Palestina Berlebaran di Tengah Konflik Bagaimana Sikap Pemimpin Dinegri Muslim
Oleh: Susi Ummu Musa
Jika sebagian masyarakat Indonesia masih mengeluhkan karna tidak ada kue lebaran untuk disajikan lalu bagaimana dengan Palestina?
Jika banyak para ayah yang sudah bekerja keras untuk keluarga namun gaji tersebut tidak cukup membeli baju lebaran untuk anaknya lalu bagaimana dengan para ayah di Palestina?
Mereka bahkan tak sanggup membayangkan jasad anak anak mereka yang telah hancur akibat serangan zionis.
Semua itu bukan tentang kue lebaran atau baju baru dihari raya idul fitri namun Allah meminta bagaimana kondisi iman kita saat setelah kita menjalankan ibadah Ramadhan , masihkan kita bisa mempertahankan kondisi keimanan kita seperti saudara kita dipalestina?
Berbulan bulan telah berlalu negri dan rumah rumah mereka telah hancur luluh lantak, tak ada lagi rasa nikmatnya tidur dikamar yang empuk atau bahkan menikmati indahnya berbuka puasa bersama keluarga tercinta dirumahnya.
Hingga sampai tibanya bulan Ramadhan pun saudara kita dipalestina belum mendapatkan hak kemerdekaan atau penghentian serangan dari zionis, mereka tetap berpuasa dan menjalankan ibadah ditengah keadaan mencekam.
Namun mereka tidak goyah sedikitpun untuk lari dari tempat tinggalnya, mereka berpuasa tanpa makanan dan minuman karna bantuan tak sampai kepada mereka, sungguh ini adalah pemandangan paling buruk dizaman ini, lalu apakah mereka meninggalkan kewajiban itu dari Rabbnya? Tidak! Bahkan mereka semakin takwa dan yakin bahwa syurga balasannya. Ini adalah tentang keimanan yang sesungguhnya dan itu hanya ada pada penduduk Palestina.
Bagaimana sikap Penguasa Muslim?
dalam sebuah media ideologis internasional, Ahad (24-3-2024) menegaskan bahwa penguasa muslim tidak akan menyelesaikan masalah Palestina. Pasalnya, lanjutnya, proyek “dua negara untuk dua bangsa” adalah proyek Barat, begitu pula Organisasi Kerja sama Islam (OKI) yang didirikan pada 1969 dan berkantor pusat di Jeddah, Arab Saudi.
“Sejak awal berdirinya, OKI telah bekerja demi kepentingan penjajah Barat dan semua konferensi mengenai penyelesaian masalah Palestina hanya diselesaikan dalam kerangka yang dibuat oleh Barat yang tidak beriman,” jelasnya.
Setiap kali umat Islam Palestina bangkit melawan entitas Zion*s, lanjutnya, para penguasa tiran yang korup ikut berperan, berpura-pura menjadi pembela umat Islam Palestina dan mulai mengorganisir konferensi, membawa putra-putra umat Islam yang pemberani menjauh dari medan perang ke medan perang. bidang solusi politik kompromi, melupakan darah mujahidin, perempuan tidak berdosa, anak-anak dan orang tua.
Inilah sikap penguasa muslim untuk Palestina mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan perang ini, bahkan kondisi Palestina yang telah banyak memakan korban.
Penguasa muslim hanyalah boneka yang bisa berbicara hanya untuk mewakili tuannya penjajah kafir mereka bahkan telah menghianati kepentingan islam dan umat islam.
Seperti inilah kondisi umat tanpa adanya sang perisai hakiki yaitu kholifah.
Hanya Khilafah Solusinya
Benar apa yang dikatakan Rasulullah saw tentang keadaan umat islam "Banyak namun terombang ambing seperti buih dilautan". Begitupun yang terjadi dinegri negri muslim lainnya tidak peduli dengan saudaranya karna tersekat nation state mereka beralasan itu bukan kebijakan kami.
Hanya bentuk kecaman dan bantuan Logistik yang mereka tawarkan namun tidak untuk penghentian atau penyatuan para tentara islam agar bergabung melawan zionis.
Maka hanya ada satu cara untuk Palestina yaitu adanya khilafah rasyidah yang dipimpin seorang kholifah untuk membebaskan Palestina, membersihkan Palestina dari kebiadapan zionis dan mengembalikan pengungsi untuk berada di tempat mereka .
Kemenangan itu akan tiba dan itu sudah janji Allah swt dengan tegakknya daulah khilafah islamiah yang kedua.
Wallahu a lam bissawab
Posting Komentar