Banjir Terus Melanda, Siapa Peduli
Oleh: Sumarini
Kenyamanan hidup di Sistem Demokrasi seperti yang kita rasakan saat ini benar2 sangat jauh dari kata ' ada ' sama sekali bahkan tidak kita dapatkan terkait apapun itu. Masih mungkin bagi para pejabat Dan penguasa dan juga pengusaha ataupun yang sekelas dengan golongan yang setara dengan itu bisa untuk merasakan kenyamanan hidup sebab keberadaan mereka, mereka bisa buat apa saja, mau punya rumah mewah dengan lokasi strategis dan yang pastinya jauh dari yang namanya kebanjiran.
Pernah tidak dengar rumah pejabat yang kebanjiran, atau mungkin rumah Mentri siapa gitu yang juga kebanjiran, atau bahkan rumah kepala negara kita yang kebanjiran. Semua itu jelas gak terjadi ya sebabnya mungkin kita semua juga tau karena jelas fasilitas tempat untuk mereka tinggal sudah benar2 dipastikan aman dari yang namanya banjir.
Bicara soal banjir sudah sangat panjang deretan banjir2 yang sudah melanda Negeri ini. Beberapa waktu yang lalu hingga kini Yang justru malah makin parah meluasnya melanda sejumlah daerah, rumah2 milik warga yang terendam banjir membuatnya tidak bisa lagi untuk tinggal di rumah miliknya, terpaksa mengungsi di tempat2 pengungsian. Benar2 kondisi ini sulit untuk di jalani bagi kita jika tidak karena terpaksa. Sebab mau bagaimana lagi, dan mau kemana ketika rumah tempat hidup dan tinggal sudah seperti sungai dimana tempat ikan tinggal. Bukan hanya satu atau dua hari, bahkan hingga berminggu-minggu dan bulanan banjir melanda dan tiada surut. Kalau sudah begini, siapa yang mau peduli? benar-benar kondisi yang melelahkan dan menyedihkan.
Dampak kebijakan pembangunan sebab mengalih fungsikan lahan adalah sebagian besar dari penyebab banjir yang terus melanda, pembangunan oleh para kapitalistik tidak hanya abai pada kehidupan manusia maupun juga keseimbangan alam, namun bahkan menimbulkan kerusakan parah dan akibat semua itu tidak membuat mereka merasa bersalah dari dampak perbuatan mereka. Pada akhirnya, kitalah rakyat kecil yang merasakan.
Bagaimana bisa kita yang seharusnya hidup dalam kenyamanan, kumpul bersama dengan keluarga di rumah kita yang nyaman dan disanalah kebahagiaan itu akan kita rasakan, tapi ketika banjir datang semua itupun hilang dalan kepanikan.
Tinggal bersama-sama dengan orang yang bukan mahram di tempat-tempat pengungsian adalah kesalahan besar dan apakah mereka pernah berpikir demikan? Makanan yang diberikan lewat bantuan-bantuan sosial maupun dari pemerintah terkadang tidak mengandung asupan gizi, sehingga kondisi kesehatan kita juga bisa jadi terganggu. Sungguh, semua yang terjadi ini adalah akibat dari ulah pemerintah dan juga Oligarki dengan segala kebijakan yang banyak mengorbankan rakyat. Bagaimana rasanya kita yang hidup di daratan tapi justru seperti di sungai-sungai yang terus merendam tempat lokasi kita hidup. Dan nyatanya, pemerintah saat ini sama sekali tidak ada upaya-upaya yang jelas demi menyelamatkan nasib umat yang menderita akibat banjir yang sudah merenggut kenyamanan kehidupan mereka.
Solusi dari semua permasalahan ini tak lain hanyalah kembali kepada Islam. Negara punya kewajiban untuk mengurus rakyatnya, mencegah dari segala jenis bencana yang akan menimbulkan penderitaan bagi rakyatnya merupakan kewajiban yang mesti dilakukan. Kebijakan-kebijakan dalam rangka pembangunan yang akan dibuat tentunya tidak akan mengorbankan keselamatan hidup umat menjaga ketentraman dan memberikan kenyamanan juga tentunya semua akan diatur sesuai dengan fungsinya, kepemilikan lahan, pengelolaan lahan akan diatur sesuai mekanisme yang ada. Jadi, salah jika kita sekarang berharap pada sistem ini. Sistem yang jelas-jelas ada pembeda disana, ada kesenjangan yang mencolok, ketidakadilan, ketidak nyamanan, dan yang merasakan semua hanya umat yang tidak dianggap oleh Negara. Dan mereka-mereka yang bersama penguasa hidup dalam suasana yang serba baik, serba cukup, nyaman dan ini adalah gambaran yang nyata pada sistem ini.
Akhirnya ketika Islam jelas akan memberikan semua yang dibutuhkan umat, mengapa tidak kita sambut baik dengan segala tawaran baiknya, yang dapat mengembalikan apa yang menjadi hak kita umat sebagai bagian dari kewajiban Negara untuk memenuhinya.
Sekali lagi, Islam adalah akhir dari segalanya, yang akan mengakhiri derita umat. Amin..
Wallahu A'la bisawab.
Posting Komentar