluh perusahaan mengatakan mereka akan melakukan PHK pada tahun 2024, sehingga memicu kekhawatiran terjadinya resesi, dan lebih dari separuh juga mengatakan berencana menerapkan pembekuan perekrutan. Alasan salah satunya adanya PHK, karena perusahaan tidak sanggup menghadapi serbuan produk impor, baik legal maupun ilegal kepasar dalam negeri, hingga menyebabkan stok pabrik dalam negeri menumpuk dan berujung pada pengurangan produksi hingga berakibat PHK.
Sedangkan bagi perusahaan yang berorientasi ekspor sebagaimana sektor garmen tutupnya diakibatkan perang Rusia- Ukraina yang telah menciptakan krisis di Amerika dan Eropa sehingga menimbulkan permasalahan bagi pabrik di dalam negeri.
Masifnya PHK yang terjadi saat ini dampak dari paradigma kapitalisme, dimana yang kuat dialah yang berkuasa. Persaingan bisnis atau usaha adalah hal yang lumrah terjadi, tak ayal, perusahaan yang kalah bersaing akan ditinggalkan customer. Apabila tak segera berinovasi, siap-siap kebangkrutan membayangi. Sehingga cara efektif dalam mengurangi pengeluaran perusahaan adalah dengan memangkas karyawan, karena menggaji karyawan dianggap hal yang paling membebani pembiayaan. Tak heran banyak perusahaan besar lebih memilih memangkas pekerja untuk menekan biaya produksi. Di samping itu, adanya teknologi Revolusi industri 4.0 memiliki efek domino yang cukup luas. Tenaga manusia mulai tergantikan dengan tenaga mesin.
Wajah rimba begitu nampak dalam ekonomi Kapitalis, yang bermodal besar akan mengalahkan pemodal kecil. Tak ada penjagaan negara dalam hal ini, Indonesia sendiri terikat dengan aturan global ekonomi Kapitalis. Sehingga terjadinya tsunami PHK yang berimbas makin meningkat angka pengangguran di Indonesia. Kalau sudah seperti itu, jelas sistem Kapitalisme tak sesuper yang dinarasikan, dan bahkan memustahilkan kesejahteraan. Alih-alih kekayaan alam dikelola untuk rakyat, malahan kapitalisme hanya melanggengkan kekayaan untuk para pemodal dan para investor. Dengan melihat berbagai fakta kerusakan kapitalisme, masihkah kita berharap pada sistem yang merusak dan tak manusiawi ini?
Islam memiliki seperangkat aturan, baik dalam perolehan harta kekayaan dan pemanfaatannya baik dalam kegiatan konsumsi maupun distribusi, semua diatur sesuai dengan aturan Islam. Dalam Islam, laki-laki diharamkan menganggur apalagi bermalas-malasan, maka negara yang menerapkan sistem Islam akan memastikan hal ini tidak terjadi.
Negara yang menerapkan aturan Islam memiliki proyek-proyek kepemilikan umum yang merupakan hak rakyat, yaitu SDA yang melimpah. Maka, negaralah yang bertanggung jawab mengelolanya sehingga negara memiliki perusahaan dalam jumlah yang besar dan mampu menyerap tenaga kerja dari warga negaranya.
Negara yang menerapkan sistem Islam pun akan turun tangan memberi bantuan modal tanpa riba kepada individu yang ingin membuka usaha, sehingga individu tersebut memiliki akses ke dalam pergerakan ekonomi. Negara yang menerapkan aturan Islam tidak akan mudah mengeluarkan kebijakan impor yang menjadikannya bergantung pada negara lain.
Demikianlah sistem perekonomian dalam negara Islam, yang mampu meminimalisasi angka pengangguran dan PHK, dan rakyat pun akan sejahtera dengan penerapannya.
Wallahuallam bissawab.
Posting Komentar