Sekulerisme Menihilkan Rasa Kemanusiaan
Oleh: Puspita Ningtiyas
Sistem sekulerisme saat ini, telah menihilkan semua hal penting yang ada pada diri manusia, termasuk rasa kemanusiaan. Jika aspek agama dipinggirkan, memang begitulah dampaknya. Hal itu karena hanya Islam yang bisa memanusiakan manusia dan memberikan teladan hakiki, panutan untuk seluruh manusia di bumi.
Dana Palestina, Dipangkas!
United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA), sebuah lembaga yang didirikan oleh PBB pada 8 Desember 1949 yang difungsikan sebagai badan operasional non politik yang bertanggung jawab atas kemanusiaan pengungsi Palestina, melakukan pemangkasan dana untuk Palestina. Hal ini disampaikan oleh berbagai media pemberitaan, seperti yang dilansir di laman https://www.voaindonesia.com/,
“Ironisnya negara-negara donatur justru menangguhkan anggaran mereka bagi UNRWA – badan PBB yang bekerja untuk membantu pengungsi Palestina – setelah Israel menuduh beberapa staf badan itu terlibat dalam serangan ke selatan negaranya pada 7 Oktober lalu.”
Hal ini memberikan gambaran bahwa dunia hari ini memang kurang memiliki empati. Bahkan dunia hari ini bisa dikatakan sedang mengalami krisis kemanusiaan hingga tega mengabaikan penderitaan rakyat Palestina yang semakin berat, juga penderitaan anak-anak yang tak berdosa. Dunia diam saja, seolah merestui perubahan anggaran ini.
Perubahan anggaran yang dilakukan oleh UNRWA ini, selain membuktikan nihilnya rasa kemanusiaan dunia atas penderitaan muslim Palestina, juga menjadi bukti rusaknya tata kehidupan hari ini, akibat sistem kapitalisme yang dilandasi oleh aqidah sekulerisme.
Sekulerisme memiliki pengertian memisahkan agama dari kehidupan. Jika aspek agama dipisahkan, maka aturan apapun di dalam kehidupan ini, akan dikembalikan kepada kehendak manusia. Jika kehendak manusia dibebaskan, sudah pasti sarat dengan kepentinga pribadi. Jangankan membela Palestina yang jauh disana, rakyatnya sendiri saja tidak menjadi prioritas utama.
Nilai Kemanusiaan Di Dalam Islam
Islam adalah sistem hidup yang melindungi nyawa manusia, apalagi warga sipil di medan perang seperti di Palestina hari ini. Islam bahkan Allah turunkan untuk rahmat bagi seluruh alam, yang akan memastikan bukan hanya manusia, tapi seluruh ciptaan-Nya berkehidupan yang layak di atas muka bumi ini. Satu saja nyawa manusia itu sangat berharga , hingga Islam menyampaikan itu lebih berharga dari dunia seisinya.
“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).
Islam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan membolehkan umatnya melakukan perbuatan untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan (qimah insaniah) termasuk pada umat lain yang membutuhkan bantuan. Tinta emas sejarah telah mencatat bahwa pertolongan besar untuk dunia justru diperoleh dari peradaban Islam.
Sultan Ottoman yang bernama Sultan Abdul Majid pernah menawarkan bantuan sebesar £10.000 atau sekitar USD 1,3 juta saat ini, untuk membantu masyarakat Irlandia yang kelaparan. Namun, Ratu Victoria yang telah mengucurkan bantuan ke Irlandia sebesar £2.000 menolak, sang ratu tidak mau menerima bantuan apa pun yang melebihi bantuan yang dia berikan. Sultan Abdul Majid kemudian dengan berat memangkas tawaran bantuan dan mengirim £1.000 ke Irlandia.
Tentang Palestina yang kini mengalami tragedi kemanusiaan tragis, dahulu, salah satu Sultan Ottoman juga, Sultan Abdul Hamid II pernah menolak dengan tegas permintaan Israel untuk menduduki tanah Palestina. Hal ini menunjukkan bahwa, selain Islam sangat mempedulikan nilai-nilai kemanusia, juga menjadi perisai bagi musuh-musuh Islam yang hendak menjajah wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.
Maka jelas, dengan menerapkan Islam, nilai-nilai kemanusiaan akan terwujud secara nyata. Sebaliknya jika kita tetap mempertahankan sistem kapitalisme-sekulerisme yang diterapkan oleh hampir seluruh negara di dunia saat ini, nilai-nilai kemanusiaan tersebut akan tetap nihil.
Posting Komentar