Bank Emok dan Pinjol, Kapitalisme vs Islam
Oleh: Aas K (Aktivis Muslimah)
Praktik rentenir dengan istilah bank emok dan pinjol saat ini tengah menjamur di beberapa wilayah di Jawa Barat. Meskipun telah menjadi musuh bersama, bank emok dan pinjaman online (pinjol) masih sering digunakan oleh masyarakat Kabupaten Bandung. Seperti yang dikutip media online AYOBANDUNG.COM, Minggu (4/01/2024), Wakapolresta Bandung Maruli Paradede, mengungkapkan bahwa bank emok dan pinjol sering menjadi sumber keluhan yang diterima kepolisian, terutama di Kabupaten Bandung, seperti yang terungkap saat acara Jumat Curhat.
Saat ini bahan-bahan pokok naik, biaya sekolah tinggi, tarif listrik yang berangsur-angsur naik membuat rakyat tercekik, terutama para ibu yang bingung mengatur anggaran rumah tangga. Hal ini mendorong mereka mencari pinjaman yang dapat ditempuh tanpa harus mengeluarkan ongkos. Pinjol dan bank emok seolah hadir untuk menjawab kebingungan para ibu. Meskipun dengan bunga yang tidak sedikit, tapi kehadirannya bisa dibilang sebagai angin segar bagi mereka. Bank emok dan pinjol kini sedang digandrungi, karena selain mekanisme kerja yang mudah dijangkau, merekapun menawarkan pinjaman bagi siapa saja yang membutuhkan.
Bank emok dan pinjol hanya salah satu masalah dari banyaknya permasalahan terkait dengan ribawi. Pasalnya, riba ini merajalela hingga ke desa-desa terpencil. Masyarakat menengah ke bawah terpaksa meminjam uang kepada bank emok dan pinjol karena mengalami kesulitan ekonomi, sulitnya lapangan kerja dan keimanan yang tipis membuat masyarakat mengambil jalan pintas dengan pinjaman berbasis bunga (riba) kepada rentenir yang lebih mudah didapat.
Bila kita cermati lebih dalam, masalahnya bukanlah terletak pada legal atau tidak legalnya bank emok dan pinjol. Namun, bank emok dan pinjol adalah sebuah lembaga ribawi yang memberikan pinjaman dengan kompensasi bunga dan itu diharamkan dalam Islam.
Sebagaiman Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Qs. Al-Baqarah:275 yang artinya "Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."
Kehadiran pinjol dan bank emok pada hakikatnya merupakan indikasi betapa sulitnya kehidupan dan mahalnya kesejahteraan bagi rakyat saat ini. Perlu disadari baik bank emok ataupun pinjol merupakan praktik ribawi yang sudah tersistem oleh negara. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa betapa sulitnya kesejahteraan didapat di era kapitalis-sekuler. Dalam sistem ini pinjol dan bank emok sulit diberantas karena sedari awal memang sudah tidak ada niat untuk memberantasnya.
Berbeda dengan sistem Islam yang menerapkan seluruh hukum-hukum Allah Swt. Sang Pemilik alam semesta yang tentunya adil dan menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Islam menyejahterakan rakyatnya yaitu melalui dua aspek:
(1) Penghasilan. Untuk memastikan agar penghasilan domestik pemerintahan Islam akan memenuhi kebutuhan seluruh rakyatnya, maka aturan di Islam yang berkaitan dengan sumber ekonomi benar-benar diterapkan dengan baik dan benar. Sumber tersebut meliputi: industri pertanian, perdagangan dan layanan. Seluruh sumber tersebut benar-benar dapat menghasilkan barang dan jasa hingga mampu menjamin penghasilan, penggunaan dan distribusi masyarakat. Inilah Mengapa di Islam menetapkan larangan riba dalam perdagangan Karena akan merusak ekonomi. Islam juga memastikan industri kepemilikan umum itu tidak boleh dikelola swasta, baik domestik maupun asing. Ini juga untuk menjamin tahap penghasilan dan menjamin kemakmuran rakyat.
(2) Distribusi. Penghasilan dengan tahap yang tinggi hanya satu yang wajib dipastikan oleh pemerintahan Islam, yaitu pendistribusian barang dan jasa tersebut dengan baik di tengah masyarakat sehingga setiap individu dapat dipastikan telah memenuhi seluruh kebutuhannya. Dengan cara itulah Islam mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya.
Baik bank emok maupun pinjol hadir bagaikan angin segar di tengah kesulitan hidup saat ini, bukanlah solusi yang mampu menyegarkan kondisi kesejahteraan rakyat apalagi jika sistem kapitalis sekuler masih tetap digunakan dalam negeri ini.
Bukan solusi hakiki yang didapat, malah makin menjerat rakyat dalam pusaran maksiat. Maka hanya Islam kaffahlah yang dapat menyejahterakan rakyatnya, berkah dan aman karena mendapat rida Allah Subhanahu wa ta'ala.
Wallahualam bissawab
Posting Komentar